التوبة (At-Taubah)
Surat ke-9, Ayat ke-118
وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى اِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ اَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوْٓا اَنْ لَّا مَلْجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّآ اِلَيْهِۗ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوْبُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ࣖ
dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan. Hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja, kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Demikian pula, Allah menerima taubat tiga orang yang tertunda (diterimanya taubat mereka) dari kaum anshar, yaitu ka’ab bin malik, hilal bin umayyah dan murarah bin ar-rabi. Mereka bertiga tinggal tidak turut serta berperang bersama rasulullah dan mereka mengalami kesedihan yang amat mendalam, hingga bumi ini dengan segala keluasaannya terasa sempit bagi mereka, merasa gundah dan menyesal kerena tidak ikut berperang, dan bahkan jiwa mereka terasa sempit lantaran kegundahan yang mengenai mereka, dan mereka yakin tidak ada tempat berlindung dari hukuman Allah, kecuali padaNya. Dan Allah memberikan taufik kepada mereka untuk taat dan kembali menuju keadaan yang diridhai Allah .
Sesungguhnya Allah maha menerima taubat dari hamba-hambaNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/3134-surat-at-taubah-ayat-118.html
📚 Tafsir as-Sa'di
118. “Dan” begitu pula Allah telah menerima taubat “tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka”, mereka tidak berangkat berperang bersama kaum Muslimin di perang itu. Mereka adalah Ka’ab bin Malik dan kedua rekannya. Kisah mereka masyhur tercantum di kitab-kitab Shahih dan Sunan. “Hingga apabila”, mereka sangat bersedih, “bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, “dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka,” yang merupakan sesuatu yang paling mereka cintai dari segala apa pun, bumi yang luas dan sesuatu yang dicintai serasa sempit padahal biasanya ia tidak demikian, hal itu tidak lain kecuali karena perkara yang berat yang telah sampai pada puncak beratnya dan sulitnya, sehingga ia sulit untuk diungkapkan, hal itu karena mereka mendahulukan ridha Allah dan ridha RasulNya daripada segala sesuatu. “Mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melankan kepadaNya saja.” Yakni, mereka yakin dan mengetahui keadaan mereka bahwa tidak ada keselamatan dan perlindungan dari kesulitan kecuali hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya.
Terputuslah ketergantungan mereka dengan makhluk, mereka bergantung hanya kepada Allah, Rabb mereka, dan kembali kepadaNya. Mereka mengalami kesulitan ini selama lima puluh malam. “Kemudian Allah menerima taubat mereka.” Yakni mengizinkan dan membimbing mereka untuk taubat kepadaNya “agar mereka tetap dalam taubatnya.” Yakni, agar taubat tersebut dilakukan oleh mereka, sehingga kemudian Dia akan menerima taubat mereka. “Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat.” Yakni, banyak memaafkan, mengampuni, dan menerima taubat dari kesalahan-kesalahan dan berbagai kekurangan. “Lagi Maha Penyayang.” SifatNYa adalah rahmat yang agung yang selalu turun kepada hamba setiap saat dan waktu, di segala kesempatan yang menyebabkan perkara agama dan dunia mereka berdiri tegak dengannya. Dalam ayat-ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa penerimaan taubat oleh Allah kepada seorang hamba adalah tujuan dan sasaran paling mulia dan paling tinggi, karena Allah menjadikannya sebagai akhir bagi hamba-hambaNya yang khusus, dan memberi mereka nikmat dengannya ketika mereka melakukan amalan-amalan yang dicintai dan diridhaiNya.
Di antaranya: Kasih sayang Allah kepada mereka, serta peneguhan iman mereka pada waktu kesulitan dan musibah yang mencemaskan. Di antaranya: Bahwa ibadah yang berat bagi jiwa memiliki keistimewaan dan keutamaan di atas selainnya. Semakin berat kesulitannya maka akan semakin besar pahalanya.
Di antaranya: Bahwa penerimaan taubat oleh Allah kepada hambaNya adalah berdasarkan penyesalannya yang mendalam. Sedangkan orang yang tidak peduli dengan dosa dan tidak merasa bersalah jika melakukannya, maka taubatnya pasti gagal, meski dia menyangkanya diterima. Di antaranya: Bahwa tanda kebaikan dan lenyapnya kesulitan adalah jika hati seorang hamba hanya bergantung kepada Allah secara sempurna dan terputus dari (mengharap kepada) makhluk.
Di antaranya: Di antara kasih sayang Allah kepada tiga orang sahabat tersebut adalah Allah menyifati mereka dengan sifat yang bukan aib bagi mereka, Dia berfirman, “Mereka ditangguhkan.” Sebagai isyarat bahwa orang-orang Mukmin meninggalkan mereka atau ditunda dari orang yang taubatnya dipastikan ditolak atau diterima, dan bahwa mereka tidak berangkat bukan karena tidak menginginkan kebaikan. Oleh karena itu Allah tidak berfirman, (tidak berangkat). Di antaranya : Allah memberi nikmat kejujuran kepada mereka.
Oleh karena itu Allah memerintahkan agar mereka diteladani.
Sumber: https://tafsirweb.com/3134-surat-at-taubah-ayat-118.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
118. Allah menerima taubat 3 orang yang mundur dari perang Tabuk karena malas, bukan munafik, yaitu Ka’b bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Murarabin Ar-Rabi’. Taubat mereka tidak benar-benar diterima seketika sebagaimana taubatnya orang-orang yang mundur karena uzur, melainkan sampai bumi terasa sempit bagi mereka, dan hati mereka sesak karena sangat bingung, bersedih dan pusing, lalu mereka tahu bahwa tidak ada keselamatan dan perlindungan bagi mereka dari azab kecuali dengan bertaubat dan memohon ampunan .
Lalu Allah membantu mereka untuk bertaubat supaya mereka termasuk sejumlah orang-orang yang bertaubat yang beristiqamah dan terus bertaubat. Sesungguhnya Allah itu Maha Menerima Taubat dan Maha Pengasih bagi orang-orang yang bertaubat. Ayat ini turun terkait perkata 3 orang tersebut.
Di dalamnya terdapat pelajaran dan nasehat bagi orang-orang mukmin agar mempercayai janjinya dengan Allah, kembali dari dosa-dosa mereka dan mengakui bahwa kemunduran mereka itu tanpa adanya uzur
Sumber: https://tafsirweb.com/3134-surat-at-taubah-ayat-118.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 118-119 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah tentang dengan firman Allah SWT: (dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka), dia berdoa,”Mereka adalah Ka'b bin Malik, Hilal bin Umayyah, dan Murarah bin Ar-Rabi', dan semuanya dari kalangan kaum Anshar. Setelah Allah menyebutkan jalan keluar yang Dia berikan tiga orang itu dari kesempitan dan musibah yaitu diasingkan orang-orang muslim selama sekitarlima puluh hari. Jiwa mereka dan bumi yang luas terasa sempit oleh mereka. yaitu jalan dan pemikiran tertutup bagi mereka sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk tentang apa yangmereka perbuat.
Lalu mereka bersabar dan tenang menunggu perintah Allah, serta bersikap teguh, sehingga Allah memberikan jalan keluar bagi mereka karena kejujuran mereka terhadap Rasulullah SAW dalam mengemukakan ketidak ikutan mereka. Mereka mengatakan bahwa hal itu bukan karena suatu udzur, sehingga mereka mendapat hukuman pada masa itu. Kemudian Allah menerima taubat mereka, dan hasil dari kejujuran mereka itu lebih baik bagi mereka baik bagi mereka dan menjadi penyebab taubat mereka diterima.
Oleh karena itu Allah berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar (119)) yaitu jujurlah dan tetaplah pada kejujuran, maka kalian termasuk orang-orang yang jujur, selamat dari kebinasaan dan menjadikan bagi kalian jalan keluar dari urusan kalian.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr tentang firmanNya: (Bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar) dia berkata yaitu bersama nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau.
Sumber: https://tafsirweb.com/3134-surat-at-taubah-ayat-118.html
Informasi Tambahan
Juz
11
Halaman
206
Ruku
169