Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-18

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Tidaklah memeberi perhatian terhadap rumah-rumah Allah dan memakmurkannya, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir dan menegakan solat, membayar zakat dan tidak takut di jalan Allah kepada orang-orang yang mencaci. Orang-orang yang memakmurkan (masjid-masjid Allah) itulah orang-orang yang memperoleh hidayah menuju kebenaran.

Sumber: https://tafsirweb.com/3034-surat-at-taubah-ayat-18.html

📚 Tafsir as-Sa'di

18. Kemudian Allah menyebutkan siapa orang-orang yang memakmurkan masjid Allah sebenarnya, Dia berfirman, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat”, yang wajib dan yang Sunnah dengan melaksanakan yang lahir dan yang batin darinya, “menunaikan zakat”, kepada yang berhak menerimanya, “dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah.” Yakni, Dia membatasi rasa takutnya hanya kepada Allah, sehingga dia menahan diri dari yang diharamkan Allah, dan tidak melalaikan hak-hak Allah yang wajib, maka Allah menyifati mereka dengan iman yang bermanfaat dan melakukan amal shalih yang intinya adalah shalat dan zakat, serta dengan rasa takut kepada Allah yang merupakan pokok semua kebaikan. Mereka itulah para pemakmur masjid dan ahlinya yang sebenar-benarnya. “Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”, jika dari Allah maka artinya adalah pasti terjadi.

Adapun orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada Hari Akhir dan tidak memiliki rasa takut kepada Allah, maka dia bukan termasuk orang-orang yang memakmurkan masjid dan bukan pula ahlinya yang sebenarnya, meskipun dia mengaku dan mengklaim.

Sumber: https://tafsirweb.com/3034-surat-at-taubah-ayat-18.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

18 Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah dengan ibadah dan khidmah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat fardhu sesuai waktunya, menunaikan zakat kepada yang berhak dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk kebenaran, kebaikan dan ridho Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/3034-surat-at-taubah-ayat-18.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 17-18 Allah SWT berfirman bahwa tidak layak bagi orang-orang musyrik memakmurkan masjid-masjid Allah yang dibangun hanya atas namaNya, tidak ada sekutu bagiNya. Sebagian orang ada yang membacanya (masjidallah). Jadi yang dimaksud adalah Masjidil Haram, yaitu masjid paling mulia di bumi, yang pertama dibangun untuk menyembah Allah saja, tidak ada sekutu bagiNya.

Orang yang membangunnya adalah kekasih Dzat Yang Maha Pemurah, Hal ini mereka akui bahwa mereka ingkar, yakni dengan keadaan dan ucapan mereka. As-Suddi berkata,"Seandainya kamu bertanya kepada orang Nasrani,”Apakah agamamu?” Maka dia menjawab, “Nasrani.” Seandainya kamu bertanya kepada orang Yahudi, “Apakah agamamu?” maka dia menjawab. “Yahudi.” Dan orang Shabi’, maka dia menjawab bahwa dia adalah orang yang beragama Shabi’, dan orang musyrik maka dia menjawab bahwa dia adalah seorang musyrik" (Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya) yaitu dengan kemusyrikan mereka (Dan mereka kekal di dalam neraka) Allah SWT berfirman: (Mengapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasainya hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (34)) (Surah Al-Anfal) Oleh karena itu Allah berfirman: (Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir) Allah SWT mempersaksikan keimanan orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Firman Allah SWT: (dan mendirikan shalat) yaitu ibadah lahir yang paling besar (dan menunaikan zakat) yaitu adalah amal yang paling utama, yang kebaikannya sampai kepada orang lain.

Firman Allah SWT: (dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah) yaitu tidak takut kecuali hanya kepada Allah SWT (maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian) yaitu orang yang mengesakan Allah dan beriman kepada hari akhir, yaitu beriman kepada apa yang diturunkan Allah. (dan mendirikan shalat) yaitu shalat lima waktu. (dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah.) yaitu, tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah. Kemudian Allah SWT berfirman: (maka semoga merekalah) yaitu sesungguhnya mereka itu orang-orang yang beruntuk, sebagaimana firman Allah SWT kepada NabiNya SAW: (mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji) (Surah Al-lsra: 79) yaitu syafa’at.

Setiap kata “'asa” dalam Al-Qur'an mengandung makna "sesuatu yang pasti”

Sumber: https://tafsirweb.com/3034-surat-at-taubah-ayat-18.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

189

Ruku

158

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved