البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-7
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka dan menjadikan penutup pada pandangan mereka, disebabkan kekafiran dan penolakan keras mereka setelah jelas kebenaran bagi mereka, maka Allah tidak memberikan Taufik bagi mereka untuk mendapat Hidayah dan bagi mereka akan mendapatkan siksaan yang keras di neraka jahanam.
Sumber: https://tafsirweb.com/186-surat-al-baqarah-ayat-7.html
📚 Tafsir as-Sa'di
7. “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, ” yakni menutupnya dengan penutup yang tidak dapat dimasuki oleh keimanan dan tidak bisa ditembus, sehingga mereka tidak memahami apa yang berguna bagi mereka dan apa-apa yang mereka dengarkan tidak bermanfaat untuk mereka, ”dan penglihatan mereka ditutup, ” yakni pelapis, penutup, dan penghalang yang menghalangi mereka dari melihat yang berguna bagi mereka, dan jalan-jalan ilmu dan kebaikan telah ditutup bagi mereka, tidak ada keinginan pada mereka dan tidak ada kebaikan yang diharapkan pada meeka. Mereka telah dihalangi dan ditutup dari pintu-pintu keimanan, disebabkan oleh kekufuran dan pengingkaran mereka serta keras kepala mereka setelah jelas bagi mereka kebenaran itu. Sebagaimana firman Allah : "Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat" (QS. Al-'An'am : 110) Dan ini hanyalah hukuman yang sekarang, kemudian Allah menyebutkan hukuman yang akan datang seraya berfirman, ”dan bagi mereka siksa yang amat pedih” yakni azab api neraka, kemurkaan yang Mahaperkasa yang terus menerus dan selamanya.
Sumber: https://tafsirweb.com/186-surat-al-baqarah-ayat-7.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Allah telah mengunci hati mereka dengan kekafiran mereka keimanan tidak berlaku bagi hati mereka. Mereka tidak mau mendengarkan kebenaran, melihat petunjuk, dan berpikir. Dan bagi mereka azab yang amat sangat pedih.
Asbabun Nuzul (Penyebab turun) dua ayat ini sebagaimana Ath-Thabari mengatakan dari Ibnu Abbas dan Al-Kalbi bahwa kedua ayat tersebut turun di Romawi Yahudi, di antara mereka yang menyaksikan turunnya dua ayat ini adalah Hayy bin Akhthab dan Ka’b bin Asyraf
Sumber: https://tafsirweb.com/186-surat-al-baqarah-ayat-7.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
As-Suddi berkata, (Allah telah mengunci) maknanya yaitu bahwa Allah telah mengunci. Qatadah berkata tentang ayat ini, "Setan telah menguasai mereka; karena mereka mentaatinya, maka Allah mengunci hati dan pendengaran (pada penglihatan mereka terdapat penutup) maknanya mereka tidak melihat petunjuk, tidak mendengar, tidak memahami, dan tidak menggunakan akal. Ibnu Juraij berkata, (Khatam) berarti Allah mengunci hati dan pendengaran.
Ibnu Juraij berkata, "Abdullah bin Katsir bercerita kepadaku bahwa dia mendengar Mujahid berkata, "Ar-Raan"(menutup) lebih ringan daripada "Ath-Thab'u" (mengunci), dan "Ath-Thab'u" (mengunci) itu lebih ringan daripada "Al-Iqfal" (dijeruji), dan Al-Iqfal adalah yang paling berat di antara semuanya. Al-A'mash berkata, "Aku melihat Mujahid menggunakan tangannya untuk menunjukkan hal itu. Dia berkata, "Mereka menganggap bahwa hati itu seperti tangan ini (yaitu telapak tangan) ketika seorang hamba berbuat dosa, maka dosa itu akan menutupinya.
Lalu dia berkata dengan memgisyaratkan jari kelingkingnya begitu, "Ketika dia berbuat dosa lagi, dosa itu menutupinya, lalu dia berkata dengan mengisyaratkan dengan jari lain seperti itu,"Ketika dia berbuat dosa lagi, dosa itu menutupinya. Dia terus melakukannya sampai semua jarinya tertutup dan berkata, "Lalu hati dikunci dengan gembok" Mujahid berkata, "Mereka menganggap itu sebagai sebagai penutup" Ibnu Jarir berkata,"Beberapa dari mereka berkata bahwa makna dari firman Allah SWT (Allah memgunci hati mereka) adalah Allah pemberitahuan dari Allah tentang kesombongan mereka, dan penolakan mereka untuk mendengarkan kebenaran yang telah diserukan. Sebagaimana dikatakan,"Sungguh Fulan sudah tuli dari percakapan ini, ketika dia menolak untuk mendengarkannya dan menyombongkan diri.
Namun, ini tidak benar, karena Allah SWT telah memberitahukan bahwa Dialah Dzat yang mengunci hati dan pendengaran mereka." Al-Qurtubi berkata bahwa para Imam sepakat bahwa Allah SWT telah menyifati DzatNya dengan mwnutup dan mengunci hati orang-orang kafir sebagai hukuman atas kekufuran mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya) (Surah An-Nisa: 155).
Juga disebutkan hadits tentang perubahan hati, "Wahai, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agamaMu" Dan disebutkan pula hadits dari Hudhaifah yang terdapat dalam kitab hadits shahih, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Fitnah dihadapkan pada hati manusia seperti tikar yang bersambungan, jika hati menerima fitnah itu, maka akan ada noda hitam, dan jika hati menolaknya akan ada noda putih, sehingga hati menjadi dua bagian: hati yang putih seperti kristal yang tidak terpengaruh fitnah selama langit dan bumi masih ada, dan hati yang hitam yang rusak bagaikan ikatan tembikar yang terbalik yang tidak mengenal kebaikan dan tidak menolak keburukan" Ibn Jarir berkata: "menurut saya pendapat yang benar mengenai hal ini yaitu berita yang benar-benar datang dari dari Rasulullah SAW, yaitu apa yang disampaikan Muhammad bin Bashar kepada kami, Safwan bin Isa, dari Ibnu 'Ujlan, dari Al-Qaqa', dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika seorang mukmin melakukan dosa, maka akan ada noda hitam dalam hatinya. Jika dia bertaubat, menjauhkan diri dari dosa, dan memohon ampun, maka hal itu akan membersihkan hatinya. Jika dia menambah (dosanya) maka noda itu bertambah sampai menutupi hatinya.
Itulah (penutup) yang disebutkan Allah dalam firmanNya: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka) (Surah Al-Mutaffifin: 14)." Ibnu Jarir berkata,"Rasulullah SAW memberitahukan bahwa jika dosa-dosa itu terus menutupi hati, maka dosa-dosa itu akan sepenuhnya menutupi hati.
Ketika dosa-dosa itu telah sepenuhnya menutupi hati, maka saat itu juga ia akan datang kunci dan gembok dari Allah SWT, sehingga tidak ada jalan bagi iman untuk mencapainya, dan tidak ada jalan bagi kekafiran untuk berpaling darinya, itulah kunci dan gembok yang disebutkan oleh Allah dalam firmanNya: (Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka) wujud kunci dan gembok ini serupa dengan kunci dan gembok yang bisa dilihat berupa pembungkus yang tidak dapat dilihat isinya, kecuali dengan dibuka dan dilepas penutupnya. Begitu juga, iman tidak akan mencapai hati orang-orang telah digambarkan oleh Allah bahwa Dia telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka (sehingga iman tidak bisa mencapainya), kecuali setelah dibuka kuncinya dan dilepaskan ikatannya. Ketahuilah bahwa waqaf tam itu ada pada firmanNya (Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka) dan dalam firmanNya: (dan pada penglihatan mereka terdapat penutup) merupalan kalimat yang sudah sempurna.
Gembok ini berlaku untuk hati dan pendengaran. Adapun ghisyawah (yaitu penutup) itu untuk penglihatan Ibnu Jarir menjelaskan tentang bentuk nashab dari kata " ghisyawah" dari firman Allah (Wa 'Ala Absharihim Ghisyawatun) yaitu bahwa kata tersebut mengandung bentuk nashab karena fiil yang disembunyikan. Bentuknya yaitu "Wa Ja'ala Absharihim Ghisyawatan" (Allah menjadikan penutup pada penglihatan mereka).
Kata itu juga mengandung bentuk nashab dengan menempati tempat setelah ayat (Wa 'Ala Sam'ihim) seperti firmanNya: (Dan bidadari-bidadari yang bermata jeli (Surah Al-Waqi'ah: 22). dan ungkapan seorang penyair Ternak itu kuberi makanan jerami dan air yang sejuk, hingga menetes air matanya dan penyair lainnya Aku melihat suamimu dalam medan perang, menggenggam pedang dan tombak Maknanya adalah aku memberinya minum dengan air yang sejuk.
Dan memegang tombak Setelah menggambarkan orang-orang mukmin pada empat ayat pertama di awal surah, lalu menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dengan dua ayat berikutnya, kemudian Allah memberikan penjelasan tentang keadaan orang-orang munafik yang menampakkan keimanannya dan menyembunyikan kekafiran. Keadaan mereka ini seringkali membingungkan banyak orang, Allah menjelaskan dengan panjang lebar tentang sifat-sifat mereka yang secara keseluruhannya adalah kemunafikan, Sebagaimana Allah telah menurunkan surah Bara'ah (At-Taubah), surah Al-Munafiqun, dan surah An-Nur yang menjelaskan tentang mereka serta surah-surah lain untuk mengetahui keadaan mereka agar terhindar dari mereka dan agar tidak tertipu oleh kemunafikan. Allah berfirman:
Sumber: https://tafsirweb.com/186-surat-al-baqarah-ayat-7.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
3
Ruku
2