Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-87

رَضُوْا بِاَنْ يَّكُوْنُوْا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ

Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah tertutup, sehingga mereka tidak memahami (kebahagiaan beriman dan berjihad).

📚 Tafsir Al-Muyassar

Orang-orang munafik lebih senang celaan melekat pada diri mereka, lantaran mereka tinggal bersama di rumah-rumah bersama wanita-wanita, anak-anak, dan orang-orang yang terhalang udzur. Dan Allah mengunci hati-hati mereka disebabkan kemunafikan mereka dan berpalingnya mereka dari berjihad dan berangkat bersama rasulullah di jalan Aallah. Mereka itu tidak memahami apa-apa yang mengandung kebaikan dan hidayah lurus bagi mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/3103-surat-at-taubah-ayat-87.html

📚 Tafsir as-Sa'di

87. Allah berfirman, “Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.” Yakni, bagaimana mereka rela diri mereka tetap bersama para wanita yang tidak berangkat berjihad?

Apakah mereka itu memiliki akal dan pengertian yang menunjukkan mereka untuk ikut berperang ataukah “hati mereka telah dikunci mati”, hingga hati itu tidak memahami kebaikan, tidak terdapat keinginan untuk melakukan kebaikan dan meraih keberuntungan, sehingga mereka tidak mengerti kemaslahatan mereka. Jika mereka benar-benar mengerti, niscaya mereka tidak rela terhadap keadaan ini yang menurunkan harkat mereka sebagai laki-laki.

Sumber: https://tafsirweb.com/3103-surat-at-taubah-ayat-87.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

87. Mereka rela berdiam diri bersama para wanita yang mengundurkan diri di rumah. Allah mengunci hati mereka dengan kekufuran, sehingga tidak akan mau lagu berbuat kebaikan.

Mereka tidak berpikir dan tidak mengetahui keutamaan dalam jihad, serta kekurangan dan aib mengundurkan diri dari perang.

Sumber: https://tafsirweb.com/3103-surat-at-taubah-ayat-87.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 86-87 Allah SWT berfirman seraya mengingkari dan mencela orang-orang yang tidak ikut dan enggan berjihad, sedangkan dia mampu dan mempunyai keluasan serta kekayaan untuk itu. Lalu mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk tetap tinggal. Mereka berkata: (Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk) Mereka rela diri mereka mendapat aib karena tinggal di tempat mereka bersama para wanita yang tidak ikut berperang setelah pasukan berangkat.

Ketika peperangan terjadi, mereka adalah orang paling pengecut. Ketika keadaan aman, mereka adalah orang-orang yang paling banyak bicara. Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang mereka dalam ayat lain: (Apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu me­mandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam) (Surah Al-Ahzab: 19) yaitu lisan mereka menghamburkan perkataan yang tajam dalam keadaan aman, namun dalam peperangan mereka adalah orang paling pengecut.

Sebagaimana seorang penyair berkata: Apakah dalam situasi aman mereka mencela, kasar, dan keras; dan dalam keadaan perang mereka lebih mirip dengan wanita yang penakut? Allah SWT berfirman dalam ayat lainnya (Dan orang-orang yang beriman berkata, "Mengapa tidak diturun­kan suatu surat?” Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka (20) Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya).

Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka (21) Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (22)) (Surah Muhammad) Firman Allah: (Dan hati mereka telah dikunci mati) yaitu karena pembangkangan mereka dari berjihad dan berangkat bersama Rasulullah SAW di jalan Allah (maka mereka tidak mengetahui) yaitu tidak memahami apa yang mengandung kebaikan bagi mereka sehingga membuat mereka melakukannya, tidak pula apa yang membahayakan diri mereka sehingga membuat mereka menghindarinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3103-surat-at-taubah-ayat-87.html

Informasi Tambahan

Juz

10

Halaman

201

Ruku

166

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved