Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-32

يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Orang-orang kafir menghendaki dengan pendustaan mereka untuk menghilangkan agama islam dan membatalkan hujjah-hujjah Allah dan bukti-bukti nyata tentang keesaanNya yang dibawa oleh Muhammad . Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan agamaNYa dan menampakkannya serta meninggikan kalimatNya, meskipun orang-orang yang ingkar tidak menyukainya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3048-surat-at-taubah-ayat-32.html

📚 Tafsir as-Sa'di

32. Maka ketika terbukti bahwa tidak ada hujjah atas apa yang mereka katakan, dan tidak ada bukti atas apa yang mereka letakkan, akan tetapi hanyalah ucapan dan kedustaan yang mereka ada-adakan, maka Allah mengabarkan bahwa, “mereka berkehendak,” dengan ini “memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka.” Cahaya Allah adalah agamaNya yang dengannya Dia mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab. Allah menamakannya cahaya karena ia dijadikan sebagai cahaya penerang dalam kegelapan kebodohan dan agama-agama yang batil.

Ia adalah ilmu dana mal dengan kebenaran, sedangkan selainnya adalah kebalikannya. Orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang musyrikin lain yang menyerupai mereka ingin memadamkan cahaya Allah hanya dengan ucapan mereka yang sama sekali tak berdalil. “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya”, karena itu adalah cahaya yang terang kuat, yang tidak mungkin bagi seluruh makhluk untuk memadamkannya meski mereka bersatu, sementara yang menurunkannya adalah pemegang ubun-ubun segenap hamba. Dan Dia menjamin menjaganya dari siapa pun yang ingin berbuat jahat kepadanya.

Oleh karena itu, Dia berfirman, “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai,” dan berusaha dengan keras dalam menolak dan membatalkannya, sesungguhnya usaha mereka tidak akan memudaratkan kebenaran sedikit pun.

Sumber: https://tafsirweb.com/3048-surat-at-taubah-ayat-32.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

32. Dengan perkataan dan argumentasi palsu serta fitnah, para ahli kitab bermaksud memadamkan Al-Qur’an dan hidayahnya, serta Islam dan syariatnya. Dan Allah tidak berkehendak kecuali menampakkan dan meninggikan agamaNya yang lurus dan menyelamatkan rasulNya walaupun orang-orang kafir membenci hal tersebut

Sumber: https://tafsirweb.com/3048-surat-at-taubah-ayat-32.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 32-33 Allah SWT berfirman,”Orang-orang kafir dari kalangan orang-orang musyrik dan Ahli Kitab: (Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah) yaitu petunjuk dan agama yang benar yang Dia kirimkan melalui Rasulullah SAW, yang mereka bantah dan buat-buat. Perumpamaan mereka dalam hal itu seperti orang yang ingin memadamkan sinar matahari atau cahaya bulan dengan tiupan. Tidak ada jalan untuk itu.

Demikian juga apa yang dikirimkan melalui Rasulallah SAW itu pasti sempurna dan tampak. Oleh karena itu Allah SWT seraya menjawab apa yang mereka inginkan dan kehendaki: (dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.) dan kafir adalah orang yang menutupi sesuatu. Berdasarkan hal itu, malam disebut dengan kata “kafir” (penutup), sebab malam menutupi segala sesuatu, dan seorang petani disebut dengan kafir, karena dia menutup benih tanaman didalam tanah, sebagaimana Allah berfirman: (Menyenangkan hati penanam-penanamnya) (Surah Al-Hadid: 20).

Kemudian Allah SWT berfirman: (Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar) Petunjuk adalah sesuatu yang dibawa beliau. berupa berita-berita yang benar, keiimanan yang benar, dan ilmu yang bermanfaat. Agama yang benar adalah amal shalih yang benar dan bermanfaat di dunia dan akhirat. (untuk dimenangkan-Nya atas segala agama) yaitu di atas semua agama, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah melipatkan bumi untukku bagian barat dan timurnya, dan kelak kerajaan umatku akan mencapai semua bagian yang dilipatkan bagiku darinya"

Sumber: https://tafsirweb.com/3048-surat-at-taubah-ayat-32.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

192

Ruku

160

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved