Kembali ke Surat Al-A'raf

الاعراف (Al-A'raf)

Surat ke-7, Ayat ke-200

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan apa yang menimpamu (wahai rasul) dari setan berupa amarah dan atau kamu merasakan gangguannya dalam bentuk was-was dan pengikisan semangat dari kebaikan atau dorongan berbuat keburukan, maka berlindunglah kepada Allah dengan memohon perlindungan kepadaNya. Sesungguhnya Dia maha mendengar setiap ucapan lagi maha mengetahui semua perbuaatan.

Sumber: https://tafsirweb.com/2654-surat-al-araf-ayat-200.html

📚 Tafsir as-Sa'di

200 yakni kapan pun dan dalam kondisi apapun, ”kamu ditimpa sesuatu godaan setan” yakni kamu merasakan godaannya, membuatmu malas berbuat baik atau mendorongmu dan memacumu berbuat buruk, ”maka berlidunglah kepada Allah” yakni berlindunglah kepada naungan perlindungan Allah karena Dia Maha Mendengar apa yang kamu ucapkan. ”mengetahui” niatmu, kelemahanmu, dan kebutuhanmu, akan perlindunganNya, maka Dia kan melindungimu dari fitnahnya dan menjagamu dari godaan, sebagaimana Firman Allah ”katakanlah aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan(bisikan) setan yang biasa sembunyi, yang membisikan (kejahatan) kedalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia”

Sumber: https://tafsirweb.com/2654-surat-al-araf-ayat-200.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

200 Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, atau bisikan buruk atau kerusakan dengan merusak akhlak maka mintalah perlindungan kepada Allah atas bisikannya agar engkau terbebas darinya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar doa dan Maha Mengetahui segala kondisi

Sumber: https://tafsirweb.com/2654-surat-al-araf-ayat-200.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 199-200 Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf) yaitu ambillah dari kelebihan harta mereka sejumlah yang layak untukmu, dan apa yang mereka berikan kepadamu dari harta mereka. Hal ini sebelum diturunkan ayat tentang menyucikan harta dengan kewajiban, rincian, dan batasan sedekah. Pendapat ini dikatakan oleh As-Suddi.

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkataa tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf) Allah memerintahkan beliau memaafkan dan berlapang dada terhadap orang-orang musyrik selama sepuluh tahun. Kemudian memerintahkan beliau untuk bersikap tegas kepada mereka. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Az-Zubair, dia berkata bahwa ayat (Jadilah engkau pemaaf) diturunkan tentang akhlak manusia. Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaafdan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199)) kata “Al-'urfu” adalah sesuatu yang baik. Diriwwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199)) Ini merupakan akhlak yang diperintahkan oleh Allah kepada NabiNya SAW, dan memberinya petunjuk kepada hal ini.

Sebagian orang yang bijak ada yang mengambil pengertian ini dan menuangkannya ke dalam dua bait syair, dia berkata: Jadilah kamu pemaaf dan perintahkanlah untuk berbuat kebajikan, sebagaimana engkau diperintahkan. Dan berpalinglah dari orang-orang bodoh Dan lemah lembutlah dalam berbicara kepada semua orang, maka hal yang baik bagi orang yang memiliki kedudukan itu berkata lemah lembut. Sesungguhnya Allah SWT mdalam ayat-ayat ini membimbing tentang tata cara menghadapi orang yang berbuat maksiat, dengan cara yang baik, yang mana hal itu merupakan sesuatu yang lebih baik karena hal ini bisa mencegahnya perbuatan yang dia lakukan dengan izin Allah SWT.

Oleh karena itu Allah berfirman: (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman yang setia) (Surah Fushshilat: 34) Kemudian Allah membimbing agar meminta perlindungan kepadaNya dari setan yang ghaib, karena sesunguhnya setan menghalangi kebaikan dari dirimu, dan hanya ingin membinasakan dan menghancurkanmu secara keseluruhan.

Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu dan leluhur sebelummu. Ibnu Jarir berkata tentang firmanNya: (Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan) yaitu jika setan membuatmu marah dengan kemarahan yang memaksamu untuk berpaling dari orang yang tidak tahu, dan membawamu untuk membiarkannya (maka berlindunglah kepada Allah) dia berkata,”Mintalah perlindungan kepada Allah dari godaannya. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Maha Mendengar terhadap kebodohan orang yang berbuat kebodohan terhadap dirimu, dan permohonan perlindungan dirimu dari godaan setan serta hal lain berupa ucapan makhlukNya. Tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagiNya, Maha mengetahui godaan setan yang merasukimu dan semua urusan makhlukNya.

Asal dari kata “An-nazghu” adalah kerusakan, baik karena kemarahan atau lainnya. Allah SWT berfirman: (Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka) (Surah Al-Isra: 53) dan katan “Al-'iyadz” adalah memohon perlindungan dan sandaran dari keburukan.

Adapaun kata “Al-maladz” adalah memohon kebaikan

Sumber: https://tafsirweb.com/2654-surat-al-araf-ayat-200.html

Informasi Tambahan

Juz

9

Halaman

176

Ruku

145

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved