Kembali ke Surat An-Nahl

النحل (An-Nahl)

Surat ke-16, Ayat ke-69

ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan kemudian makanlah dari setiap buah apa yang kamu sukai lalu tempuhlah jalan-jalan tuhanmu yang telah ditundukan bagimu untuk mendapatkan rizki di gunung-gunung dan sela-sela antara pepohonan, Sesungguhnya Allah telah menjadikannya mudah bagimu kamu tidak akan salah jalan untuk kembali meskipun berjarak jauh. Akan keluar dari perut-peru lebah itu cairan madu dengan berbagi warna yang berbeda-beda seperti putih, kuning, merah, dan warna lainnya. Didalamnya terdapat sumber kesembuhan bagi manusia dari penyakit-penyakit.

Sesunggguhnya dalam hal-hal yang dilakukan oleh lebah benar-benar terkandung bukti kuat yang menunjukan kuasa penciptanya bagi orang yang berpikir dan kemudian mengambil pelajaran.

Sumber: https://tafsirweb.com/4417-surat-an-nahl-ayat-69.html

📚 Tafsir as-Sa'di

68-69. pada penciptaan binatang lebah yang mungil ini, yang Allah berikan petunjuk kepadanya dengan petunjuk yang mengagumkan, dan Dia memudahkan habitat makanannya, lantas kembali ke sarang sarangnya yang ia renovasi berdasarkan arahan dan petunjuk dari Allah kepadanya, kemudian mengeluarkan dari perut perutnya madu lezat yang beraneka warna, sesuai dengan latar belakang tanah dan habitatnya, yang mana pada madu itu terdapat penyembuh bagi umat manusia dari banyak penyakit, maka semua ini menjadi bukti kesempurnaan perhatian Allah dan kesempurnaan sifat kelembutanNya kepada para hambaNya, dan bahwa Dialah Dzat yang tidak patut ada pihak selainNya yang dicinta dan diseru dalam doa.

Sumber: https://tafsirweb.com/4417-surat-an-nahl-ayat-69.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

69. Dan lebah itu diberi ilham agar memakan sari bunga dan buah-buahan seraya berjalan keluar masuk melalui jalan menuju sarang dengan tunduk kepada kemudahan yang diberikan Allah untuk mengisap sari bunga dan buah dan mengubah nektar menjadi madu yang baik dengan kuasa Allah. Dari perut lebah itu keluar madu dengan warna yang berbeda-beda, yaitu putih, kuning dan merah sesuai jenis bunganya.

Di dalamnya terdapat obat penyakit bagi manusia sesuai izin Allah, seperti penyakit pencernaan. Sesungguhnya di dalam hal yang disebutkan itu, berupa perkara lebah dan proses pembuatan madu dan sarang-sarang itu merupakan petunjuk yang jelas atas kekuasaan Allah bagi kaum yang merenungi keajaiban makhluk-makhluk Allah SWT.

Sumber: https://tafsirweb.com/4417-surat-an-nahl-ayat-69.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 68-69 Yang dimaksud dengan “wahyu” di sini adalah ilham, petunjuk, dan bimbingan kepada lebah agar membuat sarangnya di bukit-bukit, di pohon-pohon dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian hal itu mengandung hikmah dalam membangun sarangnya dengan sangat rapi struktur dan susunannya, sehingga tidak ada cela padanya. Kemudian Allah SWT menganugerahkan izin, kemampuan, dan penundukan kepadanya untuk makan dari sari buah-buahan dan menempuh jalan-jalan yang telah dimudahkan oleh Allah baginya, sehingga lebah bisa menempuh jalan udara yang luas, padang pasir yang membentang, lembah-lembah, dan gunung-gunung yang tinggi sesuai kehendaknya.

Kemudian masing-masing bisa kembali ke sarangnya tanpa menyimpang ke kanan atau ke kiri, melainkan langsung menuju sarangnya, tempat dia meletakkan telur-telurnya dan madu. Lebah membangun lilin untuk sarangnya dengan kedua sayapnya, dan dari mulutnya dia memuntahkan madu, dan lebah betina mengeluarkan telur dari duburnya, kemudian menetas dan terbang ke tempat kehidupannya. Qatadah dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya: (dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)) yaitu dengan penuh ketaatan.

Mereka mnejadikannya sebagai haal dari kata “As-salikah”. Ibnu Zaid berkata bahwa itu seperti firman Allah SWT: (Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan (72)) (Surah Yasin) Dia berkata, tidakkah kamu melihat bahwa orang-orang memin­dahkan lebah-lebah itu dengan sarangnya dari suatu negeri ke negeri lain, dan lebah-lebah itu selalu mengikuti mereka.

Pendapat pertama adalah pendapat yang paling jelas, yaitu bahwa itu menjadi haal dari kata “Ath-Thariq”. Maka tempuhlah jalan yang telah dimudahkan bagimu. Pendapat ini dinaskan oleh Mujahid.

Ibnu Jarir berkata bahwa kedua pendapat itu benar. Firman Allah SWT: (Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) yaitu, ada yang putih, kuning, merah, dan warna-warna lain yang indah sesuai dengan tempat peternakan dan makanannya. Firman Allah (di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) yaitu di dalam madu terdapat obat bagi manusia yaitu obat bagi mereka.

Salah satu ulama yang berbicara tentang pengobatan Nabi berkata bahwa seandainya dia berkata ayat ini menyebutkan obat bagi manusia, tentulah madu menjadi obat untuk setiap penyakit. Akan tetapi, Allah berfirman (di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) yaitu menyembuhkan setiap orang dari penyakit-penyakit karena kedinginan.

Sesungguhnya madu itu panas, dan sesuatu itu diobati dengan lawannya. Dalil yang menunjukkan bahwa makna yang dimaksud dengan firmanNya: (di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) adalah madu yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam hadits sahih keduanya dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa seorang laki laki datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata,"Sesungguhnya saudara laki-lakiku terkena penyakit perut" Lalu Nabi SAW bersabda, "Berilah minum madu." Lalu laki-laki itu pulang dan memberi minum madu kepada saudaranya. Kemudian dia kembali dan berkata,"Wahai Rasulullah, saya telah memberinya minum madu, tetapi tiada membawa kebaikan melainkan bertambah parah" Rasulullah SAW bersabda,"Pergilah dan berilah dia minum madu" Lalu dia pulang dan memberi minum madu kepada saudaranya.

Kemudian dia kembali lagi dan berkata,"Wahai Rasulullah, tidak ada kemajuan, melainkan bertambah parah" Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Maha Benar Allah dan dustalah perut saudaramu itu. Pulanglah dan berilah dia minum madu lagi!" Maka laki-laki itu pergi dan memberi minum madu saudaranya, maka sembuhlah saudaranya itu. Firman Allah: (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan) yaitu sesungguhnya ilham Allah kepada serangga yang lemah ini agar menempuh jalan yang telah ditetapkan untuknya seraya memikul tugas menghisap sari buah-buahan, lalu mengumpulkannya dan memprosesnya menjadi lilin dan madu, Itu merupakan sebaik-baik sesuatu (benar-benar terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkan) keagungan Penciptanya yang telah-mengaturnya, menundukkannya, dan yang memperjalankannya.

Lalu mereka menjadikannya sebagai dalil bahwa Allah adalah Yang Menciptakan itu, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Mulia, dan Maha Pengasih

Sumber: https://tafsirweb.com/4417-surat-an-nahl-ayat-69.html

Informasi Tambahan

Juz

14

Halaman

274

Ruku

232

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved