البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-138
صِبْغَةَ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ صِبْغَةً ۖ وَّنَحْنُ لَهٗ عٰبِدُوْنَ
Sibgah Allah.” Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Pegang teguhlah agama Allah yang telah Dia Fitrahkan kalaian berada di atas agama itu, maka tidak ada sesuatupun yang lebih baik dari fitrah ciptaan Allah yang Allah menciptakan manusia di atasnya. maka berpeganglah kepada-nya Dan katakanlah, “kami tunduk kepada-Nya dan patuh kepada Tuhan kami dalam mengikuti ajaran Ibrahim.
Sumber: https://tafsirweb.com/586-surat-al-baqarah-ayat-138.html
📚 Tafsir as-Sa'di
138. Maksudnya, peganglah shibgah Allah yaitu agamaNya, tegakkanlah dia dengan penegakan sebenar-benarnya dengan segala perbuatan lahir maupun batin, dan juga akidah-akidahnya pada setiap waktu, hingga hal itu menjadi shibgah dan sifat diantara sifat-sifat kalian, lalu apabila dia adalah sifat dari sifat-sifat kalian, maka hal itu mengharuskan kalian untuk tunduk kepada perintah-perintahNya secara pasrah, penuh kesadaran dan kecintaan, hingga agama menjadi tabiat kalian seperti sebuah celupan yang sempurna bagi sebuah pakaian yang jelas menjadi sifat baginya, sehingga tercapailah kebahagiaan dunia maupun akhirat, karena agama menganjurkan kepada akhlak yang mulia, amalan yang luhur, dan perkara yang indah. Oleh karena itu, Allah berfirman sebagai kekaguman yang jelas bagi akal yang sehat, “Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah?” maksudnya, tidak ada yang lebih baik shibghahnya dari shibghah Allah.
Apabila kamu ingin tahu salah satu contohnya yang menjelaskan kepada kamu tentang perbedaan shibghah Allah dengan shibghah selainNya, maka analogikanlah sesuatu dengan hal yang berkontradiksi dengannya, bagaimanakah kamu melihat seorang hamba yang beriman kepada Tuhannya dengan keimanan yang benar yang mempengaruhi kepasrahan hati dan ketundukan anggota tubuh dengannya, dan dia akan selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang mulia, amalan yang baik, adab yang luhur dan tata krama yang santun, juga menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang jelek, hina dan dina, maka sifatnya adalah kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, sabar, ramah tamah, menjaga diri, berani, berbuat baik lewat lisan maupun tindakan, mencintai Allah, takut kepadaNya, khawatir akan pembalasanNya, mengharapNya, hingga dia ikhlas hanya untuk Allah dan berlaku baik kepada hamba-hambaNya, bandingkanlah dengan seorang hamba yang mengingkari Tuhannya, jauh dariNya dan mendekat kepada selainNya dari makhluk-makhlukNya. Dia mempunyai sifat yang buruk seperti kufur, syirik, dusta, khianat, tipu daya, tidak menjaga diri, dan berbuat tidak baik kepada makhluk secara lisan maupun tindakan, maka tidak ada keikhlasan kepada tuhanNya dan tidak juga berbuat baik kepada hamba-hambaNya. Dengan demikian sangatlah jelas perbedaannya bagi Kamu di antara kedua hamba tersebut, dan mengertilah kamu bahwa tidak ada shibghah yang lebih baik daripada shibghah Allah, dan termasuk makna hal ini adalah tidak ada shibghah yang lebih jelek daripada orang y ang tercelup dengan shibghah selain agama Allah.
Dalam firmanNya, “Dan hanya kepadaNya-lah kami menyembah, ” terkandung sebuah penjelasan akan shibghah tersebut yaitu menunikan dua dasar; keikhlasan dan mengikuti contoh, karena ibadah itu adalah sebuah kata yang menyeluruh bagi setiap hal yang dicintai oleh Allah dan diridhaiNya, baik perbuatan maupun perkataan lahir maupun batin, dan hal itu tidak bisa terjadi, hingga Allah mensyariatkannya melalui lisan RosulNya dan ikhlas, yaitu adalah seorang hamba menghendaki Wajah Allah semata dalam perbuatan-perbuatan tersebut, dan dengan mendahulukan kata yang menjadi obyek, maka maknanya bermaksud pembatasan. Dan Allah berfirman, “Dan hanya kepadaNya-lah kami menyembah.” Allah menjelaskan mereka dengan memakai kata “isim fa’il” atau kata benda pelaku yang menunjukkan akan kelanggengan dan keberlangsungan agar menunjukkan bahwa mereka bersifat seperti itu, dan hal itu telah menjadi shibghah bagi mereka secara pasti.
Sumber: https://tafsirweb.com/586-surat-al-baqarah-ayat-138.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Wahai manusia, berpegang teguhlah kalian semua kepada agama Allah sebagai fitrah kalian, yaitu agama Islam. Tidak ada petunjuk sebaik petunjuk Islam, yang membawa kita pada ketaatan kepada Allah. Ibnu Abbas berkata: Orang Nasrani itu apabila ada di antara mereka yang melahirkan anak, maka mereka mendatanginya selama tujuh hari.
Mereka mencelupkan bayi mereka menggunakan air khusus (dinamai: al ma’mudi) yang digunakan untuk mensucikan bayi itu. Mereka berkata, “Ini suci, tempat khitan.”, apabila mereka telah melakukannya maka bayi itu akan benar-benar dianngap sudah menjadi Nasrani. Sehingga Allah menurunkan ayat ini.
Sumber: https://tafsirweb.com/586-surat-al-baqarah-ayat-138.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 137-138 Allah SWT berfirman: (Maka jika mereka beriman) yaitu orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan yang lainnya (kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya) wahai orang-orang mukmin, berupa keimanan kepada seluruh kitab Allah dan rasul-rasulNya, dan tidak membeda-bedakan antara para rasul itu. (sungguh mereka telah mendapat petunjuk), maka sungguh mereka mendapat kebenaran dan dibimbing menuju kebenaran (dan jika mereka berpaling) yaitu dari kebenaran menuju kebathilan, tanpa adanya hujjah, maka sesungguhnya mereka berada dalam perselisihan. (sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka) maka Allah akan menolong dan memenangkan kalian atas mereka. (Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Firman Allah SWT: (Shibghah Allah) Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas: yaitu Agama Allah. Hal yang sama juga diriwayatkan dari Mujahid, Abu Al-'Aliyah, 'Ikrimah, Ibrahim, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Abdullah bin Katsir, 'Athiyah Al-Awfi, Ar-Rabi' bin Anas, dan As-Suddi.
Dalam hal ini, (Shibghah Allah) dapat mengacu pada fitrah Allah, seperti firmanNya: (Fitrah Allah) (Surah Ar-Rum: 30) maknanya kalian harus harus melaksanakan perintahNya.
Beberapa mufasir menggantikannya dengan : (Agama Ibrahim) (Surah Al-Baqarah :135) Sibawaih mengatakan: Ini adalah bentuk mashdar muakkad yang dinashabkan, seperti firman Allah: (Kami beriman kepada Allah) (Surah Al-Baqarah :8) dan (dan memyembahlah kepada Allah (Surah An-Nisa': 36)
Sumber: https://tafsirweb.com/586-surat-al-baqarah-ayat-138.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
21
Ruku
17