Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-70

اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ

Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Belumkah datang kepada orang-orang munafik berita orang-orang yang telah berlalu dari kaum Nuh, bangsa Ad, bangsa Tsamud, kaum Ibrahim, para penduduk Madyan dan kaum Luth, ketika datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa wahyu dan ayat-ayat Allah, lalu mereka mendustakan mereka? Akibatnya, Allah menurunkan kepada mereka semua siksaNya, sebagai balasan bagi mereka akibat perbuatan mereka. Allah tidak menzhalimi mereka, kan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka dengan pendustaan dan penentangan.

Sumber: https://tafsirweb.com/3086-surat-at-taubah-ayat-70.html

📚 Tafsir as-Sa'di

69-70. Allah berfirman memperingatkan orang-orang munafik dari azab yang akan menimpa mereka seperti yang telah menimpa umat-umat pendusta sebelumnya, “yaitu kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk madyan, dan penduduk-penduduk negeri yang telah musnah?” yakni, desa-desa kaum Luth, semuanya “telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata.” Yakni, dengan keterangan yang nyata, jelas, terang, yang menjelaskan perkara-perkara, namun mereka mendustakannya, maka terjadilah kepada mereka apa yang Allah ceritakan kepada kita.

Perbuatanmu mirip dengan perbuatan mereka, “Dan kamu menikmati begianmu” dari dunia, kamu menggambilnya dengan penuh kelezatan dan kenikmatan tanpa memikirkan tujuannya, kamu memakainya untuk bermaksiat kepada Allah. Keinginan dan perhatianmu hanyalah untuk mendapatkan kenikmatan tersebut, sebagaimana yang di lakukan oleh orang-orang sebelummu. “Dan kamu mempercakapkan hal yang bathil sebagaimana mereka mempercakapkannya.” Yakni kamu membahas kebatilan dan keburukan dan kamu berdebat dengan kebatilan demi melenyapkan kebenaran. Inilah perbuatan dari ilmu mereka: menikmati bagian hidup dan bercakap dengan keatilan, maka merekapun berhak di binasakan dan di hukum sebelum orang mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan yang sama dengan mereka.

Adapun orang-orang yang beriman, walaupun menikmati jatah hidup mereka dan nikmat dunia yang diberikan kepada mereka, namun itu di gunakan sebagai penunjang untuk ketaatan kepada Allah. Adapun ilmu mereka maka ia ilmu adalah para Rasul, yaitu meraih keyakinan dalam segala tuntutan luhur dan berdebat dengan kebenaran untuk melenyapkan kebatilan. FirmanNya, “Maka Allah tidak sekali-kali menganiayan mereka”, jika Dia menimpakan hukuman yang DIa timpakan. “Akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” Dimana mereka berani bermaksiat kepadaNya, bermaksiat kepada Rasul-Rasul mereka, dan menuruti semua perintah penguasa yang sewanang-wenang lagi menentang kebenaran.

Sumber: https://tafsirweb.com/3086-surat-at-taubah-ayat-70.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

70. Apakah tidak sampai kepada orang-orang munafik itu kabar tentang orang-orang sebelum mereka, seperti kaum Nuh yang ditenggelamkan dengan banjir bandang, kaum ‘Ad, yaitu kaumnya Hud yang dibinasakan dengan angin yang sangat kencang, kaum Tsamud, yaitu kaumnya Shaleh yang dibinasakan dengan getaran atau jeritan, kaum Ibrahim yang dibinasakan dengan dan dirampas kenikmatannya, dan penduduk Madyan, kaumnya Syuaib yang dibinasakan dengan azab di hari yang gelap atau dengan getaran, dan penduduk Mu’tafikat, yaitu negeri kaum Luth yang dibalik dan ditenggelamkan dengan penduduknya sehingga bagian atasnya menjadi bagian di bagian bawah. Rasul-rasul dari 6 golongan tersebut telah membawakan mukjizat dan bukti yang menunjukkan kepada keesaan Allah, lalu mereka didustakan.

Dan Allah tidak mengazab mereka tanpa sebab suatu dosa, melainkan karena mereka menzalimi diri sendiri dengan melakukan dosa, ingkar kepada Allah, dan mendustakan para rasul.

Sumber: https://tafsirweb.com/3086-surat-at-taubah-ayat-70.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman seraya memberi nasehat kepada orang-orang munafik yang mendusta­kan para rasul (Apakah tidak sampai kepada mereka berita penting tentang orang-orang sebelum mereka) yaitu apakah kalian belum mendapat berita tentang berita orang sebelum kalian dari umat-umat terdahulu yang men­dustakan para rasul? (Yaitu kaum Nuh) dan azab yang menimpa mereka berupa banjir yang menenggelamkan semua penduduk bumi, kecuali orang-orang yang beriman kepada RasulNya, nabi Nuh AS (Kaum' Ad) bagaimana mereka dibinasakan dengan angin yang membinasakan, karena mereka mendustakan nabi Hud AS (Kaum Tsamud) bagaimana mereka disiksa dengan teriakan yang keras, karena mereka mendustakan nabi Shalih AS dan menyembelih unta (Kaum Ibrahim) bagaimana Allah menolong dan membantunya dengan mukjizat yang jelas dalam menghadapi mereka, dan DIa membinasakan raja Numrudz bin Kan'an bin Kausy Al-Kan'ani, semoga Allah melaknatnya (Penduduk Madyan) mereka adalah kaum nabi Syu'aib AS bagai­mana mereka ditimpa gempa dan azab pada hari mereka dinaungi awan (Dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah) yaitu kaum nabi Luth. mereka tinggal di banyak kota. Allah berfirman di ayat lain: (dan negeri-negeri kaum Lut yang telah dihancurkan Allah (53)) (Surah An-Najm) yaitu umat yang telah dihancurkan.

Dikatakan ibu kotanya adalah Sodom. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT membinasakan mereka sampai penduduk lainnya dengan mendustakan nabi Allah, yaitu nabi Luth AS dan mendekati perbuatan keji yang belum dilakukan oleh seorang pun sebelum mereka. (Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata) yaitu dengan hujjah-hujjah dan dalil-dalil yang pasti (maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka) yaitu dengan membinasakan mereka, karena sesungguhnya Dia menegakkan hujjah dengan mengirim­kan para rasul dan menyingkirkan kesalahan (tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) yaitu dengan tindakan mereka mendustakan dan menentang para rasul yang membawa kebenaran, sehingga mereka mendapatkan azab dan kehancuran.

Sumber: https://tafsirweb.com/3086-surat-at-taubah-ayat-70.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

198

Ruku

164

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved