Kembali ke Surat Yusuf

يوسف (Yusuf)

Surat ke-12, Ayat ke-28

فَلَمَّا رَاٰى قَمِيْصَهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ اِنَّهٗ مِنْ كَيْدِكُنَّ ۗاِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ

Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Maka ketika sang suami melihat pakaian yusuf robek dari bagian belakang, dia pun tahu yusuf tidak berbuat apa-apa, dan dia berkata kepada istrinya, ”sesungguhnya kedustaan yang kamu tuduhkan kepada pemuda ini termasuk dari tipu daya kalian wahai para wanita, sesungguhnya tipu daya kalian adalah besar.

Sumber: https://tafsirweb.com/3766-surat-yusuf-ayat-28.html

📚 Tafsir as-Sa'di

28. “maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis yusuf koyak dibelakang” dengan itu dia mengetahui kejujuran yusuf dan kesuciannya, dan bahwa wanita itulah yang berdusta. maka sang majikan pun berkata kepada wanita itu, ”sesungguhnya kejadian itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar” yakini, apakah ada tipu daya yang lebih berbahaya daripada rekayasa yang ia pakai untuk membebaskan dirinya dari sesuatu yang dia inginkan dan lakukan serta tuduhan kepada Nabi Allah yusuf?

Sumber: https://tafsirweb.com/3766-surat-yusuf-ayat-28.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

28. Tatkala Al-‘Aziz, suami Zulaikha bahwa baju Yusuf sobek pada bagian belakang, lalu membebaskannya dan berkata kepada istrinya: “Sesungguhnya perkara yang penuh perselisihan ini mengandung tipu muslihat wanita. Sesungguhnya tipu muslihat kalian itu sangat besar, wahai wanita, yaitu sangat licik dan mempengaruhi jiwa.” Al-Kaidu adalah tipu muslihat

Sumber: https://tafsirweb.com/3766-surat-yusuf-ayat-28.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 25-29 Allah SWT memberitahukan tentang keadaan keduanya ketika berlomba mencapai pintu. Nabi Yusuf melarikan diri, dan wanita itu mengejarnya untuk mengembalikan nabi Yusuf ke dalam rumah. Di tengah-tengah itu wanita tersebut mengejar nabi Yusuf, lalu dia memegang bajunya dari belakang, lalu merobeknya lebar-lebar.

Keduanya menjumpai suami wanita itu di pintu. Saat itu juga timbul tipu daya pada wanita itu. dan berkata kepada suaminya seraya menyangkal semua tuduhan dan menuduh bahwa nabi Yusuf yang memulainya, (Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu) yaitu perbuatan keji (selain dipenjarakan) yaitu dipenjara (atau dihukum dengan azab yang pedih) yaitu dipukul dengan pukulan yang keras dan menyakitkan. Saat itu juga nabi Yusuf membela diri dengan menyampaikan kebenaran, dan dia berlepas diri dari tuduhan khianat yang disampaikan wanita itu (Yusuf berkata, "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)") dia menyebutkan bahwa wanita itulah yang mengajaknya untuk berbuat zina dan menarik baju gamisnya (dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya, "Jika baju gamisnya koyak di muka) dari bagian depannya (maka wanita itu benar) Dalam ucapannya yang menyatakan bahwa nabi Yusuf yang mengajaknya.

Karena jika demikian, berarti nabi Yusuf yang mengajaknya, lalu dia mendorong dada nabi Yusuf, lalu baju gamisnya sobek sehingga benarlah apa yang dikatakan oleh wanita itu ("Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (27)) Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataannya, ketika nabi Yusuf lari dari wanita itu dan wanita itu mengejarnya, lalu wanita itu memegang bajunya dari belakang. agar dia bisa mengembalikan nabi Yusuf kepadanya, lalu baju Yusuf sobek dari belakang. Firman Allah: (Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang) yaitu setelah nyata bagi suami wanita itu kebenaran nabi Yusuf dan kedustaan istrinya dalam tuduhannya yang ditujukan kepada nabi Yusuf (berkatalah dia, "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daymu) yaitu sesungguhnya pencemaran harga diri pemuda ini merupakan salah satu tipu daya kalian (sesungguhnya tipu daya kamu besar”) Kemudian suami wanita itu memerintahkan nabi Yusuf agar menyem­bunyikan kejadian itu ((Hai) Yusuf, berpalinglah dari ini) yaitu lupakanlah peristiwa ini dan jangan bicarakan hal ini kepada siapapun kepada seorang pun (dan (kamu hai istriku) mohon ampunlah atas dosamu itu) dia berkata kepada istrinya, dan dia adalah orang yang lemah lembut dan mudah memaafkan, atau dia memakluminya, karena istrinya melihat sesuatu yang tidak sabar baginya untuk menghindarinya. Jadi dia berkata kepada istrinya,"Mohon ampunlah atas dosamu" yaitu yang terjadi pada dirimu berupa menginginkan hal buruk kepada pemuda ini dan dan menuduhnya melakukan sesuatu yang tidak dia lakukan (karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah)

Sumber: https://tafsirweb.com/3766-surat-yusuf-ayat-28.html

Informasi Tambahan

Juz

12

Halaman

238

Ruku

195

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved