النحل (An-Nahl)
Surat ke-16, Ayat ke-96
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
📚 Tafsir Al-Muyassar
apa yang ada di sisi kalian berupa harta benda dunia akan lenyap. Sedangkaan apa yang ada di sisi Allah bagi kalian berupa rizki, dan pahala, tidak akan pernah sirna. Dan sungguh Kami akan memberikan balasan pahala bagi orang-orang yang mau bersusah payah mengemban beban-beban taklif, (termasuk di dalamnya menepati janji) dengan balasan yang lebih baik dari amal perbuatan mereka.
Kami memberikan pahala kepada mereka atas amal perbuatan mereka yang terendah sebagaimana Kami pun memberikan balasan kepada mereka atas amal-amal tertinggi mereka sebagai karunia dari kami.
Sumber: https://tafsirweb.com/4444-surat-an-nahl-ayat-96.html
📚 Tafsir as-Sa'di
96. Maka utamakanlah kenikmatan yang lestari di atas kenikmatan yang fana. Sesungguhnya “apa yang ada di sisimu,” meskipun berjumlah banyak sekali, pasti akan lenyap dan hilang “dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal,” dengan keabadian yang Allah tetapkan baginya, tidak hilang dan tidak sirna.
Maka bukanlah insan yang cerdik orang yang lebih mengedepankan barang yang (akan) sirna lagi bernilai rendah di atas kenikmatan yang lestari lagi bernilai tinggi. Pengertian ini senada dengan kandungan Firman Allah, "Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (Al-A’la:16-17) "Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti." (Ali Imran: 198).
Padanya terdapat himbauan dan anjuran untuk bersifat zuhud di dunia, terutama sifat zuhud yang sudah semestinya ditempuh. Yaitu zuhud dari perkara-perkara yang akan menjadi bahaya pada seorang hamba dan menimbulkan kesibukan seorang hamba sehingga melupakan hal-hal yang diwajibkan Allah atas dirinya dan mendahulukannya atas hak Allah. Sesungguhnya zuhud inilah yang mesti ada.
Di antara faktor pendorong untuk berzuhud, adalah hendanya seorang hamba membandingkan kenikmatan-kenikmatan dunia dan godaan-godaan syahwatnya dengan kebaikan-kebaikan di akhirat. (Dengan itu), dia akan menjumpai perbedaan dan jenjang yang berpotensi mengajaknya untuk lebih mengutamakan perkara yang paling luhur dari dua perkara itu. Bukanlah termasuk zuhud yang terpuji, yaitu dengan mengasingkan diri untuk beribadah saja dengan ibadah qashirah (yang hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri), seperti Shalat, puasa, dzikir dan lainnya. Bahkan seorang hamba tidak disebut zuhud dengan cara yang benar, sampai dia mengerjakan perintah-perintah agama yang mampu dia kerjakan, yang zahir dan batin, dakwah kepada Allah dan kepada agamaNya melalui ucapan dan tindakan.
Zuhud yang sebenarnya, ialah merasa tidak butuh kepada sesuatu yang tidak bermanfaat bagi agama dan dunia, dan beranimo serta berusaha berbuat yang bermanfaat. “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar,” atas ketaatan kepada Allah dan bersabar dari maksiat kepadaNya dan mengekang jiwa-jiwa mereka dari jeratan syahwat dunia yang berbahaya bagi agamanya, “dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” satu kebaikan diganjar sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, sampai penggandaan hitungan yang banyak sekali. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
Sumber: https://tafsirweb.com/4444-surat-an-nahl-ayat-96.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
96. Apa yang ada di sisi kalian berupa kebaikan dan nikmat dunia itu akan menghilang dan tiada sekalipun itu jumlahnya banyak. Dan apa yang ada di sisi Allah berupa kenikmatan akhirat itu abadi selamanya dan tidak akan sirna.
Dan sungguh Kami akan membalas orang-orang yang bersabar untuk menepati janji dengan balasan yang lebih baik dari amal mereka karena kesabaran mereka untuk menunaikan janji mereka dengan Nabi.
Sumber: https://tafsirweb.com/4444-surat-an-nahl-ayat-96.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 93-96 Allah SWT berfirman: (Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kalian) wahai manusia (satu umat saja) sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya) (Surah Yunus: 99) yaitu Dia benar-benar menjadikan bersepakat di antara kalian dan Dia tidak menjadikan perselisihan, permusuhan, dan perdebatan di antara kalian: (Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.
Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka) (Surah Hud) Demikian juga Allah SWT berfirman di sini: (tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya) Kemudian Dia akan meminta pertanggungjawaban kalian tentang perbuatan kalian pada hari kiamat, lalu Dia membalas kalian, baik yang besar, sedang, dan sedikit Kemudian Allah SWT memberitahukan hamba-hambaNya agar tidak menjadikan sumpahnya untuk menipu dan melakukan tipu muslihat, agar kakinya tidak tergelincir sesudah dikukuhkan.
Perumpamaan bagi orang yang tadinya berada pada jalan yang lurus, lalu menyimpang darinya dan tergelincir dari jalan petunjuk karena sumpah yang dia langgar dan menjadikannya terhalang dari jalan Allah, karena orang kafir itu melihat ada orang mukmin yang bersumpah kepadanya, kemudian orang mukmin itu melanggar sumpahnya, maka tidak ada yang tersisa bagi orang kafir terhadap agama orang mukmin. Maka orang kafir itu terhalang dari masuk Islam karena hal itu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan kalian rasakan kemelaratan (di dunia) karena kalian menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagi kalian azab yang besar) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan janganlah kalian tukar perjanjian kalian dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah)) yaitu, janganlah menukar iman kepada Allah dengan kehidupan dunia dan perhiasannya, sesungguhnya hal itu sedikit.
Sekiranya dunia dan isinya diberikankepada seseorang, maka apa yang ada di sisi Allah lebih baik baginya. yaitu balasan dan pahala Allah adalah lebih baik bagi orang yang berharap kepadaNya, beriman kepadaNya, memohon kepadaNya,dan memelihara janjinya dengan Allah karena mengharapkan pahala yang Dia janjikan. Oleh karena itu Allah berfirman: (jika kalian mengetahui (95) Apa yang di sisi kalian akan lenyap) yaitu akan habis dan lenyap, sesungguhnya hal itu mempunyai batas waktu tertentu dan masa habisnya (dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal) yaitu, pahalaNya untuk kalian di surga itu kekal, tidak ada habisnya dan tidak ada putusnya, sesungguhnya hal itu bersifat kekal, tidak berubah, dan tidak lenyap (Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan) Sumpah dari Allah SWT yang diperkuat dengan huruf “lam” bahwa sesungguhnya Dia akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari amal perbuatan mereka, yaitu membiarkan keburukannya.
Sumber: https://tafsirweb.com/4444-surat-an-nahl-ayat-96.html
Informasi Tambahan
Juz
14
Halaman
278
Ruku
236