Kembali ke Surat Al-Baqarah

البقرة (Al-Baqarah)

Surat ke-2, Ayat ke-134

تِلْكَ اُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ ۚ وَلَا تُسْـَٔلُوْنَ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Mereka itu umat manusia yang mendahului kalian dan telah berlalu, bagi mereka amal perbuatan mereka, dan bagi kalian amal perbuatan kalian. Kalian tidak dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatan mereka, dan mereka pun tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatan kalian. Semua masing-masing akan diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya, tidak disiksa seorangpun gara-gara dosa orang lain, tidak ada yang memberi manfaat bagi seseorang selain keimanan dan ketakwaan nya.

Sumber: https://tafsirweb.com/578-surat-al-baqarah-ayat-134.html

📚 Tafsir as-Sa'di

134. “Itu adalah umat yang berlalu, ” yakni telah lewat, “baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan.” Maksudnya setiap orang akan mendapatkan (pahala) perbuatannya sendiri, dan setiap orang akan dibalas dengan apa yang telah diperbuatnya, seseorang tidaklah akan disiksa karena dosa orang lain, dan tidaklah akan bermanfaat bagi seseorang, kecuali hanya keimanan dan ketakwaannya. Maka kesibukan kalian terhadap mereka dan anggapan kalian bahwa kalian berada dalam agama mereka dan rela hanya sebatas perkataan semata, adalah perkara kosong belaka yang tidak ada hakikatnya, semestinya kalian memperhatikan kembali kondisi kalian, apakah patut memperoleh keselamatan ataukah tidak?

Sumber: https://tafsirweb.com/578-surat-al-baqarah-ayat-134.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

Mereka semua (umat Ibrahim, Ya’qub dan putera mereka) adalah umat terdahulu. Apapun yang telah mereka lakukan adalah tanggungjawab mereka. Adapun engkau (Muhammad) tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas itu semua.

Sumber: https://tafsirweb.com/578-surat-al-baqarah-ayat-134.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 133-134 Allah SWT berfirman sembari memberikan hujjah kepada orang-orang musyrik Arab yang merupakan keturunan nabi Isma'il dan kepada orang-orang kafir dari Bani Israil (yakni keturunan nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim) bahwa ketika Nabi Ya'qub mendekati ajalnya, dia berwasiat kepada anak-anaknya agar beribadah hanya kepada Allah semata, dan tidak menyekutukanNya, serta berkata kepada mereka: (“Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”). Hal ini adalah bentuk penundukan karena Isma'il adalah paman dari (keturunan) mereka. An-Nuhas menyatakan bahwa dalam bangsa Arab, paman disebut juga sebagai ayah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Qurtubi.

Ayat ini munjadi dalil bahwa seorang kakek juga disebut ayah sehingga menutupi identitas saudara-saudaranya. Ini juga disebutkan Bukhari diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas dan Ibnu Zubair. Firman Allah: "(Tuhan) Yang Maha Esa", artinya kami mengesakanNya dengan sifat uluhiyyahNya dan kami tidak menyekutukanNya. (dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya) artinya kami tunduk patuh, menyerahkan diri sepenuhnya.

Sebagaimana firman Allah (padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?) (Surah Ali Imran: 83) Islam adalah agama semua nabi, meskipun syariat-syariat mereka berbeda-beda dan pendekatan mereka bervariasi.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku (25)) (Surah Al-Anbiya).

Banyak ayat dan hadis yang menguatkan konsep ini, seperti sabda nabi Muhammad SAW: "Kami adalah saudara-saudara para nabi, agama kami satu." Firman Allah SWT: (Itu adalah umat yang lalu) yaitu telah berlalu (baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan) yaitu orang-orang terdahulu yang telah lalu yaitu nenek moyang kalian dari para nabi dan orang-orang shalih yang terdahulu, tidak akan memberikan manfaat bagi kalian hanya karena kalian keturunan mereka, kecuali jika kalian melakukan amal baik yang dapat memberi manfaat untuk diri kalian sendiri, karena mereka memiliki amal perbuatan masing-masing dan kalian pun memiliki amal perbuatan kalian sendiri. (dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan) Abu Al-'Aliyah, Ar-Rabi', dan Qatadah berkata: (Itu adalah umat yang lalu) yaitu nabi Ibrahim, nabi Isma'il, nabi Ishaq, nabi Ya'qub, dan keturunan-keturunan mereka, dan telah diketahui dari beberapa riwayat bahwa siapa yang lambat melakukan amalnya maka nasabnya tidak bisa mempercepatnya

Sumber: https://tafsirweb.com/578-surat-al-baqarah-ayat-134.html

Informasi Tambahan

Juz

1

Halaman

20

Ruku

17

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved