Kembali ke Surat Ar-Ra'd

الرّعد (Ar-Ra'd)

Surat ke-13, Ayat ke-28

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Allah memberikan petunjuk bagi orang-orang yang hatinya tentram dengan tauhidullah dan mengingatNYa, sehingga menjadi tenang dengannya. Ingatlah dengan ketaatan kepada Allah dan mengingatNya serta dengan pahala dariNya, hati menjadi tenang dan damai.

Sumber: https://tafsirweb.com/3988-surat-ar-rad-ayat-28.html

📚 Tafsir as-Sa'di

28. Berikutnya, Allah menyebutkan tanda kaum Mukminin. Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah,” maksudnya, kegundahan dan kegelisahannya (hati mereka) lenyap dan berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan-kenikmatannya. “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram,” maksudnya , semestinya dan sudah seyogyanya, kalbu-kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingatNya.

Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Penciptanya, berdekatan dan mengenalNya. Berdasarkan tingkat ma’rifah (pengenalan)nya dan kecintaannya kepada Allah-lah tingkat intensitas dzikirnya kepada Allah. Demikian ini, merujuk keterangan bahwa dzikrullah yang dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan lantutan tasbih, tahlil, takbir dan lain-lain.

Ada yang menafsirkan bahwa ‘dzikrullah’ maksudnya kitabNya yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi kaum Mukminin. Atas dasar ini, maka thuma’ninah al-Qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni ketika mengenal makna-makna al-Quran dan hukum-hukumnya, hati menjadi tenang dengannya. Sebab, hal-hal itu akan menunjukkannya kepada kebenaran yang nyata yang didukung oleh dalil-dalil dan bukti-bukti.

Dengan itu, hati akan menjadi tentram. Sungguh, hati tidak akan tenang kecuali dengan sebuah keyakinan dan ilmu. Hal ini sudah dijamin dalam KItabullah dengan jaminan dalam bentuk yang paling sempurna dan paripurna.

Sedangkan kitab-kitab lainnya yang tidak mengacu kepada dzikir, maka hati tidak merasakan ketentraman dengannya. Bahakan akan senantiasa dilanda kebingungan karena adanya kontradiksi antar dalil dan unsur pertentangan antar hukum yang ada. "Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (An-Nisa:82) Masalah ini hanya diketahui oleh orang-orang yang menguasai seluk-beluk Kitabullah, menghayatinya dan mencermati kitab-kitab lainnya yang mengandung berbagai jenis ilmu (untuk memperbandingkannya), niscaya dia akan menjumpai perbedaan tajam antara al-Quran dan kitab-kitab lainnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3988-surat-ar-rad-ayat-28.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

28 Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan kitab-Nya. Hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah dan mengingat janji kepada-Nya.. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah dan kekuasaan-Nya lah hati bisa menjadi tenteram

Sumber: https://tafsirweb.com/3988-surat-ar-rad-ayat-28.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 27-29 Allah SWT memberitahukan tentang apak yang dikatakan orang-orang musyrik (Mengapa tidak) yaitu mengapa tidak (diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?) sebagaimana firmanNya: (maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus) (Surah Al-Anbiya: 5) Pembahasan tentang hal ini telah disebutkan beberapa kali bahwa Allah mampu memperkenankan apa yang mereka minta.

Disebutkan dalam hadits bahwa Allah menurunkan wahyu kepada Rasulallah SAW ketika mereka meminta beliau mengubah bukit Shafa menjadi emas, dan mengalirkan untuk mereka mata air, serta menggeser bukit-bukit yang di sekitar Makkah, lalu menggantinya menjadi kebun-kebun,"Jika kamu mau, wahai Muhammad, Aku akan memberi mereka hal itu. Tetapi jika mereka mengingkarinya, maka Aku akan mengazab mereka dengan azab yang belum pernah Aku timpakan kepada seorang pun di alam semesta. Dan jika kamu mau, maka Aku bukakan atas mereka pintu taubat dan rahmat" Lalu Rasulullah SAW bersabda,”Tidak, bukakanlah untuk mereka pintu taubat dan rahmat” Oleh karena itu Allah SWT berfirman kepada RasulNya: (Katakanlah, "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya”) yaitu, Dia adalah Dzat yang menyesatkan dan memberi petunjuk.

Sama saja baik Dia memberikan mukjizat kepada RasulNya sesuai dengan apa yang mereka minta atau tidak memperkenankan permintaan mereka. Sesungguhnya petunjuk dan kesesatan itu tidak ada kaitannya dengan ada dan tidak adanya hal itu. sebagaimana Allah berfirman: (Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman) (Surah Yunus: 101) Oleh karena itu Allah berfirman: (Katakanlah, "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya”) yaitu Dia memberi petunjuk kepada orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya serta memohon pertolongan dan tunduk kepadaNya ((yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah) yaitu, hati mereka senang dan tenang berada di sisi Allah, merasa tenteram ketika mengingatNya, dan ridha kepadaNya sebagai Pelindung dan Penolong.

Oleh karena itu Allah berfirman (Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram) yaitu Allah berhak untuk hal itu. (Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (29)) Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yaitu gembira dan tenang hatinya.

Ibrahim An-Nakha'i berkata yaitu,”Kebaikan bagi mereka” Qatadah berkata bahwa Ini merupakan kata bahasa Arab. Seseorang berkata,"Thuba Laka" yaitu “Kamu mendapatkan kebaikan”. Dia berkata dalam riwayat lain, (tuba lahum) yaitu kebaikan bagi mereka (tempat kembali yang baik) yaitu tempat kembali.

Pendapat-pendapat ini adalah sama, tidak ada pertentangan di antaranya.

Sumber: https://tafsirweb.com/3988-surat-ar-rad-ayat-28.html

Informasi Tambahan

Juz

13

Halaman

252

Ruku

208

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved