الاعراف (Al-A'raf)
Surat ke-7, Ayat ke-128
قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهِ اسْتَعِيْنُوْا بِاللّٰهِ وَاصْبِرُوْاۚ اِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِ ۗيُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Musa berkata kepada kaumnya (dari bani israil), ”mohonlah pertolongan kepada Allah terhadap fir’aun dan para pengikutnya, serta bersabarlah atas hal-hal buruk yang menimpa kalian pada diri kalian dan anak-anak kalian dari fir’aun. Sesungguhnya bumi ini semuanya milik Allah, Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang dikehendakiNYa dari hambaNya. Dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, lalu menjalankan semua perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/2582-surat-al-araf-ayat-128.html
📚 Tafsir as-Sa'di
128 “maka Musa berkata kepada kaumnya” mewasiatkan kepada mereka dalam keadaan tersebut dimana mereka tidak memiliki apapun untuk melawan dengan perlawan ilahiyyah dan bantuan rabbaniyah. ”mohonlah pertolongan kepada Allah” yakni bersandarlah kepadaNya dalam meraih apa yang bermanfaat bagimu dan menolak apa yang memudaratkanmu. Percayalah kepada Allah bahwa Dia akan menyempurnakan perkaramu, ”dan bersabarlah” yakni pegang teguhlah kesabaran atas apa yang menimpamu dengan berharap kelapangan di balik ujian ini. ”sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah” bukan milik fir’aun bukan pula milik kaumnya sehingga mereka bisa semena-mena diatasnya. ”dipusakakanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya” yakni merotasinya diantara manusia menurut hikmah dan kehendakNya akan tetapi kesudahan yang baik tetap milik orang-orang yang bertakwa. Walaupun mereka itu diuji beberapa lama berdasarkan hikmah dari Allah, tetapi kemenangan milik mereka. ”dan kesudahan yang baik” adalah untuk mereka.
Ini adalah tugas seorang hamba, dimana pada waktu memiliki kemampuan dia harus melakukan cara untuk menolak gangguan orang lain dari dirinya sebatas kemampuan itu dan pada saat lemah hendaknya dia bersabar, memohon pertolongan kepada Allah dan menunggu datangnya kelapangan.
Sumber: https://tafsirweb.com/2582-surat-al-araf-ayat-128.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
128. Musa berkata kepada kaumnya setelah mendengar ancaman Fir’aun dan kekhawatiran Bani Israil: “Meminta tolonglah kepada Allah dari Fir’aun dan kaumnya dan bersabarlah atas cobaan dan musibah. Sesungguhnya bumi itu milik Allah.
Dia memberinya kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hambaNya” Dia telah menjanjikan Musa suatu pertolongan atas Fir’aun dan kaumnya, dan akhir yang terpuji di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang bertakwa dari hamba-hambaNya, yaitu Musa dan orang yang bersamanya di zaman itu
Sumber: https://tafsirweb.com/2582-surat-al-araf-ayat-128.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
127-129 Allah SWT memberitahukan tentang persekongkolan Fir'aun dan para pembesarnya, dan apa yang mereka sembunyikan untuk nabi Musa dan kaumnya, berupa hal yang menyakitkan dan kemurkaan mereka. (Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir’aun) yaitu kepada Fir'aun (Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya) apakah kamu membiarkan mereka (menimbulkan kerusakan di bumi) yaitu berbuat kerussakan untuk rakyatmu dan menyeru mereka untuk menyembah Tuhan mereka, bukan dirimu? Betapa mengejutkannya hal itu dimana mereka mengkhawatirkan bahwa nabi Musa dan kaumnya berbuat kerusakan. Bukankah Fir'aun dan kaumnya adalah orang-orang yang membuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak merasa, akan tetapi meereka berkata: (dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?) Sebagian ulama berkata bahwa huruf “wawu” di sini adalah “wawu haliyah”, yaitu apakah kamu membiarkan dia dan kaumnya berbuat kerusakan di bumi dan meninggalkan penyembahan kepadamu?” Orang yang membaca dengan makna ini adalah Ubay bin Ka'b, yaitu “Sungguh mereka meninggalkan penyembahan mereka kepadamu dan tuhan-tuhanmu?” Hal ini diriwayatkan Ibnu Jarir.
Ulama lain berkata bahwa itu adalah ‘athaf, maknanya yaitu “Apakah kamu membiarkan mereka melakukan kerusakan seperti yang kamu lihat mereka, dan mereka meninggalkan menyembah tuhan-tuhanmu” Sebagian ulama ada yang membaca “ilahataka” yaitu (menyembahmu). Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lainnya. Berdasarkan bacaan pertama, sebagiam ulama’ berkata bahwa Fir'aun mempunyai tuhan-tuhan yang dia sembah.
Lalu Fir'aun mengabulkan permintaan para pembesar itu dengan ucapannya (Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka) Ketika Fir’aun merencanakan sesuatu yang dia sebutkan berupa menyakiti kaum Bani Israil (Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah) nabi Musa menjanjikan kepada mereka bahwa hasil yang baik akan mereka dapatkan dalam ucapannya: (sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (128) Kaum Musa berkata, "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang”) yaitu sungguh mereka telah berbuat kepada kami seperti apa yang kamu lihat, berupa penindasan dan penghinaaan sebelum dan sesudah kamu datang, wahai Musa. Lalu nabi Musa berkata seraya mengingatkan keadaan mereka saat itu dan apa yang akan mereka dapatkan di keadaan selanjutnya, (Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian) yaitu Ini adalah dorongan bagi mereka untuk bersyukur dengan penuh keyakinan atas nikmat yang akan didapatkan dan penderitaan yang akan dihilangkan dari mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/2582-surat-al-araf-ayat-128.html
Informasi Tambahan
Juz
9
Halaman
165
Ruku
136