البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-145
وَلَىِٕنْ اَتَيْتَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ بِكُلِّ اٰيَةٍ مَّا تَبِعُوْا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَآ اَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَاجَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۘ
Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya eng-kau termasuk orang-orang zalim.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan jika engkau -wahai Rasul- datang kepada orang-orang yang telah diberit taurat dan Injil dengan membawa semua hujjah (dalil) yang kuat dan bukti nyata bahwa perpindahan ke arah Ka'bah Dalam Sholat itu adalah benar-benar perintah dari sisi Allah, mereka tetap saja tidak akan mengikuti kiblatmu, karena penentangan dan kesombongan mereka, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka lagi, dan tidaklah sebagian mereka mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan apabila engkau mengikuti Keinginan mereka terkait urusan menghadap kiblat dan persoalan lainnya setelah datang ilmu kepadamu bahwa engkau itu berada di atas kebenaran sementara mereka berada di atas kebatilan, saat itulah engkau benar-benar termasuk orang-orang yang zalim kepada diri sendiri.
Sumber: https://tafsirweb.com/602-surat-al-baqarah-ayat-145.html
📚 Tafsir as-Sa'di
145. Di antara semangat Nabi Muhammad yang besar dalam menyampaikan hidayah kepada manusia adalah, beliau mengerahkan segala daya dan upaya untuk mereka dari nasihat dan lemah lembut dalam memberi hidayah kepada mereka, beliau sangat sedih bila mereka tidak tunduk kepada perintah Allah. Di antara kaum kafir ada yang membangkang terhadap perintah Allah, berlaku sombong terhadap Easul-rasul Allah dan meninggalkan hidayah dengan sengaja dan melampaui batas; di antara mereka itu ada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, yaitu ahli kitab pertama yang mengingkari Nabi Muhammad dengan keyakinan, bukan dengan kebodohan.
Oleh karena itu Allah mengabarkan bahwasanya sekiranya, “kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan),” maksudnya, dengan segala bukti nyata dan dalil yang menjelaskan perkataanmu dan menerangkan apa yang kamu dakwahkan kepadanya, “mereka tidak akan mengikuti kiblatmu,” maksudnya, mereka tidak akan mengikutimu; karena mengikuti dalam hal kiblat menunjukan akan ketundukan kepada beliau, dan karena sebabnya adalah dalam perkara kiblat, dan perkara tersebut bisa seperti itu adalah karena mereka durhaka, dimana mereka telah mengetahui kebenaran namun mereka meninggalkannya, maka ayat-ayat itu hanya akan bermanfaat bagi orang yang mencari kebenaran, namun perkaranya samar menurutnya, maka ayat-ayat yang jelas akan (berfungsi) menerangkan untuknya. Adapun orang yang telah bertekad untuk tidak mengikuti kebenaran, maka tidak ada alasan lagi baginya, dan jugaperpecahan diantara mereka benar-benar terjadi, dimana sebagian merekatidak mengikuti kiblat sebagian yang lain. Oleh karena itu, bukanlah suatu hal yang aneh, apabila mereka tidak mengikuti kiblatmu wahai Muhammad dan mereka itu adalah musuh yang benar-benar dengki.
Firmanya, “Dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka,” ini lebih mantap daripada kalimat “janganlah kamu mengikuti,” karena hal itu mengandung suatu dugaan bahwa Muhammad memiliki sifat tampil beda dengan mereka, maka hal itu tidaklah mungkin terjadi dari beliau. Allah juga tidak berfirman “ sekiranya didatangkan kepada mereka setiap ayat” karena mereka tidak memiliki dalil atas apa yang mereka katakan. Demikian juga apabila telah jelas kebenaran itu dengan dalil-dalilnya yang yakin, maka tidaklah harus menjawab hal yang syubhat yang muncul darinya, karena dia tidak memiliki batas dan juga karena dia mengetahui kebatilannya, atas dasar pengetahuan bahwa setiap yang bertentangan dengan kebenaran yang jelas itu adalah suatu kebatilan, maka menjawab hal yang syubhat itu hanyalah sebatas suatu tindakan derma semata (yang tidak harus). “Dan sungguh jika kamu mengikuti keinginan mereka.” Allah berkata, “keinginan mereka” dan tidak berkata “agama mereka”; karena apa yang mereka anut saat itu adalah sebatas hawa nafsu diri mereka, hingga dalam hati mereka pun mengetahui bahwa hal itu bukanlah agama, dan barang siapa yang meninggalkan agama, maka dia hanya mengikuti hawa nafsu, tidak ada lainnya.
Allah berfirman : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" QS Al- Jatsiyah: 23 “Setelah datang ilmu kepadamu,” bahwasanya engkau berada di atas kebenaran sedangkan mereka dalam kebatilan, “Sesungguhnya kamu kalau begitu,” maksudnya jika kamu mengikuti mereka, hal ini adalah sebuah tindakan pencegahan agar kalimat ini tidak terputus dengan kalimat yang sebelumnya, walaupun hanya dalam pikiran, “termasuk golongan orang-orang yang zhalim,” yakni, tergolong bersama mereka dan tergabung diantara kelompok mereka. Dan kezhaliman apakah yang paling keji dari kezhaliman orang yang mengetahui kebenaran dan kebatilan lalu dia lebih memilih kebatilan dari pada kebenaran?
Hal ini walaupun pembicaraannya kepada Muhammad namun umatnya termasuk di dalamnya. Demikian juga apabila beliau melakukan hal itu dan ini tentu sangatlah mustahil niscaya beliau juga zhalim, meskipun dengan kedudukannya yang tinggi dan kebaikannya yang banyak, maka orang-orang yang selainnya tentunya lebih pantas dan patut.
Sumber: https://tafsirweb.com/602-surat-al-baqarah-ayat-145.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
145. Wahai Nabi, jika datang kepadamu ahli kitab dengan semua hujjah dan bukti bahwa pengalihan kiblat itu benar dengan perintah Allah, maka mereka tidak akan mengikuti arah kiblatmu dengan penuh keingkaran dan keangkuhan. Jangan sampai dirimu mengikuti kiblat mereka.
Masing-masing kelompok itu mengikuti kiblatnya sendiri. Orang-orang Yahudi menghadap Baitul Maqdis dan orang-orang nasrani menghadap arah terbitnya matahari. Dan jika kamu setuju dengan hawa nafsu mereka dengan ikut mengarah kepada kiblat yang mereka serukan kepadamu setelah datangnya ilmu Allah melalui perantara wahyu, maka sungguh kamu termasuk orang-orang yang menzalimi diri sendiri
Sumber: https://tafsirweb.com/602-surat-al-baqarah-ayat-145.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Allah SWT memberitahukan tentang kekafiran, perlawanan, dan ketidakpatuhan orang-orang Yahudi terhadap apa yang mereka ketahui mengenai kedudukan Rasulullah SAW. Sekiranya Allah menunjukkan kepada mereka setiap bukti kebenaran ajaran yang datang dariNya, mereka tidak akan mengikutinya dan akan tetap berpegang pada hawa nafsu mereka, sebagaimana firmanNya: (Sungguh, orang-orang yang telah dipastikan mendapat ketetapan Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun mereka mendapat tanda-tanda (kebesaran Allah), hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus).
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman di sini: (Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu) dan (dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka) untuk menunjukkan betapa teguhnya Rasulullah SAW dalam mengikuti perintah Allah. Sebagaimana mereka berpegang pada pandangan dan hawa nafsu mereka, demikian pula Rasulullah SAW berpegang pada perintah Allah SWT, taat kepadaNya, dan mengikuti keridhaanNya. Tidaklah beliau mengikuti hawa nafsu mereka dalam segala keadaan. tidaklah beliau menghadap ke arah Baitul Maqdis karena beliau orang Yahudi melainkan karena perintah Allah SWT.
Kemudian, Allah memberi peringatan tentang tindakan menyimpang dari kebenaran yang diketahui oleh orang berilmu karena memgikuti hawa nafsunya. Sebab, orang yang berilmu itu memiliki hujjah yang lebih kuat daripada orang lain. Karenanya itu, Allah berfirman kepada Rasulullah SAW dan yang dimaksudkan kepada umatnya: (Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya eng-kau termasuk orang-orang zalim)
Sumber: https://tafsirweb.com/602-surat-al-baqarah-ayat-145.html
Informasi Tambahan
Juz
2
Halaman
22
Ruku
18