Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-109

اَفَمَنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى تَقْوٰى مِنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ اَمْ مَّنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهٖ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid) atas dasar takwa kepada Allah dan keridaan(-Nya) itu lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu (bangunan) itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Tidaklah sama orang yang membangun bangunannya di atas ketakwaan kepada Allah ,ketaatan kepadaNya dan dalam rangka mencari keridhaanNya, dengan orang yang membangun bangunannya di tepi jurang yang hampir-hampir runtuh. Dia membangun masjid demi melancarkan mudarat, kekafiran dan memecah belah kaum muslimin, maka tindakan itu menyeretnya jatuh terjerumus kedalam neraka jahanam. Dan Allah tidaklah memberikan hidayah kepada orang-orang yang berbuat zhalim lagi melampaui batas-batasNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3125-surat-at-taubah-ayat-109.html

📚 Tafsir as-Sa'di

109. Kemudian Allah membandingkan antara masjid-masjid sesuai dengan maksud para penghuninya dan kesesuaiannya dengan keridhaan Allah. Dia berfirman, “Maka apakah orang-orang yang mendirikan masjidnya di atas dasar takwa kepada Allah,” yakni di atas niat baik dan ikhlas, “dan keridhaan (Nya),” yakni ia sesuai dengan perintahNya, dia menggabungkan antara ikhlas dan mutaba’ah dalam amalnya, “itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi”, yakni di ujung, “jurang yang runtuh”, yakni yang rapuh, hampir-hampir roboh, “lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengannya ke dalam Neraka Jahanam?

Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim”, yakni, Allah tidak memberikan petunjuk kepada apa yang menjadi kemaslahatan agama dan dunia.

Sumber: https://tafsirweb.com/3125-surat-at-taubah-ayat-109.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

109. Tidak sama antara orang yang membangun bangunan atas dasar akidah yang kuat yaitu takwa dan ridha kepada Allah dan orang yang membuat masjid karena kemudharatan kekufuran serta rawan jatuh di atas lembah yang dilewati air dan cenderung mudah jatuh. Ketika masjid itu runtuh atau jatuh, niscaya akan jatuh juga orang yang membangunnya ke dalam neraka Jahanam.

Allah itu tidak menolong orang-orang kafir yang berbuat kerusakan menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan

Sumber: https://tafsirweb.com/3125-surat-at-taubah-ayat-109.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 109-110 Allah SWT berfirman bahwa tidak sama antara orang yang membangun bangunannya atas dasar takwa dan ridha Allah dengan orang yang membangun (Masjid Dhirar karena kekafirannya dan untuk memecah belah orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu) Sesungguhnya mereka membangun bangunannya di tepi jurang yang runtuh, yaitu perumpamaannya seperti di tepi jurang yang longsor. (lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dia ke dalam neraka Jahanam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim) yaitu Allah tidak memperbaiki perbuatan orang-orang yang melakukan kerusakan. Jabir bin Abdullah berkata,”Aku melihat masjid yang dibangun untuk memberikah mudharat kepada orang-orang mukmin itu keluar asap dari dalamnya pada masa Rasulullah SAW Firman Allah SWT: (Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka) yaitu keraguan dan kemunafikan karena keberanian mereka melakukan perbuatan jahat itu yang meninggalkan kemunafikan dalam hati mereka. Sebagaimana orang-orang yang menyembah anak sapi senang hal itu.

Firman Allah: (kecuali bila hati mereka itu telah hancur) yaitu dengan kematian mereka. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, Zaid bin Aslam, As-Suddi, Habib bin Abu Tsabit, Adh-Dhahhak, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan lainnya dari kalangan ulama salaf. (Dan Allah Maha Mengetahui) amal perbuatan makhlukNya (lagi Maha Bijaksana) dalam membalasnya baik perbuatan baik maupun buruk.

Sumber: https://tafsirweb.com/3125-surat-at-taubah-ayat-109.html

Informasi Tambahan

Juz

11

Halaman

204

Ruku

168

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved