التوبة (At-Taubah)
Surat ke-9, Ayat ke-31
اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Kaum Yahudi dan Nasrani telah menjadikan para ulama dan para ahli ibadah mereka sebagai tuhan-tuhan yang menggariskan hukum-hukum syariat bagi mereka, maka mereka memeganginya dengan teguh dan meninggalkan ajaran-ajaran Allah. Dan mereka telah menjadikan Al-masih isa putra Maryam sebagia sesembahan yang mereka sembah. Padahal sesungguhnya Allah telah memerintahkan mereka semua bertauhid dan beribadak kepada Tuhan Yang Satu, tiada sesembahan yang berhak di ibadahi kecuali Dia.
Maha bersih dan Maha suci Allah dari apa yang dibuat-buat oleh pembela kesyirikan dan penganut kesesatan.
Sumber: https://tafsirweb.com/3047-surat-at-taubah-ayat-31.html
📚 Tafsir as-Sa'di
31. Ini, walaupun agak mengherankan jika ada umat besar bersepakat mengatakan endapat yang kebatilannya ditunjukkan oleh pemikiran ringan dan akal yang biasa-biasa saja, akan tetapi hal itu mempunyai sebab yaitu bahwa mereka “Menjadikan orang-orang alimnya,” yaitu ulama mereka, “dan rahib-rahib mereka,” yakni ahli ibadah yang berkonsentrasi hanya kepada ibadah “sebagai tuhan selain Allah.” Para alim dan rahib itu menghalalkan untuk mereka apa yang diharamkan Allah, lalu mereka mengikutinya, serta mensyariatkan syariat-syariat dan ucapan-ucapan yang bertentangan dengan agama para Rasul, dan mereka pun mengikutinya. Mereka juga bersikap berlebih-lebihan terhadap syiakh-syaikh dan ahli-ahli ibadah mereka dan mengagungkannya, menjadikan kuburan mereka sebagai tempat-tempat ibadah yang disembah selain Allah, serta dijadikan sebagai tempat untuk menyembelih kurban, berdoa, dan beristighatsah. “Dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putra Maryam.” Mereka mengangkatnya sebagai tuhan selain Allah, mereka telah menyelisihi perintah Allah kepada mereka melalui lisan para RasulNya. “Padahal mereka hanya disuruh menyembah Rabb Yang Maha Esa, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) selain Dia.” Agar mereka mengikhlaskan ibadah dan kecintaan dan doa, namun mereka mencampakkan perintah Allah dan menyekutukanNya dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya. “Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” Mahasuci , Mahabersih, dan Mahatinggi keagunganNya dari kesyirikan dan kedustaan mereka, sesungguhnya perbuatan mereka itu berarti meremehkanNya dan menyifatiNya dengan apa yang tidak layak bagi keagunganNya, padahal Allah Mahatinggi dalam sifat dan perbuatanNya dari segala yang dinisbatkan kepadaNya yang bertentangan dengan kesucianNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/3047-surat-at-taubah-ayat-31.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
31. Orang-orang Yahudi menjadikan uskup-uskup mereka sebagai Tuhan selain Allah, begitu juga orang Nasrani menganggap pendeta mereka. Dimana Mereka menaati para uskup dan pendeta itu tentang segala yang mereka (pendeta dan uskup) halalkan dan haramkan.
Dan orang-orang Nasrani mnenjadikan Isa sebagai anak Allah, Tuhan dan sesembahan, sedangkan Taurat dan Injil tidak memerintahkannya kecuali Tuhan yang Esa (Allah) bukan selainNya. Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan berupa sekutu-sekutu yang ditaati dan disembah.
Sumber: https://tafsirweb.com/3047-surat-at-taubah-ayat-31.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 30-31 Allah mendorong orang-orang mukmin untuk memerangi orang-orang kafir dari orang-orang Yahudi dan Nasrani karena perkataan mereka yang keji dan dibuat-buat terhadap Allah SWT itu. Adapun orang-orang Yahudi berkata tentang Uzair bahwa dia adalah putra Allah. Maha tinggi Allah dari hal itu dengan keluhuranNya yang Maha Besar.
Adapun kesesatan orang-orang Nasrani tentang Al-Masih maka sudah jelas. Oleh karena itu, Allah membantah dusta kedua kelompok ini, Dia berfirman: (Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka) yaitu tidak ada sandaran bagi mereka dalam apa yang mereka klaim kecuali sesuatu yang mereka buat-buat (mereka meniru-niru) yaitu menyerupai (perkataan orang-orang kafir yang terdahulu) Yaitu umat-umat sebelum mereka yang tersesat, sebagaimana mereka tersesat. (Allah melaknat mereka) Ibnu Abbas berkata,”Allah melaknat mereka” (bagaimana mereka sampai berpaling?) yaitu bagaimana bisa mereka tersesat dari kebenaran, sedangkan hal itu jelas, dan bagaimana bisa mereka condong kepada kebathilan? Firman Allah: (Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam) Dari Addi bin Hatim bahwa ketika sampai kepadanya seruan dari Rasulullah SAW, dia lari ke negeri Syam. dia telah menjadi orang Nasrani pada masa Jahiliyah, kemudian saudara perempuannya ditawan bersama sejumlah orang dari kaumnya.
Kemudian Rasulullah SAW memberikan kebebasan kepada saudara perempuannya dan memberinya sesuatu. Lalu saudara perempuannya kembali kepada saudara laki-lakinya dan memberinya saran untuk masuk Islam dan datang kepada Rasulullah SAW, Lalu Addi datang ke Madinah. Dia adalah pemimpin kaumnya, yaitu suku Thayyi', dan ayahnya yaitu Hatim At-Tha’i terkenal dengan kedermawanannya.
Lalu orang-orang membicarakan kedatangannya. Lalu dia menemui Rasulullah SAW, dan pada leher Addi terdapat salib yang dari perak. Saat itu Rasulullah SAW membaca firmanNya: (Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah) Addi berkata,”Aku berkata,"Sesungguhnya mereka tidak menyembahnya" Rasulullah SAW bersabda:”Benar, sesungguhnya mereka mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram bagi mereka, lalu mereka mengikutinya, dan yang demikian itu adalah mereka kepada orang-orang alim dan para rahib itu” As-Suddi berkata,"Mereka meminta saran dari orang-orang, dan meninggalkan kitab Allah" Oleh karena itu Allah SWT berfirman (padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa) yaitu Dzat yang ketika mengharamkan sesuatu, maka hal itu diharamkan, apa yang Dia halalkan itu halal, dan apa yang Dia syariatkan itu diikuti, serta apa yang Dia putuskan maka dilaksanakan (Tidak ada Tuhan selain Dia, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.) yaitu Maha Tinggi, Maha Suci, dan Maha Bersih Allah dari sekutu, tandingan, pembantu, lawan dan anak.
Tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia.
Sumber: https://tafsirweb.com/3047-surat-at-taubah-ayat-31.html
Informasi Tambahan
Juz
10
Halaman
191
Ruku
160