Kembali ke Surat An-Nahl

النحل (An-Nahl)

Surat ke-16, Ayat ke-83

يَعْرِفُوْنَ نِعْمَتَ اللّٰهِ ثُمَّ يُنْكِرُوْنَهَا وَاَكْثَرُهُمُ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang yang ingkar kepada Allah.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Orang-orang musyrik mengetahui nikmat Allah bagi mereka dengan diutusnya Muhammad kepada mereka. Kemudian mereka mengingkari kenabiannya. Dan kebanyakan dari kaumnya adalah orang-orang yang mengingkarinya, tidak mengakui kebenarannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/4431-surat-an-nahl-ayat-83.html

📚 Tafsir as-Sa'di

83. apabila engkau menjalankan kewajibanmu maka kamu tidak berdosa, lalu perhitungan untuk mereka adalah menjadi urusan Allah, padahal mereka itu menyaksikan curahan kebaikan dan mengetahui kenikmatan Allah, akan tetapi mereka mengingkari dan menampik (pengakuan)nya ”dan kebanyakan mereka adalah orang orang yang kafir” tidak ada kebaikan pada mereka, tanda tanda kebesaran Allah yang datang bergantian tidak bermanfaat bagi mereka, lantaran rusaknya perasaan mereka dan buruknya niatan mereka. Mereka akan menghadapi balasan Allah bagi setiap orang yang sombong, sangat keras kepala dan sangat mengingkari nikmat nikmatNya serta menentang Allah dan para RasulNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/4431-surat-an-nahl-ayat-83.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

83. Orang-orang kafir dan musyrik itu mengetahui nikmat Allah yaitu pengutusan Rasulullah Muhammad SAW, kemudian mereka mengingkari kenabiannya karena kebodohan dan kekerasan mereka dalam perkataan dan perbuatan, yang mana mereka menganggap bahwa pertolongan itu miliknya (berhala) dan mereka menyembahnya. Dan kebanyakan mereka itu menolak dan menentang.

Ayat ini turun untuk orang Arab yang mendatangi Nabi SAW, lalu Nabi membacakan untuknya ayat-ayat sebelumnya [ayat 80-81]. Kemudian dia berkata “Benar” lalu berpaling, pergi, dan tidak jadi masuk Islam

Sumber: https://tafsirweb.com/4431-surat-an-nahl-ayat-83.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 80-83 Allah SWT menyebutkan kesempurnaan nikmat-nikmatNya kepada hamba-hambaNya, yaitu Dia menjadikan bagi mereka rumah-rumah sebagai tempat tinggal, menetap dan menutupi diri, serta mereka meng­gunakannya untuk berbagai manfaat dan kegunaan lain. Dia menjadikan bagi mereka kulit binatang ternak sebagai kemah-kemah yang mana mereka merasa ringan membawanya dalam perjalanan, lalu mereka memasangnya ketika bermukim baik dalam perjalanan maupun di tempat tinggal. Oleh karena itu Allah berfirman: (yang kalian merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu kalian bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba) yaitu domba (dan bulu unta) yaitu unta (bulu kambing) yaitu kambing dan dhamir itu kembali kepada binatang ternak (alat-alat rumah tangga) yaitu kalian menjadikannya alat-alat rumah tangga, yaitu harta.

Dikatakan yaitu perhiasan. Dikatakan juga yaitu pakaian. Pendapat yang benar lebih umum daripada semua itu, sesungguhnya hal itu dapat dibuat menjadi permadani, pakaian, dan hal lain, serta menjadikannya sebagai harta dan diperjual belikan.

Ibnu Abbas berkata bahwa “Al-Atsats” yaitu perhiasan. Demikian juga dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Al-Hasan, ‘Athiyyah Al-Aufi, ‘Atha’ Al-Khurasani, Adh-Dhahhak, dan Qatadah. Firman Allah: (sampai waktu (tertentu)) yaitu sampai waktu yang ditentukan.

Terkait firman Allah: (Dan Allah menjadikan bagi kalian tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan) Qatadah berkata bahwa itu adalah pohon (dan Dia jadikan bagi kalian tempat-tempat tinggal di gunung-gunung) yaitu benteng-benteng dan tempat-tempat berlindung (dan Dia jadikan bagi kalian pakaian yang memelihara kalian dari panas) yaitu pakaian yang terbuat dari katun, kapas, dan bulu (dan pakaian (baju besi) yang memelihara kalian dalam peperangan) seperti baju dari besi, tameng, dan lain sebagainya (Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian) yaitu demikianlah Dia menjadikan bagi kalian apa yang bisa kalian gunakan untuk urusan kalian, dan apa yang kalian butuhkan agar hal itu menjadi sarana bagi kalian untuk menaati dan menyembahNya (agar kalian berserah diri (kepada-Nya)) Demikianlah yang ditafsirkan oleh mayoritas ulama. Mereka membacanya dengan dikasrahkan huruf lamnya dari (Tuslimun) yaitu dari kata Islam Firman Allah SWT (Jika mereka tetap berpaling) yaitu setelah keterangan ini dan nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan ini, maka tidak ada tanggung jawab bagimu atas mereka (maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan kepadamu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang) Dan sungguh kamu menyampaikan tugasmu kepada mereka (Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka meng­ingkarinya) yaitu, mereka mengetahui bahwa Allah SWT yang memberikan semuanya itu kepada mereka, dan Dia adalah yang memberikan karunia kepada mereka. Dengan semua itu, mereka mengingkari hal itu dan menyembah sembahan lain bersama Dia, dan mereka menyandarkan pertolongan dan rezeki kepada selainNya (dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir)

Sumber: https://tafsirweb.com/4431-surat-an-nahl-ayat-83.html

Informasi Tambahan

Juz

14

Halaman

276

Ruku

234

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved