Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-110

لَا يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِيْ بَنَوْا رِيْبَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ اِلَّآ اَنْ تَقَطَّعَ قُلُوْبُهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ࣖ

Bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi penyebab keraguan dalam hati mereka, sampai hati mereka hancur. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan bangunan masjid orang-orang munafik yang mereka bangun senantiasa menjadi sumber yang memadorotkan masjid quba dan bentuk keraguan dan kemunafikan yang tertanam di hati mereka hingga hati mereka hancur berkeping-keping akibat dibunuh, mati atau dengan penyesalan mereka yang tiada terkira atau bertaubat kepada tuhan mereka, serta ketakutan mereka kepadaNYa dengan sebenar-benarnya. Dan Allah mahamengetahui keadaan orang-orang munafik berupa keragu-raguan dan tujuan yang mereka maksud dalam niat-niat mereka, juga mahabijaksana dalam pengaturan urusan-urusan dan makhluk-makhlukNy.

Sumber: https://tafsirweb.com/3126-surat-at-taubah-ayat-110.html

📚 Tafsir as-Sa'di

110. “Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka”, yakni kebimbangan yang bersemayam di dalam hati mereka. “Kecuali bila hati mereka itu telah hancur”, dengan penyesalan yang paripurna, bertaubat kepada Allah, dan takut kepadaNya dengan sangat. Dengan itu Allah akan memaafkan mereka, namun jika tidak, maka bangunan mereka tidak menambah kecuali keraguan di atas keraguan mereka, dan kemunafikan di atas kemunafikan mereka. “Dan Allah Maha Mengetahui”, segala hal, yang lahir dan yang batin, yang samar dan yang terang, serta apa yang dirahasiakan dan ditimpakan oleh hamba-hambaNya. “Lagi Mahabijaksana.” Dia tidak melakukan, tidak menciptakan, tidak memerintahkan, dan tidak melarang kecuali apa yang menjadi tuntutan hikmahNya dan Dia memerintahkannya. oleh karena itu segala puji hanya milik Allah. Di dalam ayat-ayat ini terkandung beberapa faaidah: Di antaranya: Haram membangun masjid dengan tujuan memudaratkan masjid lain yang di dekatnya, dan wajib merobohkan masjid dhirar tersebut jika maksud orang-orang yang membangunnya telah diketahui.

Di antaranya: Walaupun suatu amal itu adalah baik, ia bisa dirubah oleh niat sehingga berubah menjadi dilarang, sebagaimana niat orang-orang yang membangun masjid dhirar telah merubah amal mereka seperti yang anda lihat. Di antaranya: bahwa segala hal yang menyebabkan perpecahan di antara orang-orang yang beriman adalah termasuk kemaksiatan yang harus ditinggalkan dan dilenyapkan, sebagaimana segala hal yang menyebabkan persatuan dan kekompakan kaum Muslimin haruslah diikuti, diperintahkan, dan didorong, karena Allah menjelaskan alasan pembangunan masjid dhirar dengan tujuan yang harus dilarang ini, sebagaimana hal itu mewajibkan kekufuran dan peperangan melawan Allah dan RasulNya. Di antaranya: Larangan shalat di tempat kemaksiatan dan kewajiban menjauhinya.

Di antaranya: Bahwa kemaksiatan dapat mempengaruhi tempat, sebagaimana kemaksiatan orang-orang munafik mempengaruhi masjid dhirar, sehingga turun larangan shalat di dalamnya. Begitu pula ketaatan berpengaruh pada tempat, sebagaimana ia berpengaruh pada masjid Quba. Sehingga Allah berfirman "“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama italah yang lebih berhaq dilaksanakan ibadah disana" Oleh karenanya masjid Quba memiliki keutamaan yang tidak dimiliki selainnya, bahkan Nabi selalu mengunjungi masjid Quba setiap hari Sabtu untuk shalat di dalamnya dan Nabi menganjurkan shalat di dalamnya.

Di antaranya: Disimpulkan dari pernyataan illat-illat yang disebutkan di dalam ayat ini, empat kaidah penting yakni: semua perbuatan yang memudaratkan orang Muslim, atau padanya terdapat kemaksiatan kepada Allah, karena kemaksiatan adalah cabang dari kekufuran, atau menimbulkan perpecahan di kalangan orang-orang yang beriman, atau mengandung dukungan kepada kelompok yang memusuhi Allah dan RasulNya, maka ia haram dan dilarang, dan begitu sebaliknya. Di antaranya: Bahwa amalan-amalan lahir yang ditimbulkan karena kemaksiatan kepada Allah, akan senantiasa menjauhkan pelakunya dari Allah, ia sama dengan terus menerus melakukan kemaksiatan, sehingga dia menyingkirkannya dan bertaubat darinya dengan taubat yang sempurna, di mana hatinya terasa hancur karena menyesal dan bersedih. Di antaranya: Jika masjid Quba adalah masjid yang didirikan di atas dasar takwa, maka masjid Nabawi yang beliau dirikan dengan tangannya yang penuh berkah, dan Nabi bekerja di dalamnya serta Allah memilihnya untuknya, adalah lebih utama dan lebih layak (untuk dinyatakan bahwa ia didirikan di atas dasar takwa).

Di antaranya: Bahwa amal yang dilandasi oleh keikhlasan dan mutaba’ah adalah amal yang dibangun di atas takwa yang membawa pelakunya kepada Surga yang penuh kenikmatan. Dan amal yang dilandasi maksud yang buruk, bid’ah, dan kesesatan, adalah amal yang dibangun ditepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengannya ke dalam Neraka Jahanam, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim.

Sumber: https://tafsirweb.com/3126-surat-at-taubah-ayat-110.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

110. Bangunan orang-orang munafik berupa masjid mudharat dan penghancurannya masih menjadi sebab keragu-raguan, kebingungan dan bertambahnya kemunafikan. Sesungguhnya bangunan itu merupakan jelmaan tabiat kemunafikan dan kekufuran.

Dan penghancurannya mengakibatkan munculnya resolusi atas kekufuran, kebencian terhadap Islam dan kesedihan yang berlarut-larut dalam hati mereka sampai mereka mati atau terbunuh karena gelisah dan bersedih. Allah itu Maha Mengetahui tindakan hamba-hambaNya dan Maha Bijaksana dalam mengatur ciptaanNya dan membalas mereka atas amalnya baik atau buruk.

Sumber: https://tafsirweb.com/3126-surat-at-taubah-ayat-110.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 109-110 Allah SWT berfirman bahwa tidak sama antara orang yang membangun bangunannya atas dasar takwa dan ridha Allah dengan orang yang membangun (Masjid Dhirar karena kekafirannya dan untuk memecah belah orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu) Sesungguhnya mereka membangun bangunannya di tepi jurang yang runtuh, yaitu perumpamaannya seperti di tepi jurang yang longsor. (lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dia ke dalam neraka Jahanam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim) yaitu Allah tidak memperbaiki perbuatan orang-orang yang melakukan kerusakan. Jabir bin Abdullah berkata,”Aku melihat masjid yang dibangun untuk memberikah mudharat kepada orang-orang mukmin itu keluar asap dari dalamnya pada masa Rasulullah SAW Firman Allah SWT: (Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka) yaitu keraguan dan kemunafikan karena keberanian mereka melakukan perbuatan jahat itu yang meninggalkan kemunafikan dalam hati mereka. Sebagaimana orang-orang yang menyembah anak sapi senang hal itu.

Firman Allah: (kecuali bila hati mereka itu telah hancur) yaitu dengan kematian mereka. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, Zaid bin Aslam, As-Suddi, Habib bin Abu Tsabit, Adh-Dhahhak, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan lainnya dari kalangan ulama salaf. (Dan Allah Maha Mengetahui) amal perbuatan makhlukNya (lagi Maha Bijaksana) dalam membalasnya baik perbuatan baik maupun buruk.

Sumber: https://tafsirweb.com/3126-surat-at-taubah-ayat-110.html

Informasi Tambahan

Juz

11

Halaman

204

Ruku

168

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved