Kembali ke Surat Hud

هود (Hud)

Surat ke-11, Ayat ke-118

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ

Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat),

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan sekiranya Tuhanmu menghendaki, pastilah Dia akan menjadikan manusia semuanya umat yang bersatu diatas satu agama, yaitu islam. Akan tetapi, Dia tidak menghendakinya, sehingga manusia akan tetap saling berselisih dalam agama-agama mereka, dan itu sesuai dengan kandungan hikmahNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3610-surat-hud-ayat-118.html

📚 Tafsir as-Sa'di

118 Allah mengabarkan bahwa kalau Dia berkehendak, niscaya Dia menjadikan manusia umat yang satu, berpegang teguh pada agama islam karena kehendak Allah tiada berbatas, taka da satupun yang menghalangiNya, akan tetapi hikmahNya menuntut mereka terus berselisih, menyelisihi jalan yang lurus, mengikuti jalan yang mengantarkan kepada neraka. Masing masing melihat kebenaran pada dirinya dan kesesatan pada orang lain.

Sumber: https://tafsirweb.com/3610-surat-hud-ayat-118.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

118. Jika Tuhanmu berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan semuanya berada dalam satu agama, namun Dia menghendaki agar memilih, dengan tujuan untuk mewujudkan prinsip keadilan terkait pahala dan hukuman. Setelah menentukan pilihan, mereka masih tetap berselisih karena selalu mengikuti hawa nafsu.

Sumber: https://tafsirweb.com/3610-surat-hud-ayat-118.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 118-119 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia Maha Kuasa untuk menjadikan manusia umat yang satu dalam hal keimanan atau kekafiran. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya) (Surah Yunus: 99) Firman Allah: (tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu) yaitu perselisihan itu masih ada di antara manusia dalam hal agama, akidah, madzhab dan pendapat mereka.

Firman Allah: (kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu) yaitu kecuali orang-orang yang diberi rahmat dari pengikut para rasul; yaitu orang-orang yang berpegang teguh kepada apa yang diperintahkan dari agama yang diberitahukan oleh para rasul Allah kepada mereka. Demikian itu keadaan mereka masih begitu hingga datanglah Nabi yang ummi, penutup para rasul dan para nabi, lalu mereka mengikuti, membenarkan dan membantu perjuangan beliau. Lalu mereka beruntung dengan kebahagiaan dunia dan akhirat ‘Atha’ berkata tentang firmanNya: (tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat) yaitu orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi (kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu) yaitu memeluk agama yang hanif.

Qatadah berkata bahwa orang-orang yang dirahmati Allah adalah oang yang bersatu, sekalipun tempat tinggal dan tubuh mereka terpisah. Dan orang-orang berbuat maksiat kepadaNya adalah orang-orang yang berpecah belah, sekalipun tempat tinggal dan tubuh mereka bersatu. Firman Allah: (Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Dia menciptakan mereka dalam keadaan terpecah belah, sebagaimana firmanNya (maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia) (Surah Hud: 105) Dikatakan,”Allah menciptakan mereka untuk dirahmati” Ibnu Wahb berkata,”Telah memberitahukan kepadaku Muslim bin Khalid, dari Abu Najih, dari Thawus, bahwa dua orang laki-laki berselisih kepadanya dengan sengit.

Lalu Thawus berkata,"Kalian sering bertengkar" Salah seorang dari keduanya berkata,"Demikianlah kami diciptakan” Thawus berkata,"Kamu berdusta" Lalu laki-laki itu berkata,"Bukankah Allah berfirman: (tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.

Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka?") Thawus berkata,"Allah tidaklah menciptakan mereka agar mereka berselisih, tetapi Dia menciptakan mereka agar bersatu" Makna pendapat ini merujuk kepada firman Allah SWT: (Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu (56)) (Surah Adz-Dzariyat) Dikatakan, bahkan yang dimaksud adalah bahwa Allah menciptakan mereka untuk dirahmati dan berselisih.

Sebagaimana yang dikatakan Hasan Al-Bashri dalam suatu riwayat yang tentang firmanNya: (tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka) dia berkata bahwa manusia itu berselisih tentang agamanya hingga terpecah belah (kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu) Maka siapa saja yang dirahmati oleh Tuhanmu, maka tidak berselisih. Dikatakan kepadanya, "Untuk itukah Allah menciptakan mereka?" dia menjawab,"Dia men­ciptakan mereka untuk surgaNya, dan lainnya untuk nerakaNya.

Dia menciptakan mereka untuk rahmatNya dan lainnya untuk azabNya" Ibnu Wahb berkata,”Aku bertanya kepada Malik tentang firmanNya: (tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka) dia menjawab bahwa satu kelompok dimasukkan ke dalam surga dan satu kelompok dimasukkan ke dalam neraka Sa'ir. Dia berkata bahwa pendapat ini dipilih Ibnu Jarir dan Abu ‘Ubaidah Al-Farra’.

Firman Allah: (Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan bahwa sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya) Allah SWT memberitahukan bahwa telah ditetapkan dalam ketentuan dan takdir­Nya dengan ilmuNya yang sempurna dan kebijaksanaan­Nya yang berlaku bahwa di antara makhlukNya ada yang layak mendapat surga, dan ada yang layak mendapat neraka. Bahwa suatu kepastian bahwa Dia memenuhi neraka Jahanam dari kedua jenis makhluk dari kalangan jin dan manusia. MilikNyalah hujjah yang kuat dan kebijaksanaan yang sempurna.

Sumber: https://tafsirweb.com/3610-surat-hud-ayat-118.html

Informasi Tambahan

Juz

12

Halaman

235

Ruku

192

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved