Kembali ke Surat Al-Fatihah

الفاتحة (Al-Fatihah)

Surat ke-1, Ayat ke-1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Aku memulai membaca Alquran dengan menyebut nama Allah sambil memohon pertolongan kepada-Nya. Allah adalah merupakan nama Untuk Robb Yang Maha banyak berkahnya lagi Maha Tinggi, zat yang berhak diibadahi yang tidak ada yang lain selain-Nya. Dan ini adalah merupakan nama paling khusus diantara nama-nama Allah ta'ala yang tidak dinamai dengan nama ini selain Allah yang Maha banyak berkahnya lagi Maha Tinggi. الرَّحْمَنِ (yang maha pengasih) yang memiliki Rahmat umum yang meliputi seluruh makhluk, الرَّحِيمِ (yang maha penyayang) yakni kepada orang-orang Mukmin. dan keduanya merupakan dua nama diantara nama Allah ta’ala yang keduanya mencakup penetapan sifat Rahmah (menyayangi) bagi Allah sebagaimana yang layak bagi keagungannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/44-surat-al-fatihah-ayat-1.html

📚 Tafsir as-Sa'di

Maknanya “saya memulai dengan setiap nama-nama Allah ta'ala, karena lafaz Ismun adalah kata mufrod (tunggal) yang disandarkan, maka ia mencakup seluruh nama-nama yang baik (Asmaul Husna). Lafaz Allah artinya yang dituhankan dan yang disembah yang berhak diesakan dalam penyembahan, karena Allah memiliki sifat uluhiyyah (ketuhanan) dan itu merupakan sifat yang sempurna. Lafaz arrohman arrohiim merupakan dua nama yang menunjukkan bahwa Allah memiliki Rahmat yang luas dan besar yang mencakup segala sesuatu, rahmat-Nya mencakup bagi seluruh yang hidup. dan Allah menetapkan rahmat-Nya bagi orang-orang yang bertakwa yang mengikuti para Nabi dan Rasul -Nya.

Maka bagi mereka akan mendapatkan rahmat yang mutlak. Adapun selain mereka akan mendapatkan bagian yang sedikit dari Rahmat itu. dan ketahuilah diantara kaidah yang disepakati oleh para Salaf umat dan para imamnya bahwasanya iman terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah dan hukum-hukum yang terkandung dalam sifat-Nya. Sebagai contoh, mereka beriman bahwasanya Allah maha pengasih lagi maha penyayang, artinya Allah memiliki Rahmat yang disifati oleh Allah dan berhubungan dengan yang dirahmati nya yaitu hamba-Nya. maka seluruh nikmat adalah bukti dari rahmat Allah. dan demikian juga pada seluruh nama-nama Allah yang lain. contoh yang lain seperti sifat Allah “Maha Mengetahui” artinya Allah Maha Mengetahui yang memiliki ilmu yang dengan ilmu itu Allah mengetahui segala sesuatu.

Allah Maha Kuasa yang memiliki kekuasaan yang dengan kekuasaan itu Allah mampu melakukan apapun.

Sumber: https://tafsirweb.com/44-surat-al-fatihah-ayat-1.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

{Bismillaahirrahmaanirrahiim} Aku memulai bacaanku seraya meminta pertolongan dengan menyebut nama Allah dan DzatNya. Dialah Dzat yang penuh rahmat (kasih sayang) dan kebaikan yang dilimpahkan kepada mereka yang diberkahi. Sifat Ar-Rahman cakupannya lebih luas daripada Ar-Rahim.

Nama Allah dimunculkan berdasarkan dzat, hakikat dan wujudNya

Sumber: https://tafsirweb.com/44-surat-al-fatihah-ayat-1.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Makna dari “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk” adalah: Aku meminta perlindungan di sisi Allah dari setan yang terkutuk. agar tidak menggangguku dalam (urusan) agamaku atau duniaku, atau menghalangiku dari melakukan apa yang diperintahkan olehNya, atau menghasutku untuk melakukan apa yang dilarangNya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menghentikan setan menggoda manusia kecuali Allah. Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk membujuk dan berlaku kepada setan dari golongan manusia dengan berbuat baik kepadanya, sehingga perangainya berubah dari yang membahayakan.Allah juga memerintahkan untuk meminta perlindungan kepadaNya dari setan dari golongan jin, karena dia tidak akan menerima bujukan atau pengaruh baik, karena deia memiliki perangai jahat, tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali Dzat yang menciptakannya." Makna kalimat ini terdapat dalam tiga ayat Al-Quran.

Saya tidak mengetahui yang keempat. Firman Allah dalam Surat Al-A'raf: (Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh (199)( Ayat ini berhubungan dengan perlakuan terhadap musuh dari golongan manusia. Kemudian Allah berfirman: (Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah (200)) (Surat Al-A'raf).

Dan Allah berfirman dalam Surah Al-Mu'minun: (Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1)) (Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (96), Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan (97) Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku (98)) (Surat Al-Mu'minun) Dan Allah berfirman dalam surah As-Sajdah: (Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (34) Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar (35) Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.

Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (36)) Setan dalam bahasa bangsa Arab berasal dari kata “Syathana” yang berarti menjauh. Dia jauh dari sifat-sifat manusia dan dengan kefasikannya, dia jauh dari segala kebaikan. Dan “Ar-Rajiim” adalah bentuk isim fail yang bermakna maf’ul yaitu "tekutuk" dan "terbuang" dari segala kebaikan, sebagaimana firman Allah: (Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan) (Surat Al-Mulk: 5) Allah berfirman (Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang (6) dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka (7) syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru (8) Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal (9) akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang menyala-nyala (10)) (Surah As-Shaffat) Para sahabat membuka kitabullah menggunakan bacaan ini.

Para ulama sepakat bahwa bacaan ini merupakan bagian dari surah An-Naml. Sebuah ungkapan “Bacalah dengan menyebut nama Allah, Tuhanmu, berdiri atau duduklah dengan mengingat Allah SWT. Ungkapan dari Ibnu Jarir.

"Allah" adalah nama yang menunjukkan kepada Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi. Dikatakan bahwa "Allah" adalah nama yang paling agung karena mencakup semua sifat-sifatNya, sebagaimana Allah berfirman (Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (22) Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (23) Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna.

Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (24)) (Surah Al-Hasyr).

Nama-nama yang lain adalah sifat-sifat bagiNya, sebagaimana Allah berfirman: (Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.

Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan) (Surah Al-A'raf 7:180).

Dan Allah berfirman: (Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang terbaik) (Surah. Al-Isra110).

"Allah" adalah nama belum pernah digunakan selain Dia SWT. Oleh karena itu, tidak ada akar kata yang sesuai dengan itu dalam bahasa bangsa Arab. Asalnya adalah "Al-Ilah", lalu dihilangkan hamzahnya (yang merupakan fa' kalimah), dan bertemu dengan "lam" (yang merukakan ‘ain kalimah) bersamaan dengan “lam zaidah” agar bisa dibaca, kemudian salah satunya digabungkan dengan yang lain, sehingga keduanya menjadi satu "lam" yang disyiddah untuk menguatkan pengagungan.

Maka diucapkanlah "Allah." “Ar-Rahman Ar-Rahim” adalah dua nama yang berasal dari akar kata (rahmah) yang memiliki arti kasih sayang yang dalam bentuk hiperbola. “Ar-Rahman” merupakan bentuk yang hiperbola daripada “Ar-Rahim. Dalam penjelasan Ibnu Jarir, tidak sepenuhnya ditemukan kisah tentang kesepakatan atas hal ini. Abu Ali al-Farisi mengatakan bahwa "Ar-Rahman" adalah nama yang mencakup segala jenis kasih sayang yang hanya dikhususkan untuk Allah.

Sementara "Ar-Rahim" adalah nama untuk kasih sayang kepada orang-orang mukmin. Allah berfirman: (Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.) (Surah Al-Ahzab: 43).

Ibnu Abbas mengatakan bahwa keduanya adalah nama yang lembut, tetapi salah satunya lebih lembut daripada yang lain, yaitu lebih banyak kasih sayangnya. Nama Allah SWT, "Ar-Rahman" adalah nama yang khusus bagi Allah dan tidak digunakan untuk menyebut yang lain. Allah berfirman: (Katakanlah: Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang terbaik) (Surah Al-Isra: 110) dan Allah berfirman (Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?") (Surah Az-Zukhruf).

Adapun "Ar-Rahim" digunakan untuk menyifati selain Allah. Allah berfirman: (Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (128)) (Surah At-Taubah).

Sebagaimana Allah juga menyifati selainNya dengan nama-namaNya, seperti dalam firmanNya: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat (2)) (Surah Al-Insan).

Jadi sesungguhnya nama-nama Allah SWT ada yang digunakan untuk menyifati selainNya dan ada pula yang khusus hanya bagiNya. Seperti nama “Allah”, “Ar-Rahman”, “Al-Khaliq, “Ar-Razzaq” dan nama lain yang serupa dengan itu. Maka dari itu, dimulai dengan menyebut nama Allah dan disifati dengan “Ar-Rahman karena ini adalah nama yang lebih khusus dan lebih dikenal daripada "Ar-Rahim", karena penamaan yang pertama adalah nama yang paling mulia.

Maka dari itu, dimulailah dengan yang paling khusus dan kemudian yang lebih umum"

Sumber: https://tafsirweb.com/44-surat-al-fatihah-ayat-1.html

Informasi Tambahan

Juz

1

Halaman

1

Ruku

1

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved