Kembali ke Surat Al-Baqarah

البقرة (Al-Baqarah)

Surat ke-2, Ayat ke-115

وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan milik Allah lah arah terbitnya matahari dan tenggelamnya matahari dan apa yang ada diantara keduanya. Maka Dia lah pemilik bumi semuanya. Maka ke arah manapun kalian menghadap di dalam shalat berdasarkan perintah Allah kepada kalian,maka sesungguhnya kalian telah mengharapkan wajah Allah.

Kalian tidak keluar dari kerajaan dan ketaatan kepada Nya. Sesungguhnya Allah Maha luas rahmat Nya terhadap hamba-hamba Nya, maha mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, tidak ada sesuatu pun yang luput dari Nya.

Sumber: https://tafsirweb.com/538-surat-al-baqarah-ayat-115.html

📚 Tafsir as-Sa'di

115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat” Allah menyebutkan keduanya secara khusus, karena keduanya adalah poros daari ayat-ayat Allah yang agung pada tempat terbitnya cahaya dan terbenamnya, apabila Dia adalah Penguasa bagi kedua arah tersebut, maka pastilah Dia adalah Penguasa seluruh arah, ” maka ke mana pun kamu menghadap, ” yakni (menghadapkan) wajah kalian di antara arah-arah yang ada, apabila penghadapan wajah kalian itu karena perintahNya, baik dengan perintahNya untuk menghadap Ka’bah setelah sebelumnya kalian diperintahkan untuk menghadap Baitul Maqdis atau kalian diperintahkan untuk menegakkan shalat di atas kendaraan dalam perjalanan atau semacamnya, maka kiblat itu adalah ke manapun seorang hamba menghadapkan wajahnya, atau kiblatnya tidak jelas maka dia menetapkan dengan dugaan terkuat dalam menghadap kepadanya, kemudian jelas setelah itu kesalahan dugaanya, atau dia mendapat udzur karena sakit atau lainnya, maka dalam perkara ini seorang hamba boleh jadi diperintahkan atau dimaafkan. Yang jelas, tidaklah mungkin seseorang menghadap ke suatu arah dari arah-arah yang ada yang keluar dari kerajaan Tuhannya, “karena di situlah Wajah Allah.

Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Maha mengetahui.” Ayat ini merupakan dalil tentang penetapan akan Wajah Allah yang sesuai denganNya. Oleh karena itu Allah memiliki Wajah, yang semua wajah tidak serupa denganNya dan Dia sangat luas karunia dan sifatNya, dan yang terbesar darinya adalah Dia Mahatahu tentang yang kalian sembunyikan dan kalian niatkan, dan di antara karunia dan ilmuNya adalah Dia memudahkan segala perkara bagi kalian dan Dia menerima apa yang diperintahkan kepada kalian, maka segala puji dan syukur hanya bagiNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/538-surat-al-baqarah-ayat-115.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

Allah-lah penguasa kerajaan timur dan barat, serta penguasa apapun yang ada di antara keduanya. Kemana arah kalian menghadap ketika sholat, di situlah Allah meridhoinya sebagai kiblat bagi kalian. Sesungguhnya Allah Maha Luas dalam mencurahkan rahmat kepada hamba-Nya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Menurut Imam At Thabbrani, ayat ini turun sebelum ada perintah untuk memindahkan kiblat sholat ke arah Ka’bah. Ayat ini di tujukan untuk membantah keyakinan para penyembah berhala pada zaman dulu yang menganggap bahwa ibadah itu tidak sah apabila tidak menghadap kepada suatu kiblat yang nyata

Sumber: https://tafsirweb.com/538-surat-al-baqarah-ayat-115.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ini (Hanya Allah yang lebih mengetahui) memiliki makna untuk menghibur Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang dikeluarkan dari Makkah. Mereka meninggalkan masjid dan tempat ibadah mereka. Rasulullah SAW telah shalat di Makkah menghadap Baitul Maqdis dan Ka'bah.

Ketika dia tiba di Madinah, dia menghadap Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, kemudian Allah mengubah arah kiblatnya menghadap Ka'bah. Itulah sebabnya Allah berfirman: (Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ayat ini adalah ayat yang pertama kali dinasakh dalam Al-Quran sepanjang yang dapat kami sebutkan.

Hanya Allah yang lebih mengetahui. Terkait masalah arah kiblat. Allah SWT berfirman: (Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah) Kemudian Rasulullah SAW menerima itu dan shalat menghadap Baitul Maqdis dan meninggalkan Ka'bah, kemudian Allah mengubah arah itu kembali ke arah Ka'bah dan menasakhnya.

Allah SWT berfirman: (Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya) (Surah Al-Baqarah: 150) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Hal pertama yang dinasakh dari Al-Qur'an adalah arah kiblat.

Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, dan penduduknya adalah orang Yahudi, Allah memerintahkan dia untuk menghadap Baitul Maqdis. Lalu orang-orang Yahudi gembira dengan itu. Rasulullah SAW menghadap ke sana selama beberapa bulan, namun Rasulullah SAW menyukai arah kiblat nabi Ibrahim.

Beliau berdoa dan menengadah ke langit. Lalu Allah menurunkan ayat: (Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit…..) sampai firmanNya (palingkanlah mukamu ke arahnya) [Surah Al-Baqarah: 144].

Tetapi hal ini membuat orang Yahudi ragu-ragu, dan mereka berkata: (Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?") Lalu Allah berfirman: (Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".) [Surah Al-Baqarah: 142].

Dan (maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah) ‘Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa makna: (maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah), adalah arah kiblat Allah di mana pun kamu berada, baik itu ke arah timur atau barat." Mujahid berkata: (maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah), itu Bagaimanapun keadaan kalian, kalian memiliki kiblat yang kalian gunaakan untuk menghadap, yaitu Ka'bah" Ibnu Jarir berkata: makna firman Allah SWT (Sesungguhnya Allah Maha Luas) adalah bahwa Allah meliputi seluruh ciptaanNya dengan kecukupan, kelebihan dan keberadaan" Adapun firmanNya: (Maha Mengetahui) , maka maksudnya adalah Dia Maha Mengetahui segala perbuatan mereka baik yang tersembunyi pun. Tidak ada satupun yang luput dari pengetahuanNya. Bahkan, Dia Maha Mengetahui seluruh perbuatan mereka

Sumber: https://tafsirweb.com/538-surat-al-baqarah-ayat-115.html

Informasi Tambahan

Juz

1

Halaman

18

Ruku

15

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved