Kembali ke Surat Al-Baqarah

البقرة (Al-Baqarah)

Surat ke-2, Ayat ke-163

وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ࣖ

Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Tuhan sesembahan kalian itu -wahai sekalian manusia- adalah Tuhan sesembahan yang satu (esa) dalam dzat Nya, nama-nama Nya, dan sifat-sifat Nya,dan perbuatan-perbuatan Nya dan penghambaan makhluk kepada Nya, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, yang maha pengasih yang bersifat rahmat dalam dzat Nya, dan perbuatan-perbuatan Nya kepada seluruh makhluk, juga Maha Penyayang kepada kaum Mukminin.

Sumber: https://tafsirweb.com/640-surat-al-baqarah-ayat-163.html

📚 Tafsir as-Sa'di

163. Allah mengabarkan dan Dia adalah Yang Maha benar perkataanNya bahwa Dia “sesembahan yang Maha Esa,” maksudnya, hanya satu dan sendiri pada dzatNya, nama-namaNya, sifat-sifatNya, dan perbuatan-perbuatanNya, tidak ada sekutu bagiNya pada dzatNya, tidak ada yang menyamaiNya, tidak ada bandinganNya, dan yang serupa denganNya, tidak ada yang sesuai denganNya, tidak ada pencipta, tidak ada pengatur selain diriNya. Oleh karena itu, apabila kondisinya demikian, maka Dialah yang berhak dituhankan dan disembah dengan segala bentuk peribadahan, dan tidak satu makhluk pun yang dapat disekutukan denganNya, karena sesungguhnya Dia, “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” bersifat Rahmat yang agung yang tidak bisa disamakan dengan rahmat seorangpun, yang meliputi segala sesuatu dan menyebar kepada setiap yang hidup.

Karena rahmatNyalah sehingga para makhluk tercipta, dengan rahmatNyalah mereka memperoleh berbagai bentuk pelengkap, dengan rahmatNyalah tercabut dari nya segala kesulitan, dengan rahmatNyalah Dia memperkenalkan diri kepada hambaNya dengan sifat-sifat dan karunia-karuniaNya, Dia menjelaskan kepada mereka segala yang mereka butuhkan dari kemaslahatan agama dan dunia mereka dengan mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab. Apabila diketahui bahwa nikmat yang diperoleh seorang hamba hanyalah dari Allah dan bahwa seseorang dari makhluk tidaklah mampu memberikan manfaat kepada orang lain, maka dari situ diketahui bahwa hanya Allah yang berhak atas segala bentuk ibadah, dan hanya Dialah yang berhak mendapatkan kecintaan, rasa takut, harap, pengagungan dan tawakal, serta lain-lainnya dari berbagai bentuk ketaatan. Kezhaliman yang paling zhalim dan keburukan yang paling buruk adalah dimana beribadah kepadaNya diubah menjadi beribadah kepada hamba, dan dengan para makhluk yang berasal dari tanah disekutukan dengan Tuhannya segala Tuhan, atau seorang hamba menyembah makhluk yang diatur lagi lemah dari segala sisi dengan Sang Pencipta lagi maha mengatur dan mampu lagi kuat, yang menguasai segala sesuatu, dan segala sesuatu tunduk kepadaNya.

Ayat ini menunjukkan penetapan akan keesaan dan ketuhanan sang pencipta, dan penegasannya dengan cara meniadakan hal itu dari selain diriNya dari para makhluk, serta penjelasan tentang dasar dalil terhadap hal itu, yaitu penetapan tentang rahmatNya yang salah satu pengaruhnya adalah adanya ke segala kenikmatan dan penolakan segala kesulitan. Ini adalah dalil global tentang keesaan Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/640-surat-al-baqarah-ayat-163.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

163. Tuhan yang haq disembah adalah Tuhan yang tiada memiliki sekutu, dan yang menyerupaiNya dalam dzat, sifat, dan tindakanNya. Dialah sumber rahmat yang abadi dan Maha Pengasih bagi hamba-hambaNya dengan memberi nikmat yang terus-menerus.

Sumber: https://tafsirweb.com/640-surat-al-baqarah-ayat-163.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT memberitahukan tentang keesaanNya dengan sifat uluhiyyah, bahwa Dia tidak memiliki sekutu dan tidak ada yang setara denganNya. Bahkan Dia adalah Allah Yang Maha Esa, Yang Tunggal, Yang menjadi temoat bergantung (makhluk), Dzat yang tidak ada Tuhan selain Dia. Dia adalah Dzat yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.

Penjelasan tentang kedua nama ini telah disebutkan sebelumnya dalam tafsir awal surah Al-Fatihah. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Syahr bin Hawsyab dari Asma' binti Yazid bin As-Sakan, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Nama Allah yang paling Agung terdapat dalam dua ayat ((kebajikan)." Ini merujuk pada dua ayat berikut: "( Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (163)) dan (Alif laam miim (1) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya (2)) [Surah Ali Imran].

Kemudian disebutkan dalil tentang keesaanNya melalui penciptaan langit dan bumi, serta isinya dan apa yang ada di antara keduanya, berupa makhluk-makhluk yang diciptakan dan diatur dengan baik yang menunjukkan keesaanNya. Lalu Allah berfirman

Sumber: https://tafsirweb.com/640-surat-al-baqarah-ayat-163.html

Informasi Tambahan

Juz

2

Halaman

24

Ruku

20

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved