Kembali ke Surat An-Nahl

النحل (An-Nahl)

Surat ke-16, Ayat ke-120

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ

Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah),

📚 Tafsir Al-Muyassar

120-122. Sesungguhnya ibrahim adalah seorang imam (panutan) dalam kebaikan, orang yang taat dan tunduk kepada Allah, tidak miring dari agama islam, seorang yang mengesakan Allah, tidak mempersekutukanNya, dan ia seorang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah padanya. Allah memilihnya untuk mengemban risalahnya, dan menunjukinya kedalam jalan yang lurus, yaitu jalan islam, dan kami berikan kepadanya di dunia ini berupa kenikmatan yang baik, berupa sanjungan terhadapnya di tengah orang-orang yang datang belakangan, juga sebagai teladan baik, dan juga putra yang shalih.

Sesungguhnya dia di sisi Allah di akhirat kelak benar-benar termasuk orang-orang yang shalih, orang-orang yang mendapatkan kedudukan yang tinggi.

Sumber: https://tafsirweb.com/4468-surat-an-nahl-ayat-120.html

📚 Tafsir as-Sa'di

120. Allah memberitahukan tentang hal-hal yang membuat Allah mengutamakan kekasihNya, Ibrahim dengan itu dan perkara-perkara yang Allah mengistimewakan beliau dengannya, berupa keutamaan yang luhur dan kebaikan-kebaikan yang sempurna. Allah berfirman, “Sesunggguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan,” maksudnya imam panutan, yang menghimpun sifat-sifat kebaikan, memberi petunjuk dan penuh dengan hidayah “lagi patuh kepada Allah,” maksudnya, selalu sibuk dalam keaatan kepada Rabbnya, mengikhlaskan agama bagiNya “dan hanif,” selalu menghadap kepada Allah dengan mahabbah, inabah, dan ubudiyah, serta berpaling dari selainNya “dan sekali-kali bukanlah dia termmasuk orang-orang yang mempersekutukan,” di seluruh ucapan, perbuatan, dan semua kondisinya.

Sebab beliau adalah panutan kaum muwahhidin (orang-orang yang bertauhid) yang lurus.

Sumber: https://tafsirweb.com/4468-surat-an-nahl-ayat-120.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

120. Sesungguhnya Ibrahim adalah laki-laki yang mengumpulkan kebaikan dan mengetahui syariat, layaknya seorang imam dan pemimpin kelompok karena dia digambarkan dengan banyak sifat. Dia juga orang yang taat kepada Allah dengan menjalankan perintahNya, penuh ketakutan terhadap Allah dan berpaling dari agama-agama batil dan mengarah kepada agama yang benar, dan beriman hanya kepada Allah, serta tidak termasuk orang-orang-orang musyrik.

Sumber: https://tafsirweb.com/4468-surat-an-nahl-ayat-120.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 120-123 Allah SWT memuji hamba, rasul, dan kekasihNya nabi Ibrahim, imam orang-orang yang hanif dan orang tua para nabi bahwa dia bersih dari kemusyrikan, dan dari Yahudi dan Nasrani. Lalu Allah berfirman. (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif.) Adapun kata “al-ummah” yaitu imam yang dijadikan panutan. “Al-qanit” yaitu patuh dan taat, dan “al-hanif” yaitu menyimpang dari kemusyrikan menuju jalan tauhid.

Oleh karean itu Allah berfirman (Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)) Diriwayarkan dari Abu Al-Abidin, bahwa dia pernah bertanya kepada Abdullah ibnu Mas'ud tentang makna “al-ummatul al-qaanitu”. lalu dia menjawab,”Umat yang mengajarkan kebaikan, dan “al-qanit” yaitu taat kepada Allah dan RasulNya." Mujahid berkata yaitu umat yaitu hanya kepadaNya yaitu patuh dan taat Firman Allah: ((lagi) mensyukuri nikmat-nikmat Allah) yaitu bersyukur atas nikmat-nikmat Allan kepadanya.

Sebagaimana firmanNya: (dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji (37)) (Surah An-Najm) yaitu, selalu mengerjakan semua yang diperintahkan Allah SWT kepadanya.

Firman Allah: (Allah telah memilihnya) yaitu memilihnya menjadi orang pilihanNya, sebagaimana firmanNya: (Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya (51)) (Surah Al-Anbiya) Kemudian Allah berfirman: (Dan menunjukinya kepada jalan yang lurus) yaitu menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, menurut syariat yang Dia ridhai.

Firman Allah SWT: (Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia) yaitu, Kami menghimpunkan baginya kebaikan dunia dari semua yang diperlukan oleh orang mukmin dalam kehidupannya yang sempurna yang baik (Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh) Mujahid berkata tentang firmanNya:( Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia) yaitu lisan yang benar. Firman Allah SWT: (Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif”) yaitu karena kesempurnaan dan kebenaran tauhid dan jalannya, maka Kami wahyukan kepadamu, wahai penutup para rasul dan pemimpin para nabi: (Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan) Sebagaimana Allah berfirman: (Katakanlah, "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik (161)) (Surah Al-An'am) Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingkari orang-orang Yahudi

Sumber: https://tafsirweb.com/4468-surat-an-nahl-ayat-120.html

Informasi Tambahan

Juz

14

Halaman

281

Ruku

239

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved