Kembali ke Surat Al-Hijr

الحجر (Al-Hijr)

Surat ke-15, Ayat ke-19

وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْزُوْنٍ

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan bumi kami lapangkan dengan luas, dan kami tancapkan padanya gunung-gunung yang akan meneguhkannya, dan kami tumbuhkan padanya segala jenis tanaman yang telah ditakdirkan lagi diketahui termasuk yang dibutuhkan oleh umat manusia.

Sumber: https://tafsirweb.com/4169-surat-al-hijr-ayat-19.html

📚 Tafsir as-Sa'di

19. “dan kami telah menghamparkan bumi” maksudnya kami melapangkan bumi sedemikian luasnya, supaya manusia dang bangsa binatang dapat menelusuri sampai penjuru penjurunya dan mengais rizki rizkinya dan tinggal disudut sudutnya. ”dan menjadikan padanya gunung gunung” yaitu gunung gunung yang besar yang menaga (keseimbangan) bumi dengan izin Allah (dari goncangan) agar memancangkan dan mengokohkannya sehingga tidak hancur “dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” yang bermanfaat lagi berharga, (sehingga) manusia dan tanah pasti membutuhkannya berupa pohon kurma, anggur, dan bermacam macam pohon dan beraneka ragam tanaman serta bahan tambang.

Sumber: https://tafsirweb.com/4169-surat-al-hijr-ayat-19.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

19. Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan di atasnya gunung-gunung yang menancap agar penduduk bumi tidak mengalami goncangan. Kami juga tumbuhkan berbagai tumbuhan dan tanaman di atasnya menurut ukuran.

Sumber: https://tafsirweb.com/4169-surat-al-hijr-ayat-19.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 16-20 Allah SWT menyebutkan tentang penciptaan langit yang ditinggikan dan apa yang digunakan untuk menghiasnya berupa bintang-bintang yang tetap bagi orang yang merenungi dan terus melihatnya sebagai sesuatu yang dilihat sebagai keajaiban dan tanda-tanda kekuasaan yang jelas dan membuat terpesona orang yang memandangnya. Karena itu Mujahid dan Qatadah berkata bahwa yang dimaksud kata “al-buruj” di sini adalah bintang-bintang. Saya berkata, Ini sebagaimana firman Allah SWT: (Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar (61)) (Surah Al-Furqan) Di antara mereka ada yang berkata bahwa “al-buruj” yaitu tempat-tempat bagi matahari dan bulan Kemudian Allah SWT menyebutkan penciptaannya terhadap bumi, dan bumi itu dipanjangkan, diluaskan dan dihamparkan.

Dan apa yang Dia jadikan padanya berupa gunung-gunung yang menjulang, lembah-lembah, dataran-dataran rendah, dan padang pasir. Serta apa yang Dia tumbuhkan padanya berupa hasil tanaman dan buah-buahan yang beragam. Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (segala sesuatu menurut ukuran) yaitu telah diketahui.

Demikian juga dikatakan oleh Sa'id bin Jubair, Ikrimah, Abu Malik, Mujahid, Al-Hakam bin Uyainah, Al-Hasan bin Muhammad, Abu Shalih, dan Qatadah. Di antara mereka ada yang berkata bahwa maknanya adalah sesuatu sesuai ukurannya Firman Allah: (Dan Kami telah menjadikan untuk kalian di bumi keperluan-keperluan hidup) Allah SWT menyebutkan bahwa Dia telah menciptakan berbagai macam sebab dan penghidupan di muka bumi. itu adalah bentuk jamak dari kata “ma'isyah”. Firman Allah: (dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kalian sekali-kali bukanlah pemberi rezeki kepadanya) Mujahid berkata bahwa itu adalah hewan liar dan hewan ternak.

Ibnu Jarir berkata bahwa mereka adalah budak-budak laki-laki dan perempuan, hewan liar, dan hewan ternak. Makna yang dimaksud adalah Allah menganugerahkan kepada mereka penyebab mendapatkan upaya, dan penghidupan untuk mereka. Dia telah menundukkan untuk mereka hewan-hewan yang mereka tunggangi, dan hewan ternak yang mereka makan, dan budak-budak lelaki dan perempuan yang melayani mereka.

Rezeki mereka itu dari Pencipta mereka, bukan dari orang-orang yang memiliki mereka, maka bagi mereka itu manfaat dan rezeki dari Allah SWT.

Sumber: https://tafsirweb.com/4169-surat-al-hijr-ayat-19.html

Informasi Tambahan

Juz

14

Halaman

263

Ruku

219

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved