Kembali ke Surat At-Taubah

التوبة (At-Taubah)

Surat ke-9, Ayat ke-117

لَقَدْ تَّابَ اللّٰهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ فِيْ سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْۢ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيْغُ قُلُوْبُ فَرِيْقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّهٗ بِهِمْ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ۙ

Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka,

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sungguh Allah telah memberikan taufik kepada nabiNya, Muhammad untuk kembali(inabah) dan taat kepaadNya, dan Allah telah menerima taubat kaum muhajirin yang berhijrah meninggalkan kampung halaman mereka dan keluarga besar mereka menuju negeri islam. Dan Allah menerima taubat para penolong rasulullah (kaum anshar) yang keluar bersama beliau untuk memerangi musuh-musuh pada perang tabuk di musim yang sangat panas dan kekurangan perbekalan dan tunggangan. Sesungguhnya Allah telah menerima taubat mereka semua setelah sebagian hati mereka hampir-hampir melenceng dari kebenaran, lebih cenderung kepada santai dan berleha-leha.

Akan tetapi Allah meneguhkan mereka dan menguatkan mereka, serta menerima taubat mereka, sesungguhnya Dia banyak sekali kasih sayangNya kepada mereka baik di dunia dan di akhirat. Dan diantara bentuk rahmatNya kepada mereka, adalah Dia melimpahkan karunia kepada mereka untuk bertaubat dan menerimanya dari mereka dan meneguhkan mereka di atasnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3133-surat-at-taubah-ayat-117.html

📚 Tafsir as-Sa'di

117. Allah mengabarkan bahwa termasuk kebaikan dan kasih sayangNYa, “Allah telah menerima taubat Nabi”, Muhammad “dan orang-orang MUhajirin dan orang-orang Anshar.” Dia mengampuni kesalahan mereka, memudahkan kebaikan bagi mereka, dan mengangkat mereka ke darajat tertinggi, hal itu karena mereka melakukan amal yang sangat sulit dan sangat berat, oleh karena itu Dia berfirman, “Yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan”, yakni, berangkat bersama beliau untuk memerangi musuh di Perang Tabuk, di mana ia terjadi pada saat yang sangat panas, bekal dan kendaraan sedikit, dan banyaknya jumlah musuh, dimana itu mendorong orang untuk enggan berangkat perang, namun kemudian mereka memohon pertolongan kepada Allah dan tetap melakukan jihad tersebut, “setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling”, yakni hati mereka berbalik dan cenderung kepada ketenangan dan kenyamanan, akan tetapi Allah meneguhkan, mendukung, dan menguatkan mereka. Berpalingnya hati adalah penyelewengannya dari jalan yang lurus, jika penyelewengannya pada dasar agama, maka ia adalah kekufuran, jika pada syariatnya, maka hal itu menurut syariat di mana dia menyimpang darinya.

Bisa dalam bentuk dial alai dalam menunaikannya, atau menunaikannya secara tidak syari. FirmanNya, “Kemudian Allah menerima taubat mereka itu.” Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.” Di antara kasih sayangNya adalah memberi mereka nikmat taubat dan menerimanya dari mereka serta meneguhkan mereka di atasnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3133-surat-at-taubah-ayat-117.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

117. Sungguh Allah telah menerima taubat Nabi yang mengizinkan orang-orang munafik untuk mundur dalam jihad dan permintaan ampun untuk sebagian orang musyrik. Dia juga menerima taubat orang-orang Muhajirin dan Anshar yang berjihad bersama Nabi dan tidak mundur di waktu sengsara saat perang Tabuk, yang mana mereka melakukan kesalahan dan dosa di dalamnya, yaitu seusai hati mereka hampir menyimpang ketika mereka khawatir sehingga hendak mundur dari jihad di waktu peperangan yang berat dan kekurangan bekal dan air, sampai-sampai dua laki-laki berbagi satu buah kurma, lalu 10 laki-laki ikut berbagi atas 1 unta.

Kemudian Allah menerima taubat mereka saat mereka masih teguh untuk beriman dengan benar setelah bertaubat. Sesungguhnya Allah itu Maha Pemurah lagi Maha Penyayang bagi orang-orang yang bertaubat.

Sumber: https://tafsirweb.com/3133-surat-at-taubah-ayat-117.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Mujahid dan lainnya berkata bahwa ayat ini diturunkan tentang perang Tabuk. Demikian itu karena mereka berangkat menuju perang Tabuk dalam keadaan sangat berat, pada musim kering, sangat panas, dan kesulitan mendapatkan bekal dan air. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Umar bin Khattab ditanya tentang kesulitan itu. dia menjawab, "Kami berangkat ke perang Tabuk dengan Rasulullah SAW dalam keadaan yang sangat menderita.

Lalu kami turun di suatu tempat, lalu kami mengalami kehausan, sehingga kami merasa seakan-akan leher kami akan terputus. Sesungguhnya seseorang di antara kami pergi untuk mencari air, lalu dia tidak kembali sehingga disangka bahwa lehernya akan terputus. Ada juga seorang lelaki menyembelih untanya, lalu memeras bagian perutnya yang mengandung air, kemudian dia meminumnya, lalu sisanya dia siramkan ke dadanya.

Lalu Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah menjanjikan kebaikan kepadamu dalam berdoa, maka berdoalah untuk kami” Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kamu menyukai hal itu?” Abu Bakar menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya. Sebelum beliau menurunkan kedua tangannya, langit menurunkan hujan yang lebat, kemudian keadaan menjadi tenang. Lalu mereka memenuhi apa yang mereka bawa dengan air.

Kemudian kami berangkat, dan kami tidak mendapati hujan itu melewati pasukan" Ibnu Jarir berkata tentang firmanNya: (Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan) dari nafkah, kesucian, bekal, dan air (setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling) yaitu dari kebenaran, dan ragu kepada agama Rasulullah SAW, dan bimbang karena kesengsaraan dan penderitaan dalam perjalanan dan peperangan mereka. (kemudian Allah menerima tobat mereka itu) Allah berfirman, kemudian Allah memberikan rezeki kepada orang yang bertaubat kepadaNya dan kembali teguh dalam membela agamaNya (Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka)

Sumber: https://tafsirweb.com/3133-surat-at-taubah-ayat-117.html

Informasi Tambahan

Juz

11

Halaman

205

Ruku

169

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved