Kembali ke Surat Al-Hijr

الحجر (Al-Hijr)

Surat ke-15, Ayat ke-27

وَالْجَاۤنَّ خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan kami ciptakan moyang jin, yaitu iblis, sebelum penciptaan Adam, dari api yang amat panas, yang tidak ada asapnya sama sekali.

Sumber: https://tafsirweb.com/4177-surat-al-hijr-ayat-27.html

📚 Tafsir as-Sa'di

27. “dan jin” dedengkot jin, yaitu iblis “kami menciptakannya sebelum (adam)” sebelum penciptaan Adam “dari api yang sangat panas suhunya."

Sumber: https://tafsirweb.com/4177-surat-al-hijr-ayat-27.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

27. Kami telah menciptakan nenek moyang jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas, yang tidak berasap.

Sumber: https://tafsirweb.com/4177-surat-al-hijr-ayat-27.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 26-27 Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud dengan “Al-Shalshal” di sini adalah tanah kering. yang tampak adalah sebagaimana firmanNya: (Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (14) dan Dia menciptakan jin dari nyala api (15)) (Surah Ar-Rahmah) Diriwayatkan dari Mujahid juga bahwa kata “Al-Shalshal” adalah tanah berbau busuk.

Tafsir ayat dengan ayat yang lain adalah lebih utama. Firman Allah: (dari lumpur hitam yang diberi bentuk) yaitu tanah liat. dan kata “al-masnun” adalah yang licin, sebagaimana seorang penyair berkata: “Kemudian pinggangnya ditempelkan di kubah hijau sambil ber­jalan di atas marmer yang licin” yaitu licin dan mengilap. Oleh karena itu diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata yaitu tanah yang basah.

Firman Allah: (Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya) yaitu sebelum manusia (dari api yang sangat panas) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud. Dia berkata bahwa angin yang panas ini adalah bagian dari tujuh puluh bagian dari angin panas yang digunakan untuk menciptakan jin. Kemudian dia membaca: (Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas (27)) Disebutkan dalam hadits shahih,”Para malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang digambarkan kepada kalian” Makna yang dimaksud ayat ini adalah menunjukkan kemuliaan, kebaikan dan kesucian unsur kejadiannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/4177-surat-al-hijr-ayat-27.html

Informasi Tambahan

Juz

14

Halaman

263

Ruku

220

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved