Kembali ke Surat Ibrahim

ابرٰهيم (Ibrahim)

Surat ke-14, Ayat ke-18

مَثَلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ اَعْمَالُهُمْ كَرَمَادِ ِۨاشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ يَوْمٍ عَاصِفٍۗ لَا يَقْدِرُوْنَ مِمَّا كَسَبُوْا عَلٰى شَيْءٍ ۗذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيْدُ

Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Karakter amal perbuatan orang-orang kafir di dunia seperti amal kebajikan dan silaturahmi, adalah bagaikan abu yang terbawa terbang oleh angin pada hari yang berangin kencang, sehingga tidak meninggalkan bekas sedikitpun. maka demikian pula amal-amal orang-orang kkafir, mereka tidak mendapati darinya sesuatu yang bermanfaat bagi mereka di sisi Allah. Sungguhnya kekafiran telah melenyapkan (pahalanya) sebagaimana angin telah menghilangkan abu. Usaha dan amal perbuatan yang tidak di bangun di atas asas yang benar, maka itulah kesesatan yang jauh dari jalan yang lurus.

Sumber: https://tafsirweb.com/4064-surat-ibrahim-ayat-18.html

📚 Tafsir as-Sa'di

18. Allah mengabarkan tentang amalan-amalan yang diperbuat oleh kaum kafir, baik yang dimaksud adalah amalan yang mereka kerjakan untuk Allah, amalan tersebut ditinjau dari aspek hilangnya manfaat, kebatilan dan kepudaran amalan mereka ibarat melayangnya abu yang merupakan obyek paling lembut dan paling ringan ketika angina bertiup kencang di hari yang anginnya sangat kencang. Ia tidak menyisakan apa pun, dan tidak dimungkinkan untuk menangkap sesuatu yang telah lenyap dan kabur.

Begitu pula amalan-amalan orang-orang kafir, “mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia)”, bahkan tidak (mampu mendapatkan manfaat) sebesar biji dzarrah pun dari amalannya. Pasalnya, amalan tersebut berpondasi kekufuran dan pendustaan. “Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”, di mana usaha mereka menjadi batil (sia-sia) dan amalan mereka menjadi musnah. Atau bisa juga yang dimaksud adalah usaha-usaha orang kafir yang mereka tempuh untuk menipu daya kebenaran.

Mereka benar-benar berupaya dan kelelahan untuk itu. Padahal makar orang-orang kafir itu berubah menjelma boomerang bagi mereka sendiri, tidak membahayakan Allah dan rasulNya, pasukanNya dan kebenaran yang mereka sampaikan.

Sumber: https://tafsirweb.com/4064-surat-ibrahim-ayat-18.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

18. Yang mengherankan dari amal para orang yang kafir kepada Tuhannya, adalah bahwa amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan di dunia.

Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh dari kemanfaatan, kebenaran, dan kerugian beserta kebinasaan

Sumber: https://tafsirweb.com/4064-surat-ibrahim-ayat-18.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah untuk amal orang-orang kafir yang menyembah bersama Allah tuhan selain Dia dan mendustakan para rasulNya. Mereka membangun dasar amal perbuatan mereka bukan dengan dasar yang benar, maka runtuh dan lenyaplah bangunan yang mereka butuhkan itu. Allah SWT berfirman: (Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka) yaitu perumpamaan amal mereka pada hari kiamat jika mereka meminta pahalanya dari Allah SWT.

Karena mereka menyangka bahwa mereka berada dalam kebenaran, namun mereka tidak mendapati apapun. Mereka tidak mendapatkan hasil kecuali sebagaimana debu yang lenyap diterbangkan oleh angin yang sangat kencang (pada suatu hari yang berangin kencang) yaitu angin yang kencang dan kuat. Lalu mereka tidak mendapatkan sesuatu apapun dari amal yang mereka upayakan ketika di dunia, kecuali seperti seseorang orang yang mampu mengumpulkan debu pada hari itu.

Sebagaimana firman Allah SWT: (Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan (23)) (Surah Al-Furqan) dan (Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) (Surah Ali Imran: 117) Allah SWT berfirman dalam ayat ini: (Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh) yaitu, usaha dan amal mereka tanpa landasan, dan tidak lurus, sehingga mereka menghilangkan pahala mereka yang sangat mereka butuhkan. (Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh)

Sumber: https://tafsirweb.com/4064-surat-ibrahim-ayat-18.html

Informasi Tambahan

Juz

13

Halaman

257

Ruku

213

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved