Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-102

وَاٰخَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلًا صَالِحًا وَّاٰخَرَ سَيِّئًاۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan ada orang-orang yang lain dari penduduk Madinah dan penduduk sekitarnya yang mengakui dosa-dosa mereka dan menyesalinya, serta telah bertaubat darinya, mereka mencampuradukan amal shalih (berupa taubat, menyesal,mengakui dosa dan yang lainnya dari amal-amal sholeh) dengan perbuatan buruk lainnya, (yaitu tidak turut serta berangkat perang bersama rasulullah dan mengajarkan perbuatan buruk lainnya), mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepada mereka untuk bertaubat dan menerimanya dari mereka. Sesungguhnya Allah maha pengampun bagi hamba-hambaNYa lagi mahapenyayang terhadap mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/3118-surat-at-taubah-ayat-102.html

📚 Tafsir as-Sa'di

102. Allah berfirman, “Dan (ada pula) orang-orang lain”, yang di Madinah dan sekitarnya bahkan di negeri-negeri Islam yang lain “yang mengakui dosa-dosa mereka.” Yakni, mereka mengakuinya, menyesalinya, berusaha bertaubat darinya dan menyucikan dari kotorannya. “Mereka mencampur-baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk.” Dan suatu amal bukanlah amal shalih kecuali jika seorang hamba mempunyai dasar tauhid dan iman yang mengeluarkan dari kekufuran dan kesyirikan yang merupakan syarat bagi seluruh amal shalih, mereka mencampuradukkan antara amal yang baik dengan amal yang buruk dalam bentuk keberaniannya melakukan sebagian yang diharamkan dan kelalaian melakukan sebagian kewajiban.

Namun bersamaan dengan itu mereka mengakui itu dan berharap Allah mengampuninya. Mereka itu “mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka.” Taubat Allah kepada hambaNya ada dua: pertama, memberi taufik kepada mereka untuk taubat, kedua, menerimanya setelah taubat itu dilakukan mereka. “Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”, yakni sifatNya adalah maghfirah dan rahmat di mana tidak ada makhluk yang terlepas darinya, bahkan tidak ada keberadaan alam langit dan bumi kecuali dengan keduanya. Seandainya Allah menyiksa manusia karena kezhaliman mereka, niscaya Dia tidak membiarkan satu pun binatang melata di muka bumi ini.

"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (Fathir: 41). Di antara ampunanNya adalah bahwa orang-orang yang bersikap berlebihan-lebihan terhadap diri mereka, yang menghabiskan umur mereka dengan amal-amal buruk, jika mereka bertaubat dan kembali kepadaNya meski hanya sesaat sebelum mati, maka Allah akan memaafkan mereka dan mengampuni kesalahan mereka.

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang mencampuradukkan antara keburukan dengan kebaikan, yang mengakui dan menyesali dosa-dosanya namun tidak bertaubat dengan taubat yang nasuha, maka dia berada di antara ketakutan dan harapan, dan dia lebih dekat kepada keselamatan. Adapun orang yang mencampuradukkan antara kebaikan dan keburukan yang tidak mengakui dan tidak menyesali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, bahkan dia masih terus melakukan dosanya, maka sangat dikhawatirkan.

Sumber: https://tafsirweb.com/3118-surat-at-taubah-ayat-102.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

102. Dan kelompok lain penduduk Madinah itu mundur untuk berjihad tanpa uzur dan mengakui kemaksiatan mereka dan mencampur amal shalih mereka, yaitu mengerjakan syariat Islam bersama amal buruk. Yaitu mundur dari perang Tabuk.

Kemudian mereka bertaubat dari perbuatan ini, barangkali Allah menerima taubat mereka. Maka mereka itu dimaafkan Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan Maha Penyayang bagi orang yang berbuat baik dan menyerahkan diri.

Ayat ini turun terkait Abu Lubabah dan 5 orang yang bersamanya. Mereka mengikatkan diri pada tiang-tiang masjid sampai rasulullah melepaskan dan memaafkan mereka, Lalu Allah SWT menurunkan ayat ini, lalu Nabi SAW melepaskan dan memaafkan mereka. Mereka berkata: “Wahai Rasulallah, inilah harta-harta kami, percayalah kepada kami dan mohonkanlah ampun untuk kami.” Lalu Nabi berkata: “Aku tidak diperintahkan untuk mengambil harta kalian sedikitpun.” Lalu Allah SWT menurunkan ayat {Khudz min Amwaalihim Shadaqatan} ayat selanjutnya

Sumber: https://tafsirweb.com/3118-surat-at-taubah-ayat-102.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Setelah Allah menjelaskan keadaan orang-orang munafik yang tidak ikut berperang karena tidak suka berjihad, mendustakan dan meragu­kannya, maka Allah menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang berdosa yang tidak ikut berjihad karena malas dan cenderung kepada keadaan yang istirahat, padahal mereka beriman dan membenarkan kebenaran. Allah berfirman (Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka) yaitu mereka mengakui sesuatu antata mereka dan Tuhan mereka, dan mereka mempunyai amal shalih lain.

Mereka mencampurkan amalan ini dan dengan hal itu. Mereka itu masih di bawah pemaafan dan pengam­punan Allah. Ayat ini sekalipun diturunkan tentang dengan orang-orang ter­tentu, tetapi mencakup semua orang yang berbuat dosa, berbuat kesalahan, dan mencampurkan sesuatu, serta tercemar.

Sumber: https://tafsirweb.com/3118-surat-at-taubah-ayat-102.html

Informasi Tambahan

Juz

11

Halaman

203

Ruku

168

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved