الاعراف (Al-A'raf)
Surat ke-7, Ayat ke-205
وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ
Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan ingatlah tuhanmu (wahai rasul), dalam jiwamu dengan khusyu dan merendahkan diri kepada Allah, penuh rasa takut dan malu terhadapNya. Dan berdo’alah kepadaNya dengan suara lirih antara keras dan pelan di permulaan hari dan penghujungnya. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai dari berdzikir Allah dan sibuk bermain-main hingga melupakannya dalam seluruh waktu mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/2659-surat-al-araf-ayat-205.html
📚 Tafsir as-Sa'di
205 Dzikir kepada Allah bisa dengan hati, bisa dengan lisan, bisa dengan keduanya, dan dia adalah bentuk dzikir yang paling sempurna. Allah memerintahkan hambaNYa dan rasulNya Muhammad dan orang orang yang mengikutinya agar mengingat Allah pada dirinya, yakni dengan ikhlas dan dalam keadaan sendiri, ”dengan merendahkan diri”, dengan lisanmu, mengulang ulang macam macm dzikir, ”dan rasa takut” di dalam hatimu, dimana kamu takut kepada Allah, hatimu khawatir dan cemas terhadap amalmu yang mungkin tidak diterima. bukti rasa takut tersebut adalah kesungguhan dan keseriusan dalam menyempurnakan, memperbaiki dan mengikhlaskan amal. ”dan dengan tidak mengeraskan suara” yakni ambilah jalan tengah. janganlah kamu mengeraskan doamu dan jangan pula menyamarkannya, dan carilah jalan tengah di antara itu. ”di waktu pagi dan petang” Dua waktu ini memiliki keistimewaan dan keutamaan untuk berdzikir kepada Allah. ”dan janganlah kamu termasuk orang orang yang lalai” yaitu orang orang yang melupakan Allah lalu Allah menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itu adalah orang orang yang dharamkan untuk mendapatkan dunia dan akhirat.
Mereka berpaling dari dzat dimana kebahagiaan dan keberuntungan di dapat dari mengingatNya dan beribadah kepadaNya dan justru menghadap kepada sesuatu di mana kerugian dan kesengsaraan adalah karena menyibukkan diri dengannya. Ini termasuk adab yang semestinya dijaga oleh seorang hamba dengan sebaik-baiknya dzikrullah di siang dan malam hari, khususnya di awal dan di akhir siang, dengan ikhlas khusyu’, merendahkan diri, menundukkan diri, tenang, hati dan lisannya saling mendukung dengan penuh adab, ketenangan dan berkonsentrasi kepada doa dan dzikir, serta hati yang fokus kepadanya, dan tidak lalai darinya, karena Allah tidak menerima doa dari hati yang kosong dan lali
Sumber: https://tafsirweb.com/2659-surat-al-araf-ayat-205.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
205 Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dengan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah. Al-Ghuduw adalah waktu pagi. Dan Al-Ashal adalah waktu antara ashar dan terbenamnya matahari
Sumber: https://tafsirweb.com/2659-surat-al-araf-ayat-205.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 205-206 Allah SWT memerintahkan hamba-hambaNya untuk memperbanyak menyebut namaNya di permulaan dan penghujung siang, sebagaimana Dia memerintahkan unutk beribadah kepadaNya pada kedua waktu itu dalam firmanNya: (dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)) (Surah Qaf: 39) Hal ini sebelum shalat lima waktu diwajibkan pada malam Isra’ Mi’raj, dan ayat ini termasuk ayat Makkiyyah.
Allah SWT berfirman di sini (bil-ghuduwwi) yaitu permulaan siang, dan (wal-ashaal) yaitu bentuk jamak dari kata “ashiil” sebagaikama kata “Al-aiman” yang merupakan bentuk jamak dari kata “yamin”. Adapun mengenai firmanNya: (dengan merendahkan diri dan rasa takut) yaitu sebutlah nama Tuhanmu dalam dirimu dengan rasa harap dan takut, dengan ucapan yang tidak keras. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan dengan tidak mengeraskan suara) Demikainlah disunnahkan bahwa dzikir itu bukan dengan seruan yang sangat keras.
Oleh karena itu ketika mereka bertanya kepada Rasulullah SAW,"Apakah Tuhan kami dekat, maka kami akan berbicara dengan pelan? Ataukah jauh, maka kami akan menyerunya dengan keras?" Lalu Allah menurunkan firmanNya: (Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku) (Surah Al-Baqarah: 186)
Sumber: https://tafsirweb.com/2659-surat-al-araf-ayat-205.html
Informasi Tambahan
Juz
9
Halaman
176
Ruku
145