Kembali ke Surat Hud

هود (Hud)

Surat ke-11, Ayat ke-6

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sesungguhnya Allah telah menjamin rizki semua makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, sebagai bentuk karunia dariNya, dan Dia mengetahui tempat tinggalnya saat hidup dan setelah matinya, dan mengetahui tempat dimana ia akan mati. Semua itu sudah tertulis di satu kitab di sisi Allah yang sudah menerangkan semua itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html

📚 Tafsir as-Sa'di

6. Maksudnya, semua yang merayap di muka bumi berupa manusia, binatang darat atau laut maka Allah telah menjamin rizki dan makanan mereka, rizki merka telah menjadi kewajiban Allah “dan dia mengetahui tempat berdiamnya binatang itu dan tempat penyimpanannya” maksudnya, Dia mengetahui tempat berdiam diri bintang binatang ini yaitu rumah tempat tinggalnya dan perlindungannya, dan mengetahui tempat penyimpannanya yaitu tempat dimana ia berpindah kepadanya pada waktu pulang perginya dan kondisi-kondisi tertentunya. ”semuanya” seluruh perincian tentang keadaanya “tertulis dalam kitab yang nyata” yakni lauh Mahfuzh yang meliputi seluruh peristiwa yang terjadi di langit dan bumi. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah di catat oleh penaNya, berlaku padanya kehendakNya dan dicukupi olehNya rizkinya.

Hendaknya manusia tetap tenang kepada jaminan Allah yang menjamin rizkinya dan yang ilmuNya meliputi Dzat dan sifat sifatNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

6. Semua makhluk pun di atas bumi, baik yang melata maupun berjalan, baik manusia ataupun hewan, tidak ada satu pun melainkan Allah-lah Yang memberi rezeki. Allah memberikan rezeki dengan keutamaan, rahmat dan ihsan.

Dia mengetahui tempat tinggal dan tempat penyimpanan para makhluknya, atau tempat hidup dan matinya. Semuanya telah tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Sumber: https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT memberitahukan bahwa Dia adalah yang menjamin rezeki makhluk­Nya, yaitu semua hewan yang melata di bumi, baik kecil, besar, yang di laut, maupun yang di darat. Dia mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanan makhluk itu. yaitu mengetahui sampai di mana pemberhentian perjalanannya di bumi dan ke manakah tempat kembalinya, yakni sarangnya. Itu adalah tempat penyimpanannya Ali bin Abi Thalhah dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu) yaitu ketika dia berdiam diri (dan tempat penyimpanannya) ketika dia mati.

Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu) yaitu dalam rahim (dan tempat penyimpanannya) dalam tulang sulbi, seperti pada surah Al-An'am. Semuanya itu telah tercatat di dalam suatu Kitab di sisi Allah yang menjelaskan semua itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian.

Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (38)) (Surah Al-An'am) dan (Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (59)) (Surah Al-An'am)

Sumber: https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html

Informasi Tambahan

Juz

12

Halaman

222

Ruku

183

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved