البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-119
اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًاۙ وَّلَا تُسْـَٔلُ عَنْ اَصْحٰبِ الْجَحِيْمِ
Sungguh, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Sesungguhnya kami telah mengutusmu –wahai Rosul- dengan membawa ajaran-ajaran agama yang benar yang dikukuhkan dengan hujah-hujah dan mukjizat-mukjizat, maka sampaikanlah ajaran agama itu kepada manusia dengan memberikan kabar gembira bagi kaum Mukminin bahwa mereka akan mendapatkan dua kebaikan yaitu di dunia dan akhirat, dan peringatan untuk orang-orang yang menentangnya dengan siksaan Allah yang akan menunggu mereka. Dan kamu (setelah selesai menyampaikan Risalah) tidaklah bertanggung jawab atas kekafiran orang-orang yang ingkar kepadamu, karena sesungguhnya mereka itu akan masuk neraka pada hari kiamat dan mereka tidak akan keluar darinya.
Sumber: https://tafsirweb.com/546-surat-al-baqarah-ayat-119.html
📚 Tafsir as-Sa'di
119. “Sesungguhya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” Ayat ini meliputi semua ayat yang dia bawa, yang berporos pada tiga perkara, Pertama, berkaitan dengan kerasulannya itu sendiri, dan yang kedua pada kehidupan, petunjuk, dan bimbingannya, dan yang ketiga pada pengetahuan tentang apa yang dibawa olehnya berupa al-Qur’an dan as-Sunnah. Perkara pertama dan kedua masuk dalam firman Allah, “Sesungguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad), ” sedang perkara ketiga masuk dalam firmanNya, “dengan kebenaran” Penjelasan tentang perkara pertama, yaitu kerasulannya itu sendiri, bahwasanya telah diketahui tentang kondisi penduduk bumi sebelum diutusnya beliau, yang mana mereka menyembah berhala, api dan salib serta merubah-rubah agama, hingga mereka berada dalam gelapnya kekafiran yang telah menguasai dan merasuki mereka semua, kecuali segelintir dari ahli kitab yang telah punah sesaat sebelum kerasulan tiba. Sungguh telah diketahui bahwasanya Allah tidaklah menciptakan makhluk-makhlukNya dengan sia-sia dan Dia tidak membiarkan mereka berjalan sendiri, karena Allah itu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, Mahamampu lagi Maha pengasih, maka di antara hikmah dan kasih sayangNya terhadap hamba-hambanya adalah bahwa Dia mengutus kepada mereka Rosul yang mulia tersebut yang mengajak mereka kepada kepada penyembahan hanya semata kepada Dzat yang Mahakasih, yang tidak ada sekutu bagiNya, karena hanya sebatas kerasulannya, seorang yang berakal akan mengetahui kebenarannya, dan itulah tanda yang paling besar yang menunjukkan bahwasanya beliau itu adalah Rosulullah Sholallohu 'alaihi wasallam Penjelasan perkara yang kedua adalah barangsiapa yang mengenal Nabi secara baik dan sempurna, dan dia mengetahui sejarah hidupnya dan kehidupannya sebelum diutus serta perkembangan hidupnya dengan berpedoman kepada sifat-sifat yang mulia, kemudian setelah itu bertambah mulia dan luhur akhlak dan sifat-sifatnya yang agung dan indah bagi orang yang memandangnya, maka barangsiapa yang mengetahuinya dan menapaki kondisi-kondisinya, niscaya dia akan mengetahui bahwasanya semua itu tidaklah mungkin kecuali merupakan akhlak-akhlak para Nabi yang sempurna, karena Allah telah menjadikan sifat-sifat sebagai tanda terbesar untuk mengetahui pemiliknya dari sisi kebenaran ddan kebohongannya.
Sedangkan perkara yang ketiga adalah mengetahui apa yang dibawa oleh Rosululloh berupa syari’at yang agung dan al-Quran yang mulia yang mengandung segala kabar yang shahih, perintah-perintah kepada hal yang baik, larangan-larangan dari hal-hal yang buruk, dan mukjizat-mukjizat yang besar, maka seluruh tanda-tanda itu masuk ke dalam ketiga perkara tersebut. FirmanNya, “Sebagai pembawa berita gembira, ” yaitu bagi orang yang menaatimu dengan kebahagiaan dunia maupun akhirat, “dan pemberi peringatan, ” yaitu bagi orang yang bermaksiat kepadamu dengan kesengsaraan dan kehancuran dunia maupun akhirat. “Dan kamu tidak akan diminta (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka, ” maksudnya kamu tidaklah bertanggungjawab terhadap mereka, karena kamu hanya menyampaikan dan Kami-lah yang akan membalasnya.
Sumber: https://tafsirweb.com/546-surat-al-baqarah-ayat-119.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang Allah untuk menyampaikan agama yang benar. Juga memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman tentang adanya balasan surga bagi mereka. Kemudian memberi peringatan kepada orang kafir tentang azab neraka.
Engkau wahai Muhammad tidak dimintai tanggung jawab tentang siapa yang mati kafir atau siapa yang mati dalam mengimani kerasulanmu. Imam As Suyuti berkata:Yang dimaksud pada ayat ini, ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya, adalah kafir Yahudi dan Nasrani bukan kedua orang tua Nabi SAW
Sumber: https://tafsirweb.com/546-surat-al-baqarah-ayat-119.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Terkait firman Allah: (dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka). Bacaan yang lebih banyak digunakan adalah “Wa laa tus’al” (dengan di dhammah huruf “ta’”nya memberikan penjelasan) dan bacaan Ubay bin Ka’b “Wa maa tus’al”, sedangkan bacaan Ibnu Mas’ud “Wa lan tus’al ‘an ashabil jahim”. Bacaan ini dinuqil oleh Ibnu Jarir, maknanya yaitu, Kami tidak meminta pertanggungjawaban kepadamu atas kekufuran orang yang mengingkarimu, sebagaimana firman Allah SWT (karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.) (Surah Ar-Ra’d: 40) (Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan (21) Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (22)) (Surah Al-Ghasyiyah) Ulama’ lain membaca “Wa laa tus’al ‘an ashabil jahim” dengan difathah huruf “ta’”nya untuk memberi larangan, yaitu janganlah bertanya tentang keadaan mereka
Sumber: https://tafsirweb.com/546-surat-al-baqarah-ayat-119.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
18
Ruku
15