Kembali ke Surat Al-Baqarah

البقرة (Al-Baqarah)

Surat ke-2, Ayat ke-109

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Telah berangan-angan banyak orang dari ahli kitab untuk mengembalikan kalian setelah keimanan menjadi orang kafir sebagaimana keadaan kalian sebelumnya dimana kalian menyembah berhala-berhala; disebabkan kebencian yang telah memenuhi jiwa mereka setelah jelasnya bagi mereka kebenaran Nabi Allah dan rasul-Nya Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam terkait risalah yang dia bawa. Maafkanlah tindakan yang muncul dari mereka berupa perlakuan buruk dan kekeliruan dan berlapang dada dalam menyikapi kebodohan mereka sampai Allah datangkan dengan ketetapannya bagi mereka untuk memerangi mereka (dan itulah telah datang dan terjadi). dan Allah akan menghukum mereka atas keburukan perbuatan-perbuatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Nya.

Sumber: https://tafsirweb.com/526-surat-al-baqarah-ayat-109.html

📚 Tafsir as-Sa'di

109. Kemudian Allah mengabarkan tentang sifat hasad sebagian besar dari orang-orang ahli kitab dan bahwasanya kondisi tersebut memuncak hingga mereka berkeinginan, “agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, ” dan mereka berusaha untuk itu, dan menggunakan segala tipu daya, namun tipu daya mereka itu kembali kepada mereka sendiri sebagaiman firman Allah ta'ala: "dan berkata sekelompok dari ahli kitab 'berimalah kalian kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman itu di siang hari dan kufurlah pada akhir nya semoga mereka bias kembali" Ini adalah kedengkian mereka yang timbul dari diri mereka sendiri, lalu Allah memerintahkan kepada mereka untuk membalas orang-orang yang sangat berlaku buruk terhadap mereka dengan cara memaafkan mereka dan berlapang dada hingga datang ketentuan Allah kepada mereka agar berjihad, maka Allah menenangkan hati orang-orang yang beriman diantara mereka. Mereka memerangi orang-orang yang telah memerangi, mereka menawan orang-orang yang telah menawan mereka dan mereka mengusir orang-orang yang telah mengusir. “Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Sumber: https://tafsirweb.com/526-surat-al-baqarah-ayat-109.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

Sebagian besar kaum Yahudi berharap dan juga lebih senang jika kalian dapat mereka kembalikan kepada kekufuran. Sebab mereka dengki terhadap nikmat petunjuk yang Allah dianugerahkan kepada kalian. Mereka dengki setelah tahu bukti-bukti yang sangat jelas bahwa nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.

Maka maafkanlah kesalahan mereka dan bersabarlah atas yang telah mereka perbuat dengan memusuhimu. Al ‘afwu adalah menghindari untuk mengklaim bahwa mereka berdosa. As Shafhu adalah menghapus akibat dari suata dosa.

Hal itu dilakukan sampai Allah memberi izin untuk memerangi atau memberi hukuman kepada mereka. Allah sangat berkuasa atas segala sesuatu. Ayat ini diturunkan untuk sekelompok kaum Yahudi yang suatu ketika pernah berkata kepada kaum muslim: “Apakah kalian tidak bercermin atas apa yang telah menimpa kalian, meskipun kalian dalam jalan kebenaran, sedang kalian tidak berdaya.

Kembalilah kepada agama kami, itulah yang terbaik untuk kalian.”

Sumber: https://tafsirweb.com/526-surat-al-baqarah-ayat-109.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 109-110 Allah SWT memperingatkan hamba-hambaNya yang mukmin untuk menjauhi cara-cara orang kafir dari Ahli Kitab, dan memberitahu untuk memusuhi mereka secara tersembunyi maupun terang-terangan. Mereka memendam rasa iri terhadap orang-orang mukmin, meskipun mereka mengetahui keutamaan orang-orang mukmin dan keutamaan nabi mereka. Allah SWT memerintahkan hamba-hambaNya yang mukmin untuk memberi maaf, berlapang dada, dan bersabar, hingga datang ketetapan Allah berupa pertolongan dan kemenangan.

Dia memerintahkan mereka untuk mendirikan shalat dan memberikan zakat, serta mendorong mereka untuk melakukannya, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas: Hayyi bin Akhtab dan Abu Yasir bin Akhtab adalah dua orang Yahudi yang paling iri kepada orang Arab. Allah memusuhi mereka karena yang mereka lakukan kepada Rasulallah SAW. Keduanya berusaha dengan keras dalam menghalangi orang lain masuk Islam sebisa mereka.

Lalu Allah SWT menurunkan ayat ini kepada mereka: (Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran…) Abu Al-‘Aliyah mengatakan: (setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri) Setelah datang kepada mereka penjelasan bahwa nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, dan hal ini tertulis dalam Taurat dan Injil mereka, lalu mereka tetap kafir karena iri dan benci, padahal hal itu berbeda dengan apa yang ada pada mereka. Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas, dan As-Suddi juga mengatakan hal yang sama. Firman Allah SWT: (setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya) Ini serupa dengan firmanNya: (Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati….) (Surah Ali Imran: 186).

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firman Allah: (setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya) Ayat ini dimansukh dengan firmanNya: (maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka) (Surah At-Taubah: 5) dan: (Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian….) sampai ayat (sedang mereka dalam keadaan tunduk) (Surah At-Taubah: 26).

Jadi, perintah berlapang dada terkait orang-orang musyrik dimansukh. Diriwayatkan dari Az-Zuhri, telah dimemberitahuku bahwa Urwah bin Az-Zubair, bahwa Usamah bin Zaid memberitahunya, bahwa Rasulullah SAW dan para sahabatnya memaafkan orang-orang musyrik dan Ahli Kitab, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, dan bersabar terhadap segala penderitaan. Allah SWT berfirman: (Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) Rasulullah SAW memaknai pengampunan sebagai sesuatu yang diperintahkan oleh Allah kepadanya, hingga Allah mengizinkan mereka untuk dibunuh.

Maka Allah membunuh mereka yang telah membunuh di antara orang-orang yang berani dari kaum Quraisy. Allah SWT berfirman: (Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah) Allah SWT mendorong mereka untuk menyibukkan diri terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi mereka dan balasan dari itu akan kembali kepada mereka pada hari kiamat, berupa mendirikan shalat dan menunaikanzakat. Dengan cara ini, Allah akan memberi mereka pertolongan di dunia dan pada hari kiamat.

Allah SWT berfirman: ((yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (52)) (Surah Ghafir) karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan) maknanya adalah Allah SWT tidak pernah lengah terhadap amal perbuatan seseorang, baik itu perbuatan yang baik atau buruk.

Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amalannya. Abu Ja'far bin Jarir berkata terkait firman Allah SWT: (Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan) Berita ini berasal dari Allah bagi orang-orang yang menerima ayat-ayat ini, yaitu orang-orang mukmin, bahwa apapun kebajikan atau kejahatan yang mereka lakukan, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan, dan Allah Maha Melihat semuanya tanpa ada yang tersembunyi dariNya. Maka Dia akan membalas mereka dengan kebaikan atas kebaikan yang mereka lakukan dan dengan kejahatan sebanding atas kejahatan yang mereka lakukan.

Kalam ini, jika yang mengeluarkan kabar itu mengeluarkan sesuatu, maka di dalamnya mengandung janji dan ancaman, perintah dan larangan. Tujuannya adalah untuk memberitahu orang-orang tersebut bahwa Allah Maha Melihat seluruh perbuatan mereka agar mereka bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan, dimana hal itu dirahasiakan dari mereka di sisi Allah sampai Dia membalas mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman (Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah) agar mereka menghindari maksiat.

Dia berkata: adapun firman Allah (Maha Melihat) maknanya adalah Dia melihat, diubah menjadi “Bashir” sebagaimana “Mubdi’” diubah menjadi “Badi’” dan “Mu’lim” menjadi “Aliim”. Hanya Allah lebih Mengetahui.

Sumber: https://tafsirweb.com/526-surat-al-baqarah-ayat-109.html

Informasi Tambahan

Juz

1

Halaman

17

Ruku

14

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved