Kembali ke Surat Al-Anfal

الانفال (Al-Anfal)

Surat ke-8, Ayat ke-66

اَلْـٰٔنَ خَفَّفَ اللّٰهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ اَنَّ فِيْكُمْ ضَعْفًاۗ فَاِنْ يَّكُنْ مِّنْكُمْ مِّائَةٌ صَابِرَةٌ يَّغْلِبُوْا مِائَتَيْنِۚ وَاِنْ يَّكُنْ مِّنْكُمْ اَلْفٌ يَّغْلِبُوْٓا اَلْفَيْنِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus (orang musuh); dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sekarang, Allah telah meringankan kewajiban dari kalian wahai kaum mukminin, karena pada diri kalian terdapat kelemahan. maka apabila dari kalian ada serratus orang teguh bersabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir. Dan apabila dari kalian terdapat seribu orang, niscaya akan sanggup mengalahkan dua ribu orang dari mereka dengan izin Allah .Dan Allah bersama orang-orang yang bersabar dengan dukungan dan pertolonganNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/2932-surat-al-anfal-ayat-66.html

📚 Tafsir as-Sa'di

66. Kemudian Allah meringankan hukum ini atas hamba-hambaNYa. Dia berfirman, “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan.” Oleh karena itu hikmah dan rahmatNya menuntut adanya keringanan. “Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah.

Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”, dengan dukungan dan pertolonganNya. Konteks ayat-ayat ini berbentuk berita tentang orang-orang Mukmin bahwa jika mereka mencapai jumlah tertentu tersebut, mereka akan mengalahkan jumlah tertentu dari orang-orang kafir, bahwa Allah memberikan nikmat kepada mereka dengan keberanian iman yang mereka miliki, akan tetapi makna dan hakikatnya adalah perintah, bahwa pada awalnya Allah memerintahkan orang-orang Mukmin, bahwa satu orang Mukmin melawan sepuluh orang kafir dan tidak boleh berlari dari mereka, sepuluh menghadapi seratus dan seratus menghadapi seribu kemudian Allah meringankan itu, maka orang Muslim tidak boleh berlari jika berhadapan dengan orang-orang kafir yang berjumlah dua kali dari mereka, jika lebih maka boleh berlari: Akan tetapi pemahaman ini disanggah dengan dua hal: Pertama: konteks ayat ini berbentuk berita, dan berita pada dasarnya sesuai dengan keberadaannya, bahwa maksud dari itu adalah penyebutan nikmat dan pemberitahuan tentang realita yang terjadi. Kedua: Pembatasan angka tersebut, apabila mereka adalah orang-orang yang sabar, terlatih di atas kesabaran, makna tersiratnya adalah bahwa jika mereka bukan orang-orang yang bersabar, maka dibolehkan untuk berlari, meski orang-orang kafir itu kurang dari dua kali lipat mereka, jika perkiraan mereka akan kalah, sebagaimana hal itu merupakan tuntutan hikmah ilahiyah.

Yang pertama dijawab dengan mengatakan bahwa FirmanNya, “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu…” dan seterusnya adalah dalil bahwa perkara ini adalah wajib dan perintah tak bisa ditawar. Kemudian Allah meringankannya menjadi jumlah tersebut, ini jelas sekali bahwa ia adalah perintah, meski dengan konteks berita. Bisa juga dikatakan bahwa konteks berita yang dihadirkan mengandung rahasia indah yang tidak ada pada bahasa perintah, yaitu memompa semangat orang-orang Mukmin dan berita gembira bahwa mereka akan mengalahkan orang-orang kafir.

Yang kedua dijawab dengan mengatakan bahwa yang dimaksud pembatasan dengan orang-orang yang bersabar adalah sebagai pemacu kepada kesabaran, bahwa orang-orang Mukmin harus melakukan sebab-sebabnya, jika mereka telah melakukannya maka sebab-sebab iman dan materiil memberi isyarat gembira terwujudnya kemenangan yang dijanjikan oleh Allah untuk kelompok kecil ini.

Sumber: https://tafsirweb.com/2932-surat-al-anfal-ayat-66.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

66 Saat Allah memberi ujian berat maka Allah telah meringankan kepada mereka dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan untuk satu orang membunuh sepuluh semisalnya, dan yang wajib hanyalah membunuh dua. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika di antaramu ada seribu orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.

Ibnu Abbas berkata ketika Allah mewajibkan setiap orang untuk membunuh sepuluh orang itu terlalu berat untuk mereka. Sehingga Allah hanya mewajibkan untuk setiap orang membunuh dua orang saja, maka turunlah dua ayat ini

Sumber: https://tafsirweb.com/2932-surat-al-anfal-ayat-66.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 64-66 Allah SWT mengobarkan semangat Nabi SAW dan orang-orang mukmin untuk berperang dan menghadapi musuh. Allah memberitahukan kepada mereka bahwa Cukuplah Allah yang akan memberi kecukupan, menolong dan mendukung mereka dalam menghadapi musuh, meskipun jumlah musuh mereka lebih banyak bilangannya dan bantuannya lebih banyak, sedangkan jumlah mereka sedikit. Diriwayatkan dari Asy-Sya'bi tentang firmanNya: (Hai Nabi cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu (menjadi penolong) mu) dia berkata,”Cukuplah Allah dan orang-orang yang bersaksi denganmu.

Oleh karena itu Allah berfirman: (Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang) Doronglah atau perintahkanlah mereka untuk berperang.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengobarkan semangat untuk berperang ketika belia membuat mereka berbaris dan menghadapi musuh. Sebagaimana Rasulallah SAW bersabda kepada para sahabat dalam perang Badar ketika orang-orang musyrik datang dengan jumlah yang lebih banyak dari mereka,”Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya sama dengan langit dan bumi” Kemudian Allah SWT menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin seraya memberikan perintah, (Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kalian, mereka dapat mengalahkan seribu orang-orang kafir) setiap orang dapat mengalahkan sepuluh orang. Kemudian perintah ini dinasakh dan berita gembiranya masih tetap ada.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Ayat ini diturunkan (Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh) Maka hal tersebut terasa berat bagi orang-orang muslim, ketika Allah mewajibkan atas mereka agar tidak ada lari dalam menghadapi sepuluh orang musuh, kemudian datanglah keringanan, lalu Allah berfirman: (Sekarang Allah telah meringankan kepada kalian) Sampai firmanNya: (niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang) dia berkata,”Allah memberi keringanan kepada mereka dalam hal bilangan dan kekurangan dalam memandang, keringanan ini ditetapkan berdasarkan kemampuan mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/2932-surat-al-anfal-ayat-66.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

185

Ruku

154

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved