Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-30

وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ عُزَيْرُ ِۨابْنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ النَّصٰرَى الْمَسِيْحُ ابْنُ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْۚ يُضَاهِـُٔوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ ۗقَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۚ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ

Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sungguh kaum Yahudi telah berbuat syirik kepada Allah ketika mereka beranggapan bahwa Uzair adalah putra Allah, dan kaum Nasrani telah menyekutukan Allah ketika mereka mengklaim bahwa al-Masih adalah putra Allah. Pernyataan ini mereka ada-adakan dari diri mereka sendiri. Dengan itu, mereka menyerupai keyakinan kaum musyrikin sebelum mereka.

Semoga Allah memerangi kaum musyrikin semuanya, sebab bagaimana mereka berpaling dari kebenaran menuju kebatilan?

Sumber: https://tafsirweb.com/3046-surat-at-taubah-ayat-30.html

📚 Tafsir as-Sa'di

30. Manakala Allah memerintahkan memerangi Ahli KItab, Dia menyebutkan dari ucapan mereka yang buruk, yang dapat mendorong orang-orang MUkmin yang mempunyai kecemburuan membela Rabb dan agamaNya, untuk memerangi mereka dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan segala daya untuk itu, Dia berfirman, “Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putra Allah’.” Meskipun ini bukanlah pendapat mayoritas mereka, akan tetapi ia diucapkan sekelompok dari mereka. Ini menunjukkan bahwa pada diri orang-orang Yahudi terdapat kejahatan dan kebusukan yang membuat mereka mengatakan ucapan yang merupakan kelancangan terhadap Allah dan pelecehan terhadap keagungan dan kebesaranNya.

Dikatakan bahwa penyebab klaim mereka bahwa Uzair adalah putra Allah adalah manakala para raja menguasai Bani Israil dan mencerai beraikan mereka dengan buruk dan membunuh para pembawa Taurat, mereka mendapati Uzair menghapal Taurat atau menghapal mayoritas darinya, maka Uzair mendiktekan Taurat kepada mereka dari hapalannya dan mereka menulisnya, lalu mereka menganggapnya dengan anggapan yang buruk tersebut. Dan orang-orang Nasrani berkata Isa, “Putra Allah.” Allah berfirman, “Demikian itulah”, ucapan yang mereka ucapkan “dengan mulut mereka”, tanpa berpijak kepada bukti dan dalil, dan barangsiapa tidak peduli dengan apa yang diucapkan, maka tidak heran kalau dia mengucapkan apa pun, karena tidak ada akal dan agama yang mengerem ucapannya.

Oleh karena itu DIa berfirman, “Mereka meniru”, yakni menyerupai dengan uacapan mereka itu “perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.” Yakni ucapan orang-orang musyrik bahwa malaikat adalah anak wanita Allah, hati mereka serupa maka ucapan mereka pun sama-sama batilnya. “Dilaknati Allah lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?” bagaimana mereka berpaling dari kebenaran murni dan sangat jelas kepada ucapan yang telah nyata kebatilannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3046-surat-at-taubah-ayat-30.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

30. Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair adalah anak Allah” dan orang Nasrani berkata: “Isa Al-Masih bin Maryam adalah anak Allah“ Semua itu hanya ucapan bukan bukti. Mereka meniru ucapan kufur dan bodoh ini dari ucapan orang-orang kafir sebelum mereka seperti penyembah berhala yang berkata: “Latta, Uzzza dan Manah adalah puteri-puteri Allah, begitu juga malaikat” Allah melaknat dan membinasakan mereka.

Bagaimana bisa mereka menyimpang dari kebenaran dan menuju kebathilan dengan mendirikan dalil tentang keesaan Allah? Ayat ini turun terkait sekelompok kaum Yahudi yang berkataa kepada Nabi SAW: “Bagaimana bisa kami mengikutimu sedangkan kamu mengabaikan kiblat kami? Dan kamu tidak berkeyakinan bahwa Uzair adalah anak Allah” lalu Allah menurunkan ayat ini.

Sumber: https://tafsirweb.com/3046-surat-at-taubah-ayat-30.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 30-31 Allah mendorong orang-orang mukmin untuk memerangi orang-orang kafir dari orang-orang Yahudi dan Nasrani karena perkataan mereka yang keji dan dibuat-buat terhadap Allah SWT itu. Adapun orang-orang Yahudi berkata tentang Uzair bahwa dia adalah putra Allah. Maha tinggi Allah dari hal itu dengan keluhuranNya yang Maha Besar.

Adapun kesesatan orang-orang Nasrani tentang Al-Masih maka sudah jelas. Oleh karena itu, Allah membantah dusta kedua kelompok ini, Dia berfirman: (Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka) yaitu tidak ada sandaran bagi mereka dalam apa yang mereka klaim kecuali sesuatu yang mereka buat-buat (mereka meniru-niru) yaitu menyerupai (perkataan orang-orang kafir yang terdahulu) Yaitu umat-umat sebelum mereka yang tersesat, sebagaimana mereka tersesat. (Allah melaknat mereka) Ibnu Abbas berkata,”Allah melaknat mereka” (bagaimana mereka sampai berpaling?) yaitu bagaimana bisa mereka tersesat dari kebenaran, sedangkan hal itu jelas, dan bagaimana bisa mereka condong kepada kebathilan? Firman Allah: (Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam) Dari Addi bin Hatim bahwa ketika sampai kepadanya seruan dari Rasulullah SAW, dia lari ke negeri Syam. dia telah menjadi orang Nasrani pada masa Jahiliyah, kemudian saudara perempuannya ditawan bersama sejumlah orang dari kaumnya.

Kemudian Rasulullah SAW memberikan kebebasan kepada saudara perempuannya dan memberinya sesuatu. Lalu saudara perempuannya kembali kepada saudara laki-lakinya dan memberinya saran untuk masuk Islam dan datang kepada Rasulullah SAW, Lalu Addi datang ke Madinah. Dia adalah pemimpin kaumnya, yaitu suku Thayyi', dan ayahnya yaitu Hatim At-Tha’i terkenal dengan kedermawanannya.

Lalu orang-orang membicarakan kedatangannya. Lalu dia menemui Rasulullah SAW, dan pada leher Addi terdapat salib yang dari perak. Saat itu Rasulullah SAW membaca firmanNya: (Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah) Addi berkata,”Aku berkata,"Sesungguhnya mereka tidak menyembahnya" Rasulullah SAW bersabda:”Benar, sesungguhnya mereka mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram bagi mereka, lalu mereka mengikutinya, dan yang demikian itu adalah mereka kepada orang-orang alim dan para rahib itu” As-Suddi berkata,"Mereka meminta saran dari orang-orang, dan meninggalkan kitab Allah" Oleh karena itu Allah SWT berfirman (padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa) yaitu Dzat yang ketika mengharamkan sesuatu, maka hal itu diharamkan, apa yang Dia halalkan itu halal, dan apa yang Dia syariatkan itu diikuti, serta apa yang Dia putuskan maka dilaksanakan (Tidak ada Tuhan selain Dia, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.) yaitu Maha Tinggi, Maha Suci, dan Maha Bersih Allah dari sekutu, tandingan, pembantu, lawan dan anak.

Tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia.

Sumber: https://tafsirweb.com/3046-surat-at-taubah-ayat-30.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

191

Ruku

160

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved