Kembali ke Surat Yusuf

يوسف (Yusuf)

Surat ke-12, Ayat ke-30

۞ وَقَالَ نِسْوَةٌ فِى الْمَدِيْنَةِ امْرَاَتُ الْعَزِيْزِ تُرَاوِدُ فَتٰىهَا عَنْ نَّفْسِهٖۚ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّاۗ اِنَّا لَنَرٰىهَا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Dan perempuan-perempuan di kota berkata, “Istri Al-Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandang dia dalam kesesatan yang nyata.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

dan berita itu sampai ke wanita-wanita di kota itu, sehingga mereka ramai memperbincangkannya. Dan mereka berkata untuk mengingkari (perbuatan) istri sang mentri, ”sesungguhnya istri sang mentri mencoba menundukan pelayannya dan mengajaknya untuk berbuat keji dengan dirinya. Sesungguhnya ketertarikan kepada pemuda itu telah mencapai puncak kecintaan hatinya.

Sesungguhnya kami memandangnya dengan perbuatan tersebut, dalam kesesatan yang nyata.”

Sumber: https://tafsirweb.com/3768-surat-yusuf-ayat-30.html

📚 Tafsir as-Sa'di

30. maksudnya bahwa berita tersebut menjadi popular dan menyebar seantero negeri. Kaum wanita membicarakannya dan mulai mencibir dan mengatakan ”istri al aziz menggoda bujangnya untuk menundukan dirinya (kepadanya), sungguh cintanya itu kepada bujangnya adalah sangat dalam”, maksudnya itu adalah kejadian yang buruk! ia adalah wanita yang sangat berderajat tinggi, suaminyapun orang berkedudukan. Kendatipun demikian, ternyata ia masih menggoda budak lelakinya yang berada di bawah kekuasaan dan bertugas melayaninya.

Bersama ini semua, kecintaaan kepadanya (yusuf) sudah menempati hatinya pada kadar yang sangat kuat. ”sungguh cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam” kecintaan sang wanita itu kepada yusuf sudah mencapai relung hatinya, yaitu batin dan jantung hatinya. Itu adalah kecintaan yang paling tinggi ”sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata” dimana kondisi ini tidak layak bersumber darinya. Itu merupakan sebuah kejadian yang akan mendiskreditkan kedudukannya dan menghinakannya di tengah orang orang.

Sumber: https://tafsirweb.com/3768-surat-yusuf-ayat-30.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

30. Kumpulan wanita negeri Mesir berkata ketika berita itu menyebar: “Istri Al-’Aziz menggoda anak laki-laki budaknya dan memintanya untuk berjima’. Sedangkan Yusuf mencegahnya.

Sungguh cintanya kepada Yusuf telah menutupi hatinya, atu menjadi penutupnya. Melalui kejadian ini kami berpendapat bahwa dia berada dalam kesalahan yang nyata” Nama istri itu adalah Zulaikha. dan Al-’Aziz adalah julukan bagi Menteri Raja Mesir.

Sumber: https://tafsirweb.com/3768-surat-yusuf-ayat-30.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 30-34 Allah SWT memberitahukan bahwa berita tentang nabi Yusuf dan istri Al-Aziz itutersebar ke seluruh kota yaitu Mesir sehingga dibicarakan oleh banyak orang (Dan wanita-wanita di kota itu berkata) seperti istri para pembesar dan pemimpin. Mereka mengkritik istri Al-Aziz, sedangkan Al-Aziz adalah seorang menteri negeri, dan melimpahkan aib itu kepadanya atas perbuatan itu (Istri Al-Aziz menggoda pemudanya untuk menundukkan dirinya (kepadanya)) dia berupaya menundukkan pemudanya untuk memenuhi keinginannya dan mengajaknya untuk mendekatinya (sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam) yaitu kecintaan kepadanya sampai menutupi hatinya, hingga membuatnya tertutup. (Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata) yaitu dalam perbuatannya itu, yaitu mencintai pemudanya dan menggodanya agar mau bersamanya (Maka tatkala wanita itu mendengar cercaan mereka) sebagian ulama’ berkata yaitu perkataan mereka. Muhammad bin Ishaq berkata,"Bahkan telah sampai kepada mereka tentang ketampanan nabi Yusuf, maka mereka ingin menyak­sikannya.

Lalu mereka menyampaikan kata-kata tersebut agar mereka bisa melihat dan menyaksikannya" Maka saat itu istri Al-Aziz (mengundang mereka) yaitu mengundang mereka ke rumahnya dan menjamu mereka (dan menyediakan bagi mereka tempat duduk) yaitu tempat duduk yang disiapkan dengan penutup meja dan makanan. Terdapat makanan yang harus dikupas dengan pisau, Oleh karena itu Allah berfirman: (dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau) Ini merupakan tipu daya wanita itu untuk membalas mereka dengan memperlihatkan nabi Yusuf (kemudian dia berkata (kepada Yusuf),"Keluarlah kepada mereka!") Wanita itu menyembunyikan nabi Yusuf di tempat yang lain (Maka tatkala) nabi Yusuf keluar dan (wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (ketampanan)nya) mereka kagum olehnya, yaitu kagum dan terpesona oleh dirinya, sehingga mereka memotong tangan mereka sendiri karena kagum melihatnya.

Maksudnya adalah bahwa mereka terus melukai tangan mereka dengan pisau itu. Pendapat ini dikatakan oleh para ulama’ Diriwayatkan dari Mujahid dan Qatadah bahwa mereka memotong tangannya hingga melemparkannya, hanya Allah yang lebih mengetahui. (dan berkatalah mereka, "Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”) Kemudian mereka berkata kepada wanita itu,"Kami tidak mencelamu setelah yang kami lihat ini," karena mereka tidak pernah melihat manusia yang seperti dirinya atau bahkan mendekati dirinya. Sesungguhnya nabi Yusuf dianugerahi separuh dari ketampanan, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits shahih dalam hadits Isra’ Mi’raj bahwa Rasulullah SAW bertemu dengan nabi Yusuf di langit ketiga, lalu beliau bersabda,”Dan ternyata Yusuf dianugerahi separuh dari ketampanan” Oleh karena itu ketika para wanita itu melihat­nya, mereka berkata: (Maha sempurna Allah) Mujahid dan lainnya berkata,”Kami berlindung kepada Allah (ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia (31) Wanita itu berkata, "Itulah dia orang yang kalian cela aku karena (tertarik) kepadanya”) Wanita itu mengatakan alasannya kepada mereka, bahwa orang ini pantas disukai karena ketampanan dan kesempurnaannya (dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku), tetapi dia menolak) yaitu menolaknya.

Sebagian ulama berkata bahwa setelah para wanita itu melihat ketampanan nabi Yusuf, dia memberitahukan kepada mereka sifat-sifat baik nabi Yusuf yang tersembunyi dari mereka yaitu memelihara kehormatannya dengan ketampanannya. Kemudian wanita itu berkata seraya mengancam nabi Yusuf (Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina) Maka saat itu nabi Yusuf memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan dan tipu muslihat mereka (Yusuf berkata, " Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku”) yaitu dari pebuatan keji (Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)) Jika Engkau menyerahkan hal ini kepada diriku, maka aku tidak mampu menolaknya, dan aku tidak memiliki kemampuan membuat mudharat dan manfaat baginya melainkan dengan daya dan kekuatanMu. Engkaulah Dzat yang dimintai pertolongan, dan hanya kepadaMulah aku berserah diri; maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada hawa nafsuku (tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan, mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf).

Hal itu menunjukkan bahwa nabi Yusuf dipelihara Allah dengan pemeliharaan yang agung. Dia melindunginya sehingga dia bisa menolak ajakan wanita itu dengan keras, dan dia memilih penjara daripada hal itu. Ini adalah kedudukan sempurna yang paling tinggi, yaitu selain muda, tampan, dan sempurna, dia menolak ajakan tuan wanitanya yang merupakan istri Aziz negeri Mesir, sekalipun wanita itu sangat cantik, kaya, dan memiliki kuasa. nabi Yusuf menolaknya dan memilih penjara daripada hal itu, karena takut kepada Allah dan mengharap­kan pahalaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3768-surat-yusuf-ayat-30.html

Informasi Tambahan

Juz

12

Halaman

238

Ruku

196

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved