البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-139
قُلْ اَتُحَاۤجُّوْنَنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۚ وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ ۙ
Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Katakanlah -wahai rasul- kepada ahli kitab, “Apakah kalian akan mendebat kami tentang tauhidullah dan kewajiban ikhlas kepada Nya, sedangkan Dia adalah tuhan alam semesta semuanya, tidak hanya menguasai suatu kaum saja tanpa berkuasa atas kaum lainnya, bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian. Dan hanya kepada Allah kami mengiklaskan ibadah dan ketaatan kami tidak menyekutukan apapun dengan Nya, dan kami tidak menyembah siapapun selainnya?”
Sumber: https://tafsirweb.com/588-surat-al-baqarah-ayat-139.html
📚 Tafsir as-Sa'di
139. Kata ‘Al-mahajjatu’ bermakna perdebatan antara dua orang atau lebih dalam masalah-masalah khilafiyah hingga setiap pihak dari kedua belah pihak mengusahakan untuk menguatkan argument-argumen lawannya, setiap pihak dari mereka berusahan untuk menegakkan argument dalam hal tersebut. Yang diharapkan dalam perebatan itu adalah seharusnya berjalan dengan cara yang paling baik, dengan jalan yang paling dekat untuk mengembalikkan seseorang yang tersesat pada kebenaran, dan menegakkan hujjah atas orang-orang yang keras kepala, menjelaskan kebenaran dan menerangkan kebatilan.
Jika keluar dari prinsip-prinsip di atas, maka perdebatan itu menjadi sebuah perdebatan kusir dan pertengkaran mulut yang tidak ada gunanya, dan dapat menimbulkan keburukan. Para ahli kitab mengaku bahwa mereka adalah yang paling berhak kepada Allah daripada kaum Muslimin. ini hanyalah sebatas pengakuan yang butuh dalil dan keterangan yang kuat. Apabila Tuhan bagi semuanya hanya satu dan bukan Tuhan kalian saja, dan setiap dari kita dan kalian memiliki amal perbuatan hingga kalian dan kami sama sederajat dalam hal itu, dengan demikian hal itu tidaklah mengaharuskan adanya salah satu dari kedua kelompok itu lebih berhak kepada Allah dari lainnya, karena pembedaan dengan adanya keikutsertaan dalam suatu hal tanpa ada perbedaan yang mempengaruhi adalah sebuah pengakuan yang kosong dan batil, dan memisahkan antara kedua hal yang semisal adalah suatu kecongkakan yang jelas sekali.
Hanya saja dapat terjadi pengutamaan yang didasarkan dengan keikhlasan dalam amalan-amalan shalih hanya untuk Allah semata. Dan kondisi yang seperti itu hanyalah sifat kaum Mukminin saja, maka pastilah bahwa merekalah yang paling berhak kepada Allah daripada selainnya, karena keikhlasan adalah jalan menuju keselamatan. Inilah perbedaan antara wali-wali ar-Rahman dan wali-wali setan dalam sifat-sifat yang hakiki yang diterima oleh orang-orang yang berakal dan tidak diperdebatkan kecuali oleh orang yang sombong dan bodoh.
Ayat ini menunjukkan sebuah bimbingan yang baik dalam perdebatan, dan bahwasanya segala perkara itu harus berdasar atas asas penggabungan antara hal-hal yang semisal dan pemisahan antara hal-hal yang berbeda.
Sumber: https://tafsirweb.com/588-surat-al-baqarah-ayat-139.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Wahai Nabi, katakanlah kepada ahli kitab (Yahudi dan Nasrani): “Apakah kalian semua akan mendebat kami tentang hukum Allah, padahal kalian tahu bahwa kami dan kalian sama-sama menyembah Allah. Kalau sudah begitu, kenapa kalian tetap memaksa agar Allah memilih rasul dari golongan kalian? Bukankah kalian juga tahu, bahwa Allah akan membalas segala perbuatan kita semua.
Kalian tidak lebih utama di sisi Allah dari pada kami. Kami tetap berserah diri sepenuh hati dalam beribadah kepada Allah, meskipun kalian tetap enggan.”
Sumber: https://tafsirweb.com/588-surat-al-baqarah-ayat-139.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 139-141 Allah SWT berfirman sembari memberi bimbingan kepada nabiNya SAW tercurahkan kepadanya, untuk menghindari melakukan perdebatan dengan kaum musyrikin: (Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah) artinya yaitu apakah kalian ingin membantah kami mengenai tauhid kepada Allah, keikhlasan, ketundukan kepadaNya dan mengikuti perintah-perintahNya serta menjauhi larangan-laranganNya? (Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu) yang mengatur urusan kami dan urusan kalian, Dzat yang layak disembah hanya kepadaNya tanpa ada sekutu bagiNya (dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati), yakni kami berlepas diri dari kalian dan kalian berlepas diri dari kami, sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain, (Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan" (41)) (Surah Yunus) dan (Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku".
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya) (20) (Surah Ali Imran) Allah juga memberitahukan tentang nabi Ibrahim AS (Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu.
Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?"(80)) (Surah Al-An’am) dan (Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)) (Surah Al-Baqarah: 258) Allah SWT berfirman dalam ayat yang mulia ini, (bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati) artinya: kami berlepas diri dari kalian sebagaimana kalian berlepas diri dari kami, dan kami adalah orang-orang yang ikhlas kepadaNya, yaitu dalam peribadatan.
Kemudian Allah SWT menolak klaim mereka bahwa nabi Ibrahim dan para nabi yang datang setelahnya dari kalangan Bani Israil mengikuti agama mereka, baik Yahudi maupun Nasrani. Allah SWT berfirman, (Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah) artinya, tetapi Allah lebih mengetahui tentang segala sesuatu, dan Dia telah memberitahukan bahwa mereka bukanlah Yahudi maupun Nasrani, sebagaimana Allah SWT berfirman, (Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik (67)) dan ayat setelahnya (Surah Ali Imran).
Allah SWT berfirman, (dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?) Hasan Al-Basri mengatakan, "Mereka membaca kitab Allah yang telah datang kepada mereka bahwa agama yang benar adalah agama Islam, nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, nabi Ibrahim, nabi Isma'il, nabi Ishaq, nabi Ya'qub, dan para keturunannya telah bersih dari agama Yahudi dan Nasrani, dan Allah telah memberikan kesaksian terhadap hal tersebut, dan mereka mengakui hal itu kepada diri mereka sendiri. Tetapi mereka menyembunyikan kesaksian Allah itu dari mereka" Firman Allah SWT (Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan) di dalamnya mengandung ancaman dan peringatan yang sangat keras, yang berarti bahwa pengetahuanNya meliputi tindakan-tindakan kalian, dan Dia akan membalasnya. Kemudian Allah SWT berfirman, (Itu adalah umat yang telah lalu) artinya, mereka telah meninggalkan (baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan) yaitu bagi mereka amal mereka dan bagi kalian amal kalian. (dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan) Jadi tidak berpengaruh bagi kalian nasab kalian kepada mereka, jika kalian tidak mengikuti mereka.
Jangan tertipu dengan hanya mengklaim hubungan dengan mereka, kecuali jika kalian benar-benar mengikuti perintah Allah dan mengikuti para rasulNya yang diutus sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Sesungguhnya, siapa saja yang mengingkari satu nabi, maka dia telah mengingkari semua rasul, terutama jika dia mengingkari pemimpin para nabi, penutup para rasul, rasul dari Tuhan semesta alam bagi semua manusia dan jin, dari semua orang yang bertanggung jawab (atas amal ibadahnya), semoga shalawat dan salam Allah tercurah atas mereka semua, selama-lamanya sampai hari kiamat, dan semoga Allah meridhai para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat
Sumber: https://tafsirweb.com/588-surat-al-baqarah-ayat-139.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
21
Ruku
17