Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-37

اِنَّمَا النَّسِيْۤءُ زِيَادَةٌ فِى الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُحِلُّوْنَهٗ عَامًا وَّيُحَرِّمُوْنَهٗ عَامًا لِّيُوَاطِـُٔوْا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ فَيُحِلُّوْا مَا حَرَّمَ اللّٰهُ ۗزُيِّنَ لَهُمْ سُوْۤءُ اَعْمَالِهِمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Sesungguhnya pengunduran (bulan haram) itu hanya menambah kekafiran. Orang-orang kafir disesatkan dengan (pengunduran) itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah, sekaligus mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) dijadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sesungguhnya budaya yang dahulu dilakukan oleh bangsa arab dimasa jahiliyah, berupa penghormatan terhadap empat bulan dalam setahun, dengan menghormati jumlahnya yang empat saja, tanpa menentukannya dengan nama-nama bulan yang telah Allah haramkan, dimana mereka mengundurkan sebagiannya dan memajukan sebagian yang lain dan menggantikannya dengan bulan-bulan yang halal yang mereka kehendaki, sesuai dengan kebutuhan mereka terhadap peprangan, sesungguhnya tindakan tersebut merupakan bentuk tambahan dalam kekafiran. Dengan itu, setan menyesatkan orang-orang kafir. Mereka menghalalkan bulan-bulan yang mereka tunda pengharamannya dari bulan-bulan yang empat dalam satu tahun, dan mengharamkannya pada tahun yang lain, tujuannya agar mereka dapat menyelaraskannya dengan jumlah empat bulan, akiibatnya mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah.

Setan telah menjadikan mereka memandang baik terhadap perbuatan-perbuatan buruk. Dan Allah tidak memberikan taufik kepada kaum kafir menuju kebenaran dan jalan lurus.

Sumber: https://tafsirweb.com/3053-surat-at-taubah-ayat-37.html

📚 Tafsir as-Sa'di

37. An-Nasi’ adalah apa yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dalam bulan-bulan Haram, dan di antara bid’ah mereka yang bathil adalah bahwa manakala mereka merasa harus berperang di sebagian waktu dari bulan yang Haram, maka mereka memandang dengan pandangan mereka yang rusak perlunya menjaga bilangan bulan-bulan Haram yang mana Allah melarang berperang padanya, maka mereka menunda atau memajukan sebagian bulan Haram dengan menggantikannya dengan bulan halal sesuka hati mereka, jika ia telah diganti dengannya, maka mereka pun menghalalkan berperang di dalamnya dan menjadikan bulan yang halal, haram. Inilah yang dinyatakan oleh Allah bahwa ia adalah tambahan kekufuran dan kesesatan mereka, karena ia mengandung berbagai dampak negative: Di antaranya, bahwa mereka mengada-ngadakan hal tersebut dari diri mereka sendiri dan menjadikannya sama dengan syarat dan agama Allah, padahal Allah dan RasulNya berlepas diri darinya.

Di antaranya, bahwa mereka memutarbalikkan agama, menjadikan yang halal haram dan yang haram halal. Di antaranya, bahwa mereka mengelabui Allah –menurut klaim mereka- dan mengelabui hamba-hambaNya serta merancukan agama mereka. Mereka memakai tipuan dan kebohongan dalam agama Allah.

Di antaranya, juga bahwa adat-adat yang bertentangan dengan syariat yang tersu dilakukan berakibat hilangnya (nilai) keburukan adat itu dari jiwa, bahkan bisa jadi ia dikira baik, maka terjadilah kesesatan dan kebatilan. Oleh karena itu Allah berfirman, “Orang-orang yang kafir disesatkan dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya.” Yakni agar mereka menyesuaikan bilangannya. “Maka mereka menghalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu.” Yakni setang menjadikan amal buruk mereka seakan-akan indah, maka mereka pun memandangnya indah keyakinan yang disematkan oleh setan seolah-olah indah di dalam hati mereka. “Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir,” orang-orang yang kekufuran dan pendustaan telah tercetak di dalam hati mereka.

Kalaupun semua ayat Allah datang kepada mereka niscaya mereka tetap tidak beriman.

Sumber: https://tafsirweb.com/3053-surat-at-taubah-ayat-37.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

37. Sesungguhnya menangguhkan pengharaman suatu bulan ke bulan lainnya itu menambah kekufuran mereka terhadap hukum Allah, seusai mereka kufur terhadap Allah, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir, dan menyesatkan mereka dari apa yang ditetapkan tersebut. Mereka menghalalkan bulan peperangan pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun lainnya supaya mereka bisa menyesuaikan pergantian ini dengan 4 bulan yang diharamkan oleh Allah, sehingga mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah berupa bulan-bulan haram yang mereka ganti dengan bulan lainnya, namun tetap menerapkan pengharaman 4 bulan dalam satu tahun.

Setan menghiasi amal buruk mereka, sehingga beranggapan bahwa itu baik. Dan Allah tidak menyelamatkan orang-orang yang berpegang teguh pada kekufurannya. Abu Malik berkata: “Mereka menjadikan 1 tahun dengan 13 bulan, lalu menjadikan Safar sebagai bulan yang diharamkan (untuk perang), dan mengesahkannya sebagai bulan-bulan yang diharamkan, lalu Allah menurunkan ayat {Innaman nasii’u…}”

Sumber: https://tafsirweb.com/3053-surat-at-taubah-ayat-37.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ini merupakan salah satu yang digunakan Allah untuk mencela orang-orang musyrik karena mengubah syariat Allah dengan pendapat-pendapat mereka yang rusak. Mereka mengubah hukum-hukum Allah dengan hawa nafsu mereka, dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah. Sesungguhnya mereka dengan kekuatan, kefanatikan, keberanian, dan kesombongan mereka, mereka melanggar tiga bulan yang mengharamkan mereka untuk melakukan keperluan mereka, yaitu memerangi musuh-musuh mereka.

Sebelum Islam, mereka menghalalkan bulan haram dan menangguhkannya sampai bulan Safar. Jadi mereka menghalalkan bulan Haram dan mengharamkan bulan halal, agar mereka menyesuaikan dengan bilangan bulan yang diharamkan oleh Allah SWT, yaitu empat bulan.

Sumber: https://tafsirweb.com/3053-surat-at-taubah-ayat-37.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

193

Ruku

160

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved