الاعراف (Al-A'raf)
Surat ke-7, Ayat ke-133
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍۗ فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Maka kami mengirim kepada mereka banjir yang amat deras yang menenggelamkan tanaman-tanaman dan buah-buahan. Dan kami kirim belalang, yang menghabiskan tanaman-tanaman dan buah-buahan mereka, (merusak) pintu-pintu, atap-atap dan pakaian-pakian mereka. Dan kami kirimkan kutu yang merusak tanaman-tanaman dan mematikan hewan-hewan ternak dan tanaman-tanaman.
Dan kami kirim katak-katak yang memenuhi bejana-bejana, makanan-makanan dan tempat pembaringan mereka. Kami juga mengirim darah, sehingga sungai-sungai dan sumur-sumur berubah menjadi darah, akibatnya mereka tidak menemukan air yang layak di minum. Ini merupakan tanda-tanda kekuasaan dari Allah, yang tidak ada yang kuasa mendatangkannya selain Allah, masing-masing tanda kekuasaan datang secara terpisah dari yang lain.
Meskipun demikian, kaum fir’aun tetap merasa angkuh dan sombong untuk beriman kepada Allah. Mereka manusia-manusia yang suka berbuat apa yang dilarang oleh Allah berupa maksiat-maksiat dan tindakan kefasikan lain dengan penuh kesombongan dan penolakan.
Sumber: https://tafsirweb.com/2587-surat-al-araf-ayat-133.html
📚 Tafsir as-Sa'di
133 “maka kami kirimkan kepada mereka air bah” yakni banjir bandang yang menenggelamkan pohon-pohon dan tanaman-tanaman serta merugikan mereka dengan kerugian yang besar “dan belalang” yang melahap buah-buahan, tanaman, dan pertanian mereka, ”dan kutu” yakni belalang kecil, dan yang zahir adalah bahwa ia adalah kutu yang dikenal, ”dan katak” yang memenuhi tempat-tempat air mereka sehingga mengganngu mereka dan membuat mereka sagat tidak nyaman, ”dan darah” bisa jadi ia adalah mimisan atau seperti yang dikatakan oleh banyak ahli tafsir bahwa air yang mereka minum berubah menjadi darah, sehingga mereka tidak minum kecuali darah dan tidak memasak kecuali dengan darah, ”sebagai bukti yang jelas” yakni sebagai dalil dan bukti kongkrit bahwa mereka itulah orang-orang yang berdusta lagi zhalim dan bahwa apa yang dibawa oleh Musa adalah kebenaran “tetapi mereka tetap menyombongkan diri” tatkala melihat ayat-ayat itu, ”dan mereka” dulu “adalah kaum yang berdosa” oleh karena itu Allah menghukum mereka dengan tetap membiarkan mereka di atas kesesatan dan penyimpangan.
Sumber: https://tafsirweb.com/2587-surat-al-araf-ayat-133.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
133. Lalu Kami mengirim banjir kepada mereka (hujan yang sangat banyak dan menghancurkan tanaman), belalang yang memakan tanaman, Al-Qummal, yaitu serangga-serangga kecil yang merusak tanaman, bukan kutu pada umumnya, katak yang semakin berkembang biak sehingga memenuhi rumah-rumah, dan darah, yaitu darah mimisan yang keluar dari hidung atau berubahnya air menjadi darah. Hal itu sebagai tanda-tanda penjelas yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah SWT dan kebenaran Musa.
Lalu mereka enggan beriman kepada Allah dan menjadi kaum yang suka bermaksiat lagi berbuat jahat. Ini adalah 5 pertanda yang dihubungkan dengan dua pertanda di ayat sebelumnya [ayat 130], yaitu kekeringan dan kekurangan buah, dan dua pertanda lagi di surah Yunus [ayat 88] yaitu kehilangan harta benda, yaitu hilangnya dan lenyapnya harta benda, dan tekanan dalam hati, yaitu hatinya terkunci, sehingga tanda-tandanya berjumlah 9
Sumber: https://tafsirweb.com/2587-surat-al-araf-ayat-133.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 132-135 Ini adalah pemberitahuan dari Allah SWT tentang pertentangan, kesombongan dan pembangkangan Fir'aun dan kaumnya terhadap kebenaran, serta keteguhan mereka atas kebathilan dengan berkata (Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu”) Mereka berkata,”yaitu mukjizat yang kamu bawa kepada kami, dan dalil serta hujjah yang kamu tegakkan kepada kami, maka kami tetap menolaknya. Kami tidak akan menerimanya dan tidak beriman kepadamu serta tidak pula kepada apa yang kamu bawa. Allah SWT berfirman: (Maka Kami kirimkan kepada mereka topan) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dalam riwayat lain darinya bahwa itu adalah banyaknya kematian.
Demikian juga dikatakan oleh ‘Atha’. Mujahid berkata “Ath-Thufan” adalah air bah dan wabah di berbagai keadaan. Ibnu Jarir meriwayatkan ‘Aisyah, dia berkata,”Rasulallah SAW bersabda,””Ath-Thufan”adalah kematian” Demikian juga yang diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih dari hadits Yahya bin Yaman dan itu adalah hadits yang gharib.
Ibnu Abbas berkata dalam riwayat lain bahwa itu adaalah perintah Allah yang meliputi mereka. Kemudian dia membacakan (lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur (19)) (Surah Al-Qalam) Adapun “Al-jarad” yang dikenal sebagai sesuatu yang bisa dimakan, berdasarkan yang telah disebutkan dalam hadits shahih Bukhaari Muslim dari Abu Ya'fur, dia berkata,”Aku bertanya kepada Abdullah bin Abu Aufa tentang “Al-Jarad” lalu dia menjawab,”Kami pernah ikut berperang bersama Rasulullah SAW sebanyak tujuh kali, makanan kami adalah belalang” Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari hadits Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda,”Dihalalkan bagi kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah, yaitu ikan, belalang, hati, dan limpa” Hal itu juga diriwayatkan dari Abu Al-Qasim Al-Baghawi dari Ibnu Umar secara marfu dengan riwayat yang serupa.
Abu Dawud meriwayatkan dari dari Salman, dia berkata,”Rasulullah SAW pernah ditanya tentang “Al-Jarad”. Lalu beliau SAW bersabda: “Tentara Allah yang paling banyak. Aku tidak memakannya, tidak pula mengharamkannya” Sesungguhnya Rasulullah SAW meninggalkan hal itu karena tidak suka, sebagaimana beliau yang mulia tidak suka memakan biawak, tetapi mengizinkan hal itu.
Al-Hafizh bin ‘Asakir meriwayatkan di bagian tentang "Belalang" yang dia kumpulkan dalam satu juz, dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW tidak memakan belalang, ginjal, biawak tanpa mengharamkannya. Adapun belalang, karena itu merupakan azab, Adapun kedua ginjal, karena kedekatannya dengan kantung kemih. Sedangkan biawak, beliau bersabda: “Aku merasa khawatir jika itu berasal dari kutukan” Kemudian dia berkata,”Riwayat ini gharib, dan aku tidak menulisnya melainkan hanya dari jalur ini” Amirul Mukminin Umar bin Khattab sangat menyukainya.
Abdullah bin Dinar meriwayatkan, dari Ibnu Umar, bahwa Umar ditanya tentang belalang. Lalu dia menjawab,"Aduhai, sekiranya kita mempunyai setumpuk atau dua tumpuk yang bisa kita makan" Ibnu Majah meriwayatkan dari Anas bin Malik,”Dahulu istri-istri Nabi SAW saling memberi hadiah belalang di atas piring besar" Abu Al-Qasim Al-Baghawi meriwayatkan dari Abu Umamah, dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya Maryam binti Imran pernah memohon kepada Tuhannya agar Dia memberinya daging yang tidak ada darahnya. Lalu Allah memberinya belalang, dan Maryam berdoa, "Ya Allah, berilah dia kehidupan tanpa menyusu (yakni lsa), dan lahirkanlah dia tanpa bersuara” Numair berkata bahwa “Asy-Syiya’” adalah tangisan.
Abu Bakar bin Abu Dawud meriwayatkan Abu Zuhair An-Numairi, dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda,“Janganlah membunuh belalang, karena itu adalah tentara Allah yang sangat besar” dan ini merupakan hadits yang sangat gharib. Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya (Maka Kami kirimkan kepada mereka topan dan belalang) dia bererkata belalang-belalang itu memakan paku-paku dari pintu mereka dan menyisakan kayunya.
Sumber: https://tafsirweb.com/2587-surat-al-araf-ayat-133.html
Informasi Tambahan
Juz
9
Halaman
166
Ruku
137