Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-66

لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ ۗ اِنْ نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ ࣖ

Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Janganlah kalian mencari alasan (wahai kaum munafik), tidak ada gunanya alasan kalian. Sebab, sesungguhnya kalian telah kafir dengan ucapan yang kalian lontarkan sebagai bahan olokan tersebut. Bila kami memaafkan segolongan dari kalian yang meminta maaf dan ikhlas dalam bertaubat, kami akan tetap menyiksa golongan lain disebabkan kejahatan buruk mereka dengan ucapan jahat lagi salah tersebut.

Sumber: https://tafsirweb.com/3082-surat-at-taubah-ayat-66.html

📚 Tafsir as-Sa'di

65-66. “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu)”, tentang hinaan mereka terhadap kaum Muslimin dan agama mereka. Sekelompok dari mereka berkata di perang Tabuk, “Kami tidak melihat seperti para qari kami itu –maksudnya adalah Nabi dan sahabat-sahabatnya – paling besar perutnya, paling dusta ucapannya, dan paling penakut pada saat perang… dan ejekan-ejekan lain semisalnya. Ketika mereka mengetahui bahwa Nabi telah mengetahui apa yang mereka katakan, mereka datang meminta maaf dan berkata, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Yakni kami mengatakan ucapan yang kami tidak bermaksud mencela dan menghina.

Allah membantah dengan menjelaskan ketidakbenaran alasan mereka dan kebohongan mereka dalam hal itu. “Katakanlah”, kepada mereka, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” Karena mengolok-olok Allah dan RasulNya adalah kekufuran yang mengeluarkan dari Islam, Karena pondasi Islam terbangun di atas sikap pengaguman Allah, agama dan RasulNya, sementara memperolok-olok sesuatu darinya sangat bertentangan dan bertabrakan dengan pondasi utama ini, oleh karena itu, begitu mereka datang kepada Rasul untuk meminta maaf dengan ucapan itu, Rasul hanya menjawab, “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan Rasul kamu selalu berolok-olok?’ tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” FirmanNya, “jika kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat)”, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, “niscaya kami akan mengazab golongan-golongan yang lain,” dari kalian di sebabkan mereka “adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa”, dan selalu berdiri di atas kekufuran dan kemunafikan. Ayat-ayat ini menunjukan bahwa barangsiapa menyimpan rahasia buruk, khususnya rahasia makar terhadap agamaNya, mengolok-olokNya, ayat-ayatNya, serta RasulNya, maka Allah akan menampakkannya, membeberkannya, dan menghukum pelakunya dengan keras. Dan bahwa barangsiapa yang menghina sesuatu dari Kitabullah atau Sunnah Rasul yang shahih darinya atau memperolok-olok Rasul atau merendahkannya, maka dia adalah kafir kepada Allah yang Maha Agung, dan bahwa taubat akan di terima dari segala dosa, meskipun dosa itu besar.

Sumber: https://tafsirweb.com/3082-surat-at-taubah-ayat-66.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

66. Janganlah meminta maaf wahai orang-orang munafik. Permohonan maaf kalian itu tidak diterima.

Sungguh kalian telah kufur dengan ejekan tersebut, meskipun usai menyatakan keimanan kalian. Jika Kami memaafkan segolongan dari kalian yang bertaubat dan meninggalkan kemunafikan (Ini adalah dorongan untuk bertaubat), niscaya Kami akan mengazab golongan lainnya karena kejahatan dan keteguhan mereka atas kekufuran serta tidak mau bertaubat

Sumber: https://tafsirweb.com/3082-surat-at-taubah-ayat-66.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 65-66 Abdullah bin Wahb berkata,”Telah bercerita kepadaku Hisyam bin Sa'd, dari Zaid bin Aslam, dari Abdullah bin Umar yang berkata bahwa seorang lelaki dalam perang Tabuk berkata dalam majelis,”Aku tidak melihat orang seperti tamu-tamu kita itu. Mereka adalah orang yang lebih suka memenihi perutnya, paling berdusta lisannya, dan paling pengecut ketika bertemu musuh" Lalu seorang lelaki lain di masjid berkata,"Kamu berdusta, melainkan kamu adalah orang munafik. Sungguh aku akan memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW" Lalu hal itu sampai kepada Rasulullah SAW, dan ayat Al-Qur'an terkait hal itu turun.

Abdullah bin Umar berkata,"Aku melihat lelaki itu menggantungkan pada tali pelana unta Rasulullah SAW dan terkena batu-batuan, dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main” Lalu Rasulullah SAW membaca: (Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? (65) Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman) Firman Allah SWT: (Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman) yaitu dengan ucapan yang kalian gunakan untuk memperolok-olok (Jika kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain)) yaitu kalian semua tidak dimaafkan, dan sebagian dari kalian tetap disiksa (disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa) yaitu berdosa dengan ucapant yang keji dan salah.

Sumber: https://tafsirweb.com/3082-surat-at-taubah-ayat-66.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

197

Ruku

163

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved