Kembali ke Surat Al-A'raf

الاعراف (Al-A'raf)

Surat ke-7, Ayat ke-80

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan ingatlah oleh mu (wahai rosul) Luth , ketika dia berkata kepada kaumnya, ”apakah kalian pantas berbuat tindakan mungkar yang telah mencapai puncak kebejatannya? Yang tidak ada yang melakukannya seorangpun dari umat manusia sebelum kalian.

Sumber: https://tafsirweb.com/2534-surat-al-araf-ayat-80.html

📚 Tafsir as-Sa'di

80 “dan kami juga telah mengutus luth” kepada kaumnya untuk memerintahkan mereka gar beribadah hanya kepada Allah semata, dan melarang mereka dari perbuatan keji yang tidak pernah dilakukan oleh seseorangpun di dunia sebelum mereka. Luth berkata ”mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu?” yakni perbuatan yang sangat keji lagi buruk yang mencapai tingkat keburukan tertinggi “yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun di dunia ini sebelummu?” disamping ia adalah perbatan keji yang merupakan perkara terburuk, merekalah juga yang memulai menemukannya dan mencontohkannya bagi orang-orang setelah mereka, ini juga merupakan perbuatan terburuk.

Sumber: https://tafsirweb.com/2534-surat-al-araf-ayat-80.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

80. Dan Kami telah mengutus Luth. Dia adalah keponakan Ibrahim.

Ingatlah wahai Nabi (Muhammad) ketika Luth berkata kepada kaumnya dengan memberikan teguran: “Apakah kalian akan terus melakukan perbuatan yang sangat keji, yaitu homo seksual, yang belum pernah dilakukan oleh satupun orang di setiap zaman sebelum kalian, bahkan di zaman yang paling jauh dari kalian belum ada umat yang melakukannya”

Sumber: https://tafsirweb.com/2534-surat-al-araf-ayat-80.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 80-81 Allah SWT berfirman: (dan) sungguh Kami telah mengutus (Luth) atau artinya adalah (dan) sebutkanlah (dan Luth (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka) nabi Luth adalah Ibnu Haran bin Azar, yaitu anak saudara laki-laki nabi Ibrahim. Dia telah beriman dan hijrah bersama nabi Ibrahim ke tanah Syam. Kemudian Allah mengutusnhya kepada penduduk Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyeru mereka agar menyembah Allah SWT dan memerintahkan mereka untuk melakukan kebajikan, dan melarang mereka dari perbuatan yang mereka lakukan berupa perbuatan dosa, hal-hal yang diharamkan, dan perbuatan keji yang mereka buat-buat tanpa ada seorang pun dari anak cucu Adam yang pernah melakukannya, yaitu mereka mendatangi laki-laki, bukan perempuan.

Ini merupakan sesuatu yang belum pernah dilakukan dan tidak pula diketahui dan terbersit dalam pikiran anak cucu Adam, namun penduduk Sodom melakukan hal itu. semoga laknat Allah atas mereka. (Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu? (80) Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita) yaitu kalian berpaling dari wanita dan apa yang telah diciptakan oleh Allah untuk kalian beralih kepada laki-laki. Ini adalah perbuatan melampaui batas dan kebodohan kalian, karena itu adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Oleh karena itu nabi Luth berkata kepada mereka di ayat lain: (Inilah putri-putriku (kawinilah mereka), jika kalian hendak berbuat (secara halal)) (Surah Al-Hijr: 71) dia membimbing mereka agar beralih kepada wanita-wanita mereka.

Namun mereka beralasan kepadanya bahwa mereka tidak menginginkannya (Mereka menjawab, "Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki” (79)) (Surah Hud) yaitu sungguh kamu mengetahui bahwa kami tidak memiliki hasrat dan keinginan terhadap wanita.

Sungguh kamu juga mengetahui apa yang kami maksudkan terhadap tamu-tamumu. Para mufasir menyebutkan bahwa para laki-laki mereka membutuhkan satu sama lain, demikian juga para wanitanya mereka membutuhkan satu sama lain.

Sumber: https://tafsirweb.com/2534-surat-al-araf-ayat-80.html

Informasi Tambahan

Juz

8

Halaman

160

Ruku

131

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved