Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-103

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Ambilah (wahai nabi), dari sebagian harta benda orang-orang yang telah bertaubat yang mencampuradukan antara amal shalih dan perbuatan buruk lain, sedekah (zakat) yang membersihkan mereka dari kotoran dosa-dosa dan mengangkat mereka dari golongan orang-orang munafik menuju derajat orang-orang yang ikhlas, dan berdoalah kepada Allah bagi mereka untuk mengampuni dosa-dosa mereka, dan mintakanlah ampunan bagi mereka dari dosa-dosa itu. Sesungguhnya doamu dan permintaan ampunanmu akan menjadi rahmat dan ketenangan bagi mereka. Dan Allah maha mendengar tiap-tiap doa dan ucapan, maha mengetahui keadaan-keadaan hamba-hamba dan nita-niat mereka.

Dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang yang berbuat sesuai dengan perbuatannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3119-surat-at-taubah-ayat-103.html

📚 Tafsir as-Sa'di

103. Allah berfirman kepada RasulNya dan kepada orang yang menempati kedudukannya (pemimpin) seraya memerintahkannya dengan apa yang dapat menyucikan orang-orang Mukmin dan menyempurnakan iman mereka, “ambillah zakat dari sebagian harta mereka”, yakni zakat yang diwajibkan, “dengan zakat itu kamu membersihkan mereka dari dosa-dosa dan akhlak-akhlak tercela. “Dan menyucikan mereka,” yakni, menumbuhkan dan menambahkan akhlak-akhlak mereka yang baik dan amal mereka yang shalih, menambah pahala mereka di dunia dan di akhirat, menyuburkan harta mereka. “Dan berdoalah untuk mereka.” Yakni untuk orang-orang Mukmin secara umum dan secara khusus pada waktu mereka membayarkan zakatnya kepadamu. “Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.” Yakni ketenangan bagi hati mereka dan kegembiraan bagi mereka. “Dan Allah Maha Mendengar”, doamu dengan menerima dan mengabulkan, “lagi Maha Mengetahui”, tentang keadaan dan niat hamba-hambaNya, kemudian Dia akan membalas masing-masing pelaku sesuai dengan amalnya dan niatnya.

Nabi melaksanakan perintah Allah, memerintahkan mereka bersedekah, serta mengutus amil-amil untuk mengambilnya, dan jika ada yang datang membawa zakatnya, maka Nabi mendoakan kebaikan untuknya dan mendoakan keberkahan atasnya. Ayat ini mengandung dalil diwajibkannya zakat pada semua harta. Jika harta tersebut diperdagangkan, maka ini jelas, karena ia adalah harta yang tumbuh dan menghasilkan, maka termasuk keadilan jika digunakan untuk menghibur orang-orang miskin dengan menunaikan zakat yang diwajibkan Allah kepadanya.

Adapun selain harta perniagaan, jika harta itu berkembang seperti biji-bijian, buah-buahan, binatang ternak yang dimiliki agar ia beranak pinak, maka ia terkenal wajib zakat, jika tidak, maka tidak wajib zakat, karena jika hanya sekedar untuk dimiliki, maka ia tidak sama dengan harta yang biasanya dimiliki seseorang dengan tujuan-tujuan tertentu yang bersifat finansial, jadi ia dipalingkan dari tujuan tersebut kepada tujuan kepemilikan murni. Dalam ayat ini juga terkandung dalil bahwa seorang hamba tidak mungkin menyucikan dan membersihkan diri sebelum dia mengeluarkan zakat hartanya, dan tidak ada yang menggantikannya kecuali dengan membayarnya, karena kesucian dan kebersihan bergantung kepada mengeluarkannya. Dalam ayat ini juga terkandung dalil dianjurkannya bagi imam atau wakilnya agar mendoakan orang yang berzakat dengan keberkahan dan hendaknya doa tersebut diucapkan dengan suara keras di mana pembayar zakat itu dapat mendengarnya sehingga dia pun tenang.

Dipahami suatu faidah dari makna ayat bahwa hendaknya kita memberikan kebahagiaan kepada seorang Mukmin dengan ucapan yang lembut, mendoakan kebaikan untuknya, dan hal lain semisalnya yang menyebabkan ketenangan jiwa dan ketentramannya. (Hendaknya menyemangati orang yang berinfak dan melakukan amal baik dengan mendoakannya, memujinya, dan semisalnya).

Sumber: https://tafsirweb.com/3119-surat-at-taubah-ayat-103.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

103. Wahai nabi, ambillah sebagian harta-harta orang-orang muslim sebagai sedekah wajib, yang menjadi sebab penghapus dosa mereka, dan mendorong mereka untuk berbuat kebaikan. Maka doakanlah dan mintakanlah ampunan bagi mereka.

Sesungguhnya doa dan permohonan ampunmu itu akan menjadi sebab keteguhan diri mereka. Allah itu Maha Mendengar pengakuan mereka dan doamu untuk mereka. Ayat tersebut bukan menunjukkan sebab khusus melainkan umum bagi seluruh harta dan seluruh manusia, karena ungkapannya menggunakan lafadz yang umum bukan khusus.

Sumber: https://tafsirweb.com/3119-surat-at-taubah-ayat-103.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 103-104 Allah Swt. memerintahkan Rasulallah SAW untuk mengambil zakat dari harta mereka untuk membersihkan dan menyucikan mereka. Hal ini umum, meskipun sebagian ulama mengembalikan dhamir pada kata “amwalihim” kepada orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka dan yang mencampurbaurkan amal shalh dan amal buruk. Oleh karena itu ada sebagian orang yang enggan membayar zakat dari orang-orang Arab Badui meyakini bahwa pembayaran zakat kepada imam itu tidak ada, melainkan hanya khusus untuk Rasulullah SAW.

Oleh karena itu mereka berhujjah dengan firman Allah SWT: (Ambillah zakat dari sebagian harta mereka) Penafsiran dan pemahaman yang rusak ini dijawab oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan para sahabat dan memerangi mereka, sehingga mereka membayar zakatnya kepada khalifah, sebagaimana mereka membayarnya kepada Rasulullah SAW sehingga Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata,”Demi Allah, seandainya mereka membangkang terhadapku, tidak mau menunaikan zakat ternak untanya yang biasa mereka tunaikan kepada Rasulullah SAW, maka sungguh aku benar-benar akan memerangi mereka karena pembangkangannya itu. Firman Allah SWT: (dan berdoalah untuk mereka) yaitu berdoalah dan mohonkanlah ampun untuk mereka. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam hadits shahih dari Abdullah bin Abu Aufa, dia berkata bahwa Nabi SAW ketika menerima zakat dari suatu kaum, beliau berdoa untuk mereka.

Lalu datanglah ayahku dengan membawa zakatnya, lalu Rasulullah SAW berdoa,”Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada keluarga Abu Aufa” Firman Allah (Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka) Sebagian ulama membacanya (shalawaatika) dalam bentuk jamak, dan lainnya membaca (shalaataka) dalam bentuk mufrad ((menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka) Ibnu Abbas berkat,”Rahmat bagi mereka” dan Qatadah berkata,”Ketenangan”. Firman Allah: (Dan Allah Maha Mendengar) kepada doamu (lagi Maha Mengetahui) yaitu orang yang layak mendapatkan hal itu darimu dan orang yang layak mendapatkan. Firman Allah: (Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat) Ini adalah dorongan untuk bertaubat dan menunaikan zakat yang keduanya masing-masing menghapuskan dan menghilangkan dosa-dosa.

Allah SWT memberitahukan bahwa setiap orang yang bertaubat kepadaNya, maka Dia menerima taubatnya. dan siapa saja yang menunaikan zakat dari usaha yang halal, sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kananNya, lalu Dia memeliharanya untuk pemiliknya, hingga sebiji buah kurma menjadi seperti bukit Uhud.

Sumber: https://tafsirweb.com/3119-surat-at-taubah-ayat-103.html

Informasi Tambahan

Juz

11

Halaman

203

Ruku

168

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved