يوسف (Yusuf)
Surat ke-12, Ayat ke-38
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ اٰبَاۤءِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ مَا كَانَ لَنَآ اَنْ نُّشْرِكَ بِاللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ ذٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ
Dan aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan aku mengikuti agama nenek moyangku; Ibrahim, Ishaq , Dan Ya’qub. Aku menyembah Allah semata. Tidak sepantasnya bagi kami untuk menjadikan sekutu bagi Allah dalam peribadahan kepadaNya.
Keyakiann betauhid dengan mengesakan Allah dalam ibadah, merupakan sebagian karunia yang Allah anugerahkan kepada kami dan kepada manusia. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada Allah atas kenikmatan bertauhid dan iman.”
Sumber: https://tafsirweb.com/3776-surat-yusuf-ayat-38.html
📚 Tafsir as-Sa'di
38 “dan aku mengikuti agama bapak bapakku yaitu Ibrahim, ishak, dan ya’qub” kemudian dia menerangkan apa yang dimaksud dengan millah (agama) tadi dengan ucapannya ”tiadalah patut bagi kami (para nabi)” artinya tidak sepatutnya dan tidak pantas bagi kami ”mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah” bahkan kami hanya mengesakan Allah dengan tauhid dan memurnikan agama dan ibadah bagiNya. ”yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya)” ini termasuk anugerah, curahan kebaikan dan keutamaan paling tinggi kepada kami dan kepada orang orang yang Allah berikan hidayah kepada mereka, sebagaimana Dia telah memberikan hidayah kepada kami. Sesungguhnya, tidak ada karunia yang lebih baik daripada karunia Allah kepada para hambaNya dengan islam dan agama yang lurus. barangsiapa menerima dan mematuhinya. maka itulah bagian keberuntungannya. Sungguh dia telah meraup kebaikan yang terbesar dan keutamaan yang paling mulia. “tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya)” oleh karenanya (ketika) karunia dan curaha kebaikan (Allah) datang kepada mereka, maka mereka tidak menerimanya, tidak melaksanakan hak Allah dengan sebaik baiknya.
Dalam ayat ini, terkandung ajakan (dari yusuf) menuju jalan yang dia pegang teguh, sebagaimana terlihat jelas. Sesungguhnya dua pemuda itu, ketika menurut yusuf mereka berdua memandang dirinya dengan penuh penghormatan dan pengagungan. dan mereka mengetahui ia adalah seorang berbuat baiklagi mendidik, maka yusuf menjelaskan ”bahwa kemampuan yang aku miliki berasal dari keutamaan dan curahan kebaikan dari Allah. Dia telah memberikan kepadaku anugerah untuk meninggalkan kesyirikan dan hanya mengikuti agama moyangku saja.
Dengan itulah aku mampu mencapai tingkat yang kalian saksikan. Seyogyanya kalian berdua pun mengikuti apa yang aku peluk. ”
Sumber: https://tafsirweb.com/3776-surat-yusuf-ayat-38.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
38. Aku mengikuti agama leluhurku, yaitu kakek-kakekku, Ibrahim Ishaq dan Ya’kub (Mereka disebut Abaa’ untuk menjadikannya sebagai saudara dalam beriman kepada Allah) Tidak benar bagi kami untuk menyekutukan Allah dalam beribadah, atau sekutu itu berupa berhala atau malaikat. Tauhid dan keimanan itu merupakan anugerah dan kemuliaan Allah yang dilimpahkan kepada Kami, dan seluruh manusia dengan sempurna, namun kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada Allah atas anugerah dan nikmatNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/3776-surat-yusuf-ayat-38.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 37-38 Nabi Yusuf memberitahukan kepada keduanya bahwa apa pun yang mereka lihat dalam mimpinya, lalu dia mengetahui penjelasannya dan memberitahukan kepada keduanya sebelum kenyataannya terjadi. Oleh karena itu dia berkata (Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepada kamu berdua melainkan aku telah dapat menerangkan ta'bir mimpi itu) Kemudian nabi Yusuf berkata,"Sesungguhnya ini berasal dari pengajaan Allah kepadaku, karena aku menjauhi agama orang-orang yang ingkar kepada Allah dan hari akhir. Mereka tidak mengharapkan pahala dan tidak takut terhadap siksaan pada hari kiamat (Dan aku mengikut agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub).
Nabi Yusuf berkata,"Aku menjauhi jalan kekafiran dan kemusyrikan, dan aku berjalan di jalan para rasul. Demikianlah keadaan orang yang menempuh jalan petunjuk, mengikuti jalan para rasul dan berpaling dari jalan orang-orang yang tersesat. Maka sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada hatinya, mengajarkan kepadanya apa yang belum dia ketahui, dan akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti kebaikannya dan penyeru kepada jalan petunjuk" (Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah.
Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya)) Ini adalah pernyataan tauhid, yaitu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagiNya (dari karunia Allah kepada kami) yaitu Dia mewahyukannya kepada kami, dan memerintahkan kami untuk mengerjakannya (dan kepada manusia) Ketika kami mengajak mereka menuju jalan itu (tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukurinya) yaitu tidak mengetahui nikmat Allah kepada mereka dengan mengutus para rasul kepada mereka, bahkan (mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan. (Surah Ibrahim: 28)
Sumber: https://tafsirweb.com/3776-surat-yusuf-ayat-38.html
Informasi Tambahan
Juz
12
Halaman
240
Ruku
197