Kembali ke Surat Al-Baqarah

البقرة (Al-Baqarah)

Surat ke-2, Ayat ke-96

وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛوَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛيَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ

Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan kamu -wahai Rasul- akan benar-benar mengetahui bahwa sesungguhnya kaum Yahudi itu adalah orang-orang yang paling berambisi untuk hidup lama apapun keadaan kehidupan tersebut meskipun diliputi kerendahan dan kehinaan, bahkan hasrat mereka untuk hidup lama melebihi keinginan orang-orang musyrik. Orang-orang Yahudi bermimpi untuk hidup selama 1000 Tahun lamanya, namun umur yang panjang ini (kalau terjadi) tidak akan menjauhkan mereka dari siksa Allah. Dan Allah ta'ala tidak ada sesuatupun yang tersembunyi baginya dari perbuatan-perbuatan mereka, dan dia membalas mereka atas perbuatan yang telah mereka lakukan itu dengan azab yang layak mereka dapatkan.

Sumber: https://tafsirweb.com/499-surat-al-baqarah-ayat-96.html

📚 Tafsir as-Sa'di

96. “Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun.” Hal ini, adalah lebih dalam maknanya dari sekedar ketamakan, di mana mereka berkhayal tentang suatu hal yang paling mustahil di antara hal-hal yang mustahil, walupun faktanya bila mereka diberikan kehidupan sebanyak yang disebutkan dalam ayat ini, tetap saja tidak ada gunanya sama sekali bagi mereka, dan tidak juga menyelamatkan mereka dari azab. “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” Ini adalah sebuah ancaman bagi mereka dengan adanya pembalasan terhadap perbuatan-perbuatan mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/499-surat-al-baqarah-ayat-96.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

Wahai Muhammad, kamu akan benar-benar mengetahui bahwa kaum Yahudi itu adalah kaum yang paling tamak atas kehidupan dunia. Mereka adalah orang yang paling tamak atas kehidupan dunia, bahkan melebihi orang-orang musyrik, melebihi yang tidak beriman terhadap hari kebangkitan, akhirat maupun hari pembalasan. Kaum Yahudi berharap, andaikan umur mereka sampai seribu tahun, padahal umur panjang tidak akan menjauhkan mereka dari azab Allah, meskipun dalam keadaan masih hidup apalagi ketika sudah mati.

Allah Maha Melihat terhadap perbuatan mereka di dunia, dan akan Allah balas di akhirat

Sumber: https://tafsirweb.com/499-surat-al-baqarah-ayat-96.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Allah SWT berfirman kepada nabiNya Muhammad SAW, (Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar (94)) maknanya adalah ajukanlah permohonan untuk mati kepada salah satu dari dua kelompok yang paling berdusta, maka mereka menolak tawaran ini dari Rasulullah SAW. (Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya (95)) maknanya yaitu karena pengetahuan mereka tentang apa yang ada pada mereka berupa pengetahuan tentang dirimu, dan mereka mengingkari hal tersebut. Jika mereka menginginkan kematian itu, pada hari ketika dikemukakan kepada mereka tentang itu, hampir tidak akan ada seorang pun dari kalangan Yahudi yang tersisa hidup di muka bumi. Ibnu Abbas berkata, “Jika orang Yahudi berharap mati, mereka akan mati” Penjelasan yang serupa dengan ayat ini adalah firman Allah SWT dalam Surah Al-Jumu'ah: (Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar" (6) Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri.

Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim (7) Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (8)) (Surah Al-Jumu’ah) Mereka itu menganggap bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan orang-orang yang dikasihiNya.

Mereka berkata bahwa tidak ada yang masuk surga kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani. Mereka menantang untuk melakukan mubahalahdan berdoa untuk melaknat dua kelompok yang paling dusta di antara mereka atau orang-orang muslim. Ketika mereka mundur dari hal itu, dapat diketahui bahwa mereka mereka adalah orang-orang yang zalim, karena mereka memutuskan sesuatu yang telah mereka tetapkan, maka mereka akan maju terlebih dahulu, dan ketika mereka mundur, maka telah diketahui kebohongan mereka.

Hal ini sebagaimana ketika Rasulullah SAW mengajak delegasi Najran dari orang-orang Nasrani untuk melakukan mubahalah setelah memberikan hujjah kepada mereka dalam suatu perdebatan, Lalu Allah SWT berfirman ((Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta (61)) (Surah Ali Imran)), Ketika mereka melihat hal itu, sebagian mereka kepada yang lainnya,”Jika kalian melakukan mubahalah dengan nabi ini, maka tidak ada yang tersisa dari kalian dalam sekejap mata”.

Lalu mereka menolak tawaran ini untuk keselamatan (mereka) dan membayar jizyah dalam keadaan mereka masih muda. Lalu Rasulullah SAW menentukan hal itu atas mereka dan mengutus Abu Ubaidah bin Al-Jarrah sebagai orang yang terpercaya Yang mirip dengan makna ini, atau mendekatinya, yaitu firman Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW agar mengatakan kepada orang-orang musyrik: (Katakanlah: "Barang siapa yang berada di dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya) (Surah Maryam: 75) yaitu siapa saja di antara kita yang berada dalam kesesatan, baik dari kalangan kami sendiri maupun dari kalangan kalian, maka Allah akan menambahkan kepadanya sesuatu yang ada pada dirinya, dan Allah akan memperpanjang umurnya serta menghukumnya secara perlahan.

Kemudian, orang-orang Yahudi menolak untuk menjawab hal ini karena mereka tahu bahwa jika mereka meminta kematian, maka mereka akan hancur dan kehidupan dunia mereka akan berakhir, dan mereka akan menderita kehinaan yang kekal di akhirat, hal yang sama juga dilakukan oleh sebagian besar kaum Nasrani. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya (95) Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling rakus kepada kehidupan (di dunia)) maknanya yaitu mereka adalah makhluk yang paling berhasrat untuk berumur panjang, ketika mereka mengetahui melihat harta mereka yang buruk yang konsekuensinya akan merugikan mereka di hadapan Allah. Karena dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.

Mereka berkeinginan agar mereka dapat masuk akhirat terakhir bagaimanapun itu, dan apa yang mereka hindari itu pasti akan menimpa mereka, sehingga mereka akan menjadi orang musyrik paling rakus yang tidak memiliki pedoman kitab apapun Ini merupakan bentuk ‘athf khas ‘alal ‘am (menghubungkan sesuatu yang khusus pada sesuatu yang lebih umum). (Masing-masing mereka ingin) yaitu ada orang Yahudi yang mengharapkan sesuatu sebagaimana yang ditunjukkan dalam konteks ayat tersebut. Abu Al-'Aliyah berkata: Salah seorang dari mereka mengharapkan, yaitu salah satu orang Majusi, hal ini merujuk kepada yang sebelumnya Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata: (Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun) dia berkata bahwa itu seperti ungkapan orang Persia,” Zah hazar sal” yang berarti sepuluh ribu tahun Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa) maknanya adalah hal itu tidak membantunya dari azab, dan orang musyrik itu tidak mengharapkan kebangkitan setelah kematian, sehingga dia ingin umur panjang, dan orang Yahudi telah mengetahui tentang apa yang dia dapat di akhirat berupa kehinaan karena menghilangkan pengetahuan yang ada pada kitab mereka. (Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) Maknanya yaitu Maha Memberitahu dan Maha Melihat apa yang dilakukan oleh hamba-hambaNya baik kebaikan maupun keburukan, dan akan membalas setiap orang yang melakukan perbuatan sesuai dengan perbuatannya

Sumber: https://tafsirweb.com/499-surat-al-baqarah-ayat-96.html

Informasi Tambahan

Juz

1

Halaman

15

Ruku

12

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved