Kembali ke Surat Al-A'raf

الاعراف (Al-A'raf)

Surat ke-7, Ayat ke-199

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Terimalah (wahai rasul kamu juga umatmu), apa yang berlebih dari perilaku-perilaku manusia dan tindak-tanduk mereka, dan janganlah kamu menuntut dari mereka hal-hal yang memberatkan mereka agar mereka tidak menjauh. Dan perintahlah (orang) untuk bertutur kata yang baik dan perbuatan yang indah, dan berpalinglah dari setiap penentangan orang-orang yang bodoh dan duduk-duduk bersama orang-orang bodoh lagi dungu.

Sumber: https://tafsirweb.com/2653-surat-al-araf-ayat-199.html

📚 Tafsir as-Sa'di

199 Ayat ini mengumpulkan kebaikan akhlak dengan manusia dan apa yang harus dilakukan dalam bergaul dengan mereka. Perkara yang selayaknya dijadikan pedoman dalam bergaul dengan manusia adalah memberi maaf, yakni perangai yang disukai oleh diri mereka. serta merupakan perbuatan dan akhlak yang mudah atas mereka. Jangan membebani mereka dengan apa yang tidak sesuai dengan tabiat mereka, akan tetapi berterima kasihlah kepada setiap orang atas apa yang dia dapatkan darinya dalam bentuk perbuatan dan ucapan yang baik, memaklumi kelalaian dan memaafkan kekurangan mereka.

Tidak menyombongkan diri kepada yang lebih kecil karena kecilnya, atau kepada orang bodoh karena kebodohannya, atau kepada orang miskin karena kemiskinannya, akan tetapi dia bergaul dengan semuanya dengan lemah lembut dan perlakuan yang sesuai dengan kondisi, dengan dada yang lapang. ”dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf” yakni mengerjakan semua ucapan yang dan perbuatan yang baik dan akhlak yang sempurna baik kepada orang yang dekat maupun kepada orang yang jauh. jadikanlah sesuatu yang kamu berikan kepada manusia dalam bentuk pengajaran ilmu atau dorongan kepada kebaikan, berupa silaturahmi, berbuat baik kepada kedua orang tua, mendamaikan perselisihan diantara dua manusia, memberi nasihat yang berguna, memberi pendapat yang benar, tolong menolong dalam kebaiak, dan takwa, melarang yang buruk, atau memberi petunjuk kepada kemaslahatan agama dan dunia. karena gangguan dari orang bodoh adalah suatu keniscayaan, maka Allah memerintahkan agar menyikapinya dengan berpaling darinya dan tidak membalas kebodohannya. Barangsiapa menyakitimu dengan ucapan atau perbuatannya, maka janganlah kamu menyakitinya. barangsiapa yang tidak memberimu, maka kamu jangan tidak memberinya. Barangsiapa yang memutuskanmu, maka kamu jangan memutuskannya. dan barangsiapa yang menzhalimimu, maka bersikap adil lah kepadanya.

Sumber: https://tafsirweb.com/2653-surat-al-araf-ayat-199.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

199 Jadilah engkau pemaaf atas perangai-perangai manusia, jangan bebani mereka dengan sesuatu yang berat, dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan. Ma’ruf adalah perbuatan atau perkataan baik yang sesuai secara akal dan syariat. Serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

Maka jangan kamu perlakukan mereka sebagaimana perlakuab mereka dengan keburukan, perdebatan dengan batil.

Sumber: https://tafsirweb.com/2653-surat-al-araf-ayat-199.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 199-200 Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf) yaitu ambillah dari kelebihan harta mereka sejumlah yang layak untukmu, dan apa yang mereka berikan kepadamu dari harta mereka. Hal ini sebelum diturunkan ayat tentang menyucikan harta dengan kewajiban, rincian, dan batasan sedekah. Pendapat ini dikatakan oleh As-Suddi.

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkataa tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf) Allah memerintahkan beliau memaafkan dan berlapang dada terhadap orang-orang musyrik selama sepuluh tahun. Kemudian memerintahkan beliau untuk bersikap tegas kepada mereka. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Az-Zubair, dia berkata bahwa ayat (Jadilah engkau pemaaf) diturunkan tentang akhlak manusia. Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaafdan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199)) kata “Al-'urfu” adalah sesuatu yang baik. Diriwwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199)) Ini merupakan akhlak yang diperintahkan oleh Allah kepada NabiNya SAW, dan memberinya petunjuk kepada hal ini.

Sebagian orang yang bijak ada yang mengambil pengertian ini dan menuangkannya ke dalam dua bait syair, dia berkata: Jadilah kamu pemaaf dan perintahkanlah untuk berbuat kebajikan, sebagaimana engkau diperintahkan. Dan berpalinglah dari orang-orang bodoh Dan lemah lembutlah dalam berbicara kepada semua orang, maka hal yang baik bagi orang yang memiliki kedudukan itu berkata lemah lembut. Sesungguhnya Allah SWT mdalam ayat-ayat ini membimbing tentang tata cara menghadapi orang yang berbuat maksiat, dengan cara yang baik, yang mana hal itu merupakan sesuatu yang lebih baik karena hal ini bisa mencegahnya perbuatan yang dia lakukan dengan izin Allah SWT.

Oleh karena itu Allah berfirman: (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman yang setia) (Surah Fushshilat: 34) Kemudian Allah membimbing agar meminta perlindungan kepadaNya dari setan yang ghaib, karena sesunguhnya setan menghalangi kebaikan dari dirimu, dan hanya ingin membinasakan dan menghancurkanmu secara keseluruhan.

Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu dan leluhur sebelummu. Ibnu Jarir berkata tentang firmanNya: (Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan) yaitu jika setan membuatmu marah dengan kemarahan yang memaksamu untuk berpaling dari orang yang tidak tahu, dan membawamu untuk membiarkannya (maka berlindunglah kepada Allah) dia berkata,”Mintalah perlindungan kepada Allah dari godaannya. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Maha Mendengar terhadap kebodohan orang yang berbuat kebodohan terhadap dirimu, dan permohonan perlindungan dirimu dari godaan setan serta hal lain berupa ucapan makhlukNya. Tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagiNya, Maha mengetahui godaan setan yang merasukimu dan semua urusan makhlukNya.

Asal dari kata “An-nazghu” adalah kerusakan, baik karena kemarahan atau lainnya. Allah SWT berfirman: (Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka) (Surah Al-Isra: 53) dan katan “Al-'iyadz” adalah memohon perlindungan dan sandaran dari keburukan.

Adapaun kata “Al-maladz” adalah memohon kebaikan

Sumber: https://tafsirweb.com/2653-surat-al-araf-ayat-199.html

Informasi Tambahan

Juz

9

Halaman

176

Ruku

145

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved