Kembali ke Surat Hud

هود (Hud)

Surat ke-11, Ayat ke-43

قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ

Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Putra Nuh berkata, “ Aku akan berlindung ke puncak gunung, aku akan berlindung diri dari air, sehingga akan menghalangiku dari tenggelam.” Maka Nuh menjawabnya, ” Tidak ada yang dapat menghalangi hari ini dari ketetapan Allah dan ketentuaNya yang telah turun pada mahluk, berupa tenggelam dan kebinasaan, kecuali orang yang di rahmati oleh Allah . Maka dari itu, berimanlah dan naiklah ke dalam kapal bersama kami.” Kemudian ombak yang menggunung memisahkan Nuh dengan putranya, akibatnya putranya termasuk orang-orang yang di tenggelamkan lagi binasa.

Sumber: https://tafsirweb.com/3535-surat-hud-ayat-43.html

📚 Tafsir as-Sa'di

43. anaknya menyanggah untuk mendustakan ucapan bapaknya bahwa tiada yang selamat kecuali orang yang naik perahu bersamanya. ”aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” maksudnya aku akan naik ke gunung yang melindungiku dari banjir. Nuh berseru “tidak ada yang melindungi dari Azab Allah selain Allah saja yang Maha penyayang” tidak ada gunung dan lainnya yang menyelamatkan seseorang meskipun dia mengambil cara apapun, dia tetap tidak akan selamat jika Allah tidak menyelamatkannya. ”dengan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang orang yang ditenggelamkan”

Sumber: https://tafsirweb.com/3535-surat-hud-ayat-43.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

43 Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat melindungiku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang dapat melindungi dari azab Allah hari ini selain Allah saja Yang Maha Penyayang, mereka adalah orang-orang yang dikasihi Allah. Mereka adalah para penumpang bahtera ini.”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

Sumber: https://tafsirweb.com/3535-surat-hud-ayat-43.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 41-43 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang nabi Nuh, bahwa dia berkata kepada orang-orang yang diperintahkan agar dibawa ke dalam bahteranya (Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya) yaitu dengan menyebut nama Allah ia dapat berlayar di permukaan air, dan dengan menyebut nama Allah ia dapat berlabuh di akhir perjalanannya. Allah SWT berfirman: (Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang zalim” (28) Dan berdoalah, "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat” (29)) (Surah Al-Mu’minun) Oleh karena itu maka disunnahkan membaca basmalah di saat memulai perkara menaiki bahtera maupun kendaraan darat sebagaimana Allah SWT berfirman: (Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untuk kalian kapal dan binatang ternak yang kalian tunggangi (12) supaya kalian duduk di atas punggungnya (13) dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami” (14)) (Surah Az-Zukhruf).

Sunnah mendorong hal itu dan menyerukannya, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam surah Az-Zukhruf, jika Allah menghendakinya. Firman Allah: (Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) sesuai dengan menyebutkan pem­balasan atas orang-orang kafir dengan menenggelamkan mereka semuanya. Allah menyebutkan bahwa Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, sebagaimana Allah berfirman: (Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguh­nya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) (Surah Al-A'raf: 167) dan ayat-ayat lain yang mengiringkan antara rahmat dan azabNya.

Firman Allah: (Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung) yaitu, bahtera itu berlayar membawa mereka di permukaan air yang menggenangi seluruh bumi sehingga menutupi puncak-puncak gunung, Bahtera itu berlayar di atas permukaan air dengan seizin Allah dan di bawah pengawasan, pemeliharaan, penjagaan, dan karunia­Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung), Kami bawa (nenek moyang) kalian ke dalam bahtera (11) agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kalian dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar (12)) (Surah Al-Haqqah) Firman Allah: (Dan Nuh memanggil anaknya) Ini adalah anaknya, dia adalah se­orang kafir.

Ayahnya memanggilnya ketika menaiki bahtera agar beriman serta naik bahtera bersama mereka sehingga dia tidak tenggelam seperti yang dialami orang-orang yang kafir yang tenggelam (Anaknya menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!) dia menganggap dengan kebodohannya bahwa banjir itu tidak mencapai puncak-puncak gunung dan seandainya dia mengungsi ke puncak gunung itu, maka dia selamat dari air itu. Lalu ayahnya nabi Nuh berkata kepadanya (Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang) yaitu tidak ada sesuatu pun pada hari ini yang dapat melindungi dari azab Allah. Dikatakan bahwa kata “‘ashiman” itu bermakna “ma’shuman” (dilindungi), sebagaimana dikatakan terhadap “tha'im” dan “kaasin” yang bermakna “math'um” (diberi makanan) dan “maksuwwun” (yang pakaian) (Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan)

Sumber: https://tafsirweb.com/3535-surat-hud-ayat-43.html

Informasi Tambahan

Juz

12

Halaman

226

Ruku

186

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved