Kembali ke Surat Ar-Ra'd

الرّعد (Ar-Ra'd)

Surat ke-13, Ayat ke-19

۞ اَفَمَنْ يَّعْلَمُ اَنَّمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ اَعْمٰىۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِۙ

Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,

📚 Tafsir Al-Muyassar

19-20. Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang datang kepadamu (wahai rasul), dari sisi Allah merupakan kebenaran, lalu mengimaninya, sama seperti orang buta yang tidak dapat melihat kebenaran yang dia tidak Imani? sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran hanyalah orang-orang yang berakal lurus. Yaitu orang-orang yang memenuhi perjanjian dengan Allah yang telah diperintahkanNya kepada mereka, dan tidak membatalkan perjanjian teguh yang telah mereka kukuhkan kepada Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/3979-surat-ar-rad-ayat-19.html

📚 Tafsir as-Sa'di

19-20. Allah berfirman untuk membedakan antara orang-orang yang berilmu dan mengamalkannya dengan orang yang tidak demikian adanya, “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar,” lalu dia memahami dan mengamalkannya “sama dengan orang yang buta,” yang tidak mengetahui kebenaran sehingga tidak mengamalkannya?

Perbedaan antara keduanya bak perbedaan antara langit dan bumi. Oleh karenanya, sudah semestinya seorang hamba mengingat dan berpikir, siapakah di antara dua macam orang itu yang paling bagus kondisinya dan terbaik penghujung kehidupannya, sehingga jalannya diikuti dan dititi di belakang golongannya. Namun, tidak setiap orang mengingat-ingat hal yang bermanfaat dan berbahaya baginya. “Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,” yaitu orang-orang yang mempunyai akal yang matang dan pemikiran yang sempurna, yang merupakan unsur penting alam semesta dan keturunan Adam yang terpilih.

Jika engkau menanyakan tentang karakteristik mereka, maka engkau tidak akan menumpai sifat yang lebih baik dari sebutan Allah bagi mereka dengan FirmanNya, “orang-orang yang memenuhi janji Allah,” yang telah Allah amanatkan kepada mereka dan mengikat mereka dengan janji itu, berupa pelaksanaan hak-hakNya secara sempurna lagi komplet. Yang dimaksud dengan menepatinya ialah memenuhi hak-haknya dalam bentuk menyempurnakan dan bersikap tulus terhadapnya. Dan termasuk indikasi pemenuhan hak tersebut, bahwa mereka “tidak merusak perjanjian,” perjanjian yang telah mereka tetapkan sendiri dengan Allah.

Seluruh akad, perjanjian, sumpah dan nadzar yang telah diikrarkan seseorang masuk ke dalamnya. Seseorang tidak termasuk dalam kategori ‘ulul albab’ (orang-orang yang berakal) yang mendapatkan pahala kecuali dengan melaksanakannya secara utuh, tidak membatalkan dan menguranginya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3979-surat-ar-rad-ayat-19.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

19. Apakah orang yang mengetahui lantas bisa beriman dan menerima seperti Hamzah? Mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan Tuhanmu kepada rasul-Nya itu benar-benar haq dan benar sama seoerti mereka yang tidak mengetahui layaknya Abu Jahal?

Bahkan dia adalah orang yang hati dan mata batinnya buta juga tidak beriman. Keduanya tidaklah sama, hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran

Sumber: https://tafsirweb.com/3979-surat-ar-rad-ayat-19.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman,Tidaklah sama orang yang meyakini bahwa apa (yang diturunkan kepadamu) wahai Muhammad (dari Tuhanmu) adalah kebenaran yang tidak ada keraguan, kebimbangan, kebingungan, dan pertentangan di dalamnya. Bahkan semua itu adalah kebenaran, yang sebagian darinya membenarkan sebagian lain. Tidak ada sesuatu pun darinya yang bertentangan dengan lain.

Semua beritanya adalah kebenaran. Semua perintah dan larangannya itu adil, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil) (Surah Al-An'am: 115) yaitu, benar beritanya dan adil perintahnya.

Maka tidaklah sama orang yang mengakui kebenaran dari apa yang kamu sampaikan, wahai Muhammad, dengan orang yang buta tidak mendapatkan petunjuk baginya menuju kebaikan dan tidak pula memahaminya. Seandainya dia memahaminya, maka dia tidak akan tunduk, membenarkan, dan mengikutinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung (20)) (Surah Al-Hasyr) Allah berfirman dalam ayat ini: (Adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta?) yaitu, apakah orang yang demikian itu sama dengan orang itu? maka tidak sama.

Firman Allah: (Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran) yaitu sesungguhnya orang yang mengambil pelajaran dan nasehat serta memikirkannya hanyalah orang-orang yang berakal sehat. Semoga Allah menjadikan kita di antara golongan mereka dengan karunia dan kemurahanNya

Sumber: https://tafsirweb.com/3979-surat-ar-rad-ayat-19.html

Informasi Tambahan

Juz

13

Halaman

252

Ruku

207

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved