Kembali ke Surat An-Nahl

النحل (An-Nahl)

Surat ke-16, Ayat ke-9

وَعَلَى اللّٰهِ قَصْدُ السَّبِيْلِ وَمِنْهَا جَاۤىِٕرٌ ۗوَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ اَجْمَعِيْنَ ࣖ

Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar).

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan tanggung jawab Allah untuk mejelaskan jalan yang lurus untuk menunjuki kalian, yaitu islam. Dan di antara jalan, ada lorong bengkok yang tidak mengantarkan menuju hidayah, yaitu setiap ajaran yang bertentangan dengan islam, dari berbagai bentuk ideologi dan keyakinan. Dan Kalau seandainya Allah menghendaki memberikan hidayah, niscaya Dia memberikan kalian semuanya hidayah kepada Iman.

Sumber: https://tafsirweb.com/4357-surat-an-nahl-ayat-9.html

📚 Tafsir as-Sa'di

9. Setelah Allah menceritakan jalan hissi (inderawi) dan Dia telah menciptakan –bagi para hambaNya- sarana untuk menempuhnya, berupa binatang unta dan hewan tunggangan lainnya, maka Dia menyebutkan jalan maknawi (abstrak) yang akan mengantarkan kepadaNya “dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus” yaitu jalan yang lurus, yang merupakan lintasan paling pintas dan pendek, menuju kepada Allah dan ketempat kemuliaanNya. Tentang jalan yang menyimpang dari akidah dan amalannya, maka itu adalah setiap jalan yang bertentangan dengan jalan yang lurus.

Jalan ini memutuskan akses menju kepada Allah menyeret ketempat kebinasaan. Orang orang yang telah meraih hidayah, menelusuri jalan yang lurus dengan izin Rabb mereka, sementara orang orang yang sesat mengalami salah jalan darinya dan berjalan di atas jalan jalan yang menyimpang. “dan jikalau Dia menghendaki tentulah Dia memberi petunjuk kamu semuanya (kepada jalan yang lurus)” akan tetapi, Dia hanya memberikan hidayah bagi sebagian manusia, sebagai bentuk pemuliaan dan pengutamaan (dariNya) dan tidak mencurahkan hidayah kepada sebagian lain lantaran terkandung unsur hikmah dan keadilan dariNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/4357-surat-an-nahl-ayat-9.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

9. Dan sudah menjadi hak bagi Allah untuk menerangkan jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok sehingga tidak bisa menuntun kepada petunjuk. Dan jikalau Dia menghendaki, pasti Dia memimpin kamu semuanya kepada jalan yang benar.

Namun Dia menetapkan hikmah-Nya dan membiarkan kalian memilih jalan bagi kalian sendiri, agar kesungguhan dan niat seorang hamba bisa terlihat

Sumber: https://tafsirweb.com/4357-surat-an-nahl-ayat-9.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Setelah Allah SWT menyebutkan hewan-hewan dan apa yang digunakan di jalan yang bersifat kongkret, lalu Allah SWT mengingatkan kepada jalan agama yang bersifat maknawi. Seringkali apa yang terkandung dalam Al-Qur'an terjadi peralihan ungkapan dari perkara yang kongkret kepada hal-hal yang maknawi, dan bermanfaat sebagaimana firman Allah SWT: (Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa) (Surah Al-Baqarah: 197) dan (Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik) (Surah Al-A'raf: 26) Setelah menyebutkan banyak hewan di surah ini berupa hewan ternak dan hewan lain yang mereka kendarai sehingga dapat mengantarkan mereka kepada keperluan yang ada di dalam hati mereka.

Hewan-hewan itu mengangkut barang-barang berat mereka ke banyak negeri, tempat yang jauh, dan perjalanan yang melelahkan. Allah menyebutkan jalan-jalan yang ditempuh manusia menuju Allah. Lalu Dia menjelaskan bahwa hanya kebenaran saja yang bisa mengantarkan kepada Allah.

Lalu Allah SWT berfirman: (Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus) Sebagaimana Allah berfirman (dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan­nya) (Surah Al-An'am: 153) Mujahid berkata tentang firmanNya: (Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus) dia berkata, yaitu jalan kebenaran menuju Allah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus) dia berkata penjelasan itu hanya ada pada Allah, yakni petunjuk dan kesesatan. Demikian juga diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas Pendapat Mujahid di sini lebih kuat dari segi konteks ayat, karena sesungguhnya Allah SWT memberitahukan bahwa banyak jalan yang ditempuh menuju Allah, tetapi tidak dapat mengantarkan kepadaNya kecuali jalan kebenaran, yaitu jalan yang disyariatkan dan diridai oleh Allah. dan selain dari jalan itu tertutup dan amal perbuatan yang dilakukan padanya ditolak. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan di antara jalan-jalan itu ada yang bengkok) yaitu menyimpang dari jalan kebenaran.

Ibnu Abbas dan lainnya berkata yaitu jalan yang beragam, pendapat dan hawa nafsu yang terpecah belah seperti orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Kemudian Allah SWT memberitahukan semua itu terjadi karena kekuasaan dan kehendakNya. Maka Allah SWT berfirman: (Dan jikalau dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar)) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya) (Surah Yunus: 99)

Sumber: https://tafsirweb.com/4357-surat-an-nahl-ayat-9.html

Informasi Tambahan

Juz

14

Halaman

268

Ruku

224

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved