Kembali ke Surat Al-A'raf

الاعراف (Al-A'raf)

Surat ke-7, Ayat ke-189

۞ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚفَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ

Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dia lah Dzat yang menciptakan kalian (wahai sekalian manusia), dari satu jiwa, yaitu Adam dan darinya Dia menciptakan istrinya hawaa, supaya dia merasa nyaman dan memperoleh ketenangan bersamanya. Ketika dia menyetubuhi istrinya, (maksudnya sepasang suami istri dari keturunan adam), lalu istrinya mengandung air (bakal kandungan) yang masih ringan, dia berdiri dan duduk bersamanya, sampai menyempurnakan usia kandungan. Ketika masa persalian sudah dekat dan dia merasa kian berat, sepasang suami istri itu berdoa memohon kepada tuhan mereka, ”sesungguhnya apabila engkau memberikan kepada kami seorang anak manusia yang normal lagi shalih, pastilah kami benar-benar termasuk orang-orang yang bersyukur kepadaMU atas apa yang engkau berika bagi kami berupa anak shalih.”

Sumber: https://tafsirweb.com/2643-surat-al-araf-ayat-189.html

📚 Tafsir as-Sa'di

189 “Dialah yang menciptakan kamu” wahai kaum laki-laki dan perempuan yang bertebaran di muka bumi dengan jumlah yang banyak dan beraneka ragam ”dari diri yang satu” yaitu adam bapak manusia ”dan dari padanya Dia menciptakan istrinya” yakni menciptakan istrinya Hawwa dari adam agar dia merasa senang kepadanya. Karena jika dia diciptakan dari unsur adam maka akan terjadi keserasian dan keharmonisan yang menjadikan masing-masing dari keduanya menjadi tenang dengan lain, maka masing-masing dari keduanya cenderung pada yang lain dengan kecenderungan syahwat. ”maka setelah dicampurinya” yakni digaulinya dan Allah menakdirkan dari syahwat atau percampuran itu seorang anak maka diapun hamli “mengandung kandungan yang ringan” hal itu terjadi di awal kehamilan dimana wanita tidak merasakan beratnya kehamilan “kemudian tatkala” dia terus berlangsung dan “dia merasa berat” ketika kehamilan itu membesar di perutnya, dalam kondisi tersebut dia mulai merindukan anaknya. Dia berharap anaknya lahir dalam keadaan sehat dan selamat dari segala cacat. maka keduanya berdoa “kepada Allah Rabbnya seraya berkata ’sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna” sempurna penciptaannya tidak ada yang kurang suatu apapun “tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”

Sumber: https://tafsirweb.com/2643-surat-al-araf-ayat-189.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

189 Dialah Allah Yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu Adam alaihissalam kemudian Dia menciptakan isterinya Hawa dengan jenis dan bentuk yang sama, agar dia merasa senang dan tenang dengan kehadirannya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan dari nuthfah, dan teruslah dia merasa ringan beberapa waktu. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya suami-isteri memohon kepada Allah Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh dan sehat tentulah kami akan menjadi orang-orang yang bersyukur atas nikmat-Mu”

Sumber: https://tafsirweb.com/2643-surat-al-araf-ayat-189.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 189-190 Allah SWT mengingatkan, bahwa sesungguhnya Dia telah menciptakan semua manusia dari nabi Adam. Dia menciptakan istrinya, yaitu Hawa, dari dirinya, kemudian Allah menyebarkan manusia dari keduanya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan: dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa) (Surah Al-Hujurat: 13) dan (Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya) (Surah An-Nisa: 1) dan di ayat ini Allah SWT berfirman (dan darinya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya) yaitu agar dia terbiasa dan tentang dengan hal itu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang) (Surah Ar-Rum: 21) Tidak ada keharmonisan antara dua jiwa yang lebih agung daripada keharmonisan antara suami istri.

Oleh karena itu Allah menyebutkan bahwa terkadang seorang penyihir menggunakan tipu muslihatnya untuk memisahkan antara seseorang dengan pasangannya (Maka setelah dicampurinya) yaitu berhubungan dengannya (istrinya itu mengandung kandungan yang ringan) dan itu pada permulaan masa hamil, pada masa ini seorang wanita tidak merasakan sakit, karena sesungguhnya hanya berupa air mani, lalu gumpalan darah, kemudian segumpal daging. Terkait firman Allah: (dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu)) Mujahid berkata bahwa maknanya adalah dia melanjutkan kehamilannya. Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu)) yaitu kehamilannya mulai jelas.

Ibnu Jarir berkata bahwa maknanya adalah dia terus menerus mengandung air itu dia membawa dan mengandungnya. Al-Hasan berkata,”Terjadilaah melalui hal itu anak cucu nabi Adam dan orang yang melakukan kemusyrikan di antara mereka setelahnya (maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan Allah kepada keduanya itu) Diriwayatkan dari Qatadah,"Al-Hasan berkata bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Allah memberi rezeki mereka anak-anak, lalu mereka menjadikannya Yahudi dan Nasrani” Semua sanad ini shahih dari Al-Hasan, dan dia menafsirkan ayat ini dengan penafsiran itu, dan ini merupakan penafsiran yang paling baik dan paling utama tentang apa yang terkandung dalam ayat ini.

Tidaklah yang dimaksud dari ayat ini melalui konteks ini dalah nabi Adam dan Hawa, melainkan maksudnya adalah orang-orang musyrik dari keturunannya. Penyebutan nabi Adam dan Hawa pada di awal merupakan seperti pengantar dari perkara dua orang. Hal ini seperti kelanjutan dari penyebutan seseorang dengan menyebutkan jenisnya Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan) kemudian Allah berfirman:

Sumber: https://tafsirweb.com/2643-surat-al-araf-ayat-189.html

Informasi Tambahan

Juz

9

Halaman

175

Ruku

145

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved