Kembali ke Surat Al-Isra'

الاسراۤء (Al-Isra')

Surat ke-17, Ayat ke-23

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan tuhanmu (wahai manusia) telah memerintah, mengharuskan dan mewajibkan untuk diesakan dalam peribadahan kepadaNya, dan Dia memerintahkan untuk berbuat baik kepada bapak-ibu, terutama di saat mereka berusia lanjut, janganlah engkau berkeluh kesah, jangan merasa kesal terhadap sesuatu yang engkau lihat dari mereka atau salah satu dari mereka, dan jangan memperdengarkan kepada mereka ucapan yang buruk, bahkan jangan pula berkata (ah) sekaliapun ia merupakan tingkat terendah dari ucapan yang buruk. Dan janganlah muncul darimu tindakan buruk kepada mereka berdua. Akan tetapi bersikaplah lembu kepada mereka berdua.

Dan katakanlah kepada mereka berdua selalu perkataan lembut bagi tulus.

Sumber: https://tafsirweb.com/4627-surat-al-isra-ayat-23.html

📚 Tafsir as-Sa'di

23. Ketika Allah melarang perbuatan syirik, maka Dia memerintahkan untuk bertauhid, seraya berfirman, “Dan Rabbmu telah memerintahkan,” dengan ketetapan agama dan memerintahkan dengan perintah syar’I (yang berhubungan dengan mahabbah Allah terhadap perintah tersebut. Pent) “janganlah kalian menyembah,” siapa pun dari penduduk bumi ataupun langit, yang masih hidup maupun yang sudah mati “kecuali kepadaNya,” karena Diaa-lah Mahatunggal, Maha Esa dan Satu, tempat bergantung, yang memiliki semua sifat kesempurnaan, (dan memiliki sifat) paling agung di antara sifat-sifat yang sempurna itu dalam bentuk tingkatan yang tidak ada satu makhluk pun yang menyerupaiNYa. Dia-lah Pemberi nikmat lahiriyah dan batiniyah, Dzat yang mampu menolak semua siksaan, Yang Menciptakan, Pemberi rizki dan Pengatur segala urusan.

Dia Esa dengan segala sifat itu. Adapun selain Allah, maka tidak ada yang memiliki sedikit pun dari sifat-sifat tersebut. Setelah menyebutkan hak-hakNya, Allah kemudian menyebutkan masalah pelaksanaan hak kedua orang tua dengan FirmanNya, “Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya,” maksudnya berbuatlah kebaikan kepada orang tua dengan segala bentuk kebaktian yang bersifat perkataan ataupun perbuatan.

Hal ini dikarenakan mereka merupakan penyebab munculnya seseorang di dunia ini. Mereka mempunyai rasa kecintaan dan keinginan berbuat baik serta kedekatan kepada anak yang menorehkan tuntutan semakin kuatnya haknya mereka dan semakin wajibnya berbakti kepada mereka. “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeiharaanmu,” maksudnya apabila keduanya telah memasuki usiaa (lanjut), saat kekuatan mereka mulai melemah, dan membutuhkan sikap kelembutan dan baik dalam kadar yang sudah semestinya “maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan, Ah.” Ini adalah bentuk gangguan yang paling ringan, Allah memperingatkan dengan bentuk gangguan ini terhadap jenis gangguan lain (yang lebih besar). Pengertiannya, janganlah kamu menyakiti keduanya dengan gangguan sekecil apa pun, “dan janganlah kamu membentak mereka,” maksudnya janganlah menggertak dan berkata kepada keduanya dengan kata-kata yang kasar. “Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,” dengan ungkapan yang mereka sukai dengan penuh sopan santun, dengan omongan yang lemah lembut nan elok, yang menyejukkan hati dan menentramkan jiwa mereka.

Semuanya itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta masa.

Sumber: https://tafsirweb.com/4627-surat-al-isra-ayat-23.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

23. Wahai manusia, Allah telah memberikan perintah yang mutlak dan ketentuan agar kalian tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah, dan sebaiknya kalian berbuat baik kepada kedua orang tua secara sempurna, jika salah satu atau keduanya telah sampai pada umur yang seharusnya kamu jaga dan pelihara. Janganlah menyakiti keduanya dengan memberi penderitaan terkecil (sekalipun) seperti mengucapkan kata (Uffin) yang menunjukkan pada kemalasan atau keberatan hati. janganlah memperingatkan keduanya dengan kasar, dan ucapkanlah perkataan yang indah dan halus kepada keduanya

Sumber: https://tafsirweb.com/4627-surat-al-isra-ayat-23.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 23-24 Allah SWT berfirman seraya memerintahkan untuk menyem­bah hanya kepadaNya, tidak ada sekutu bagiNya. Sesungguhnya “qadha” di sini maknanya adalah perintah. Mujahid berkata tentang firmanNya, ("Waqadha") yaitu memerin­tahkan.

Demikian juga Ubay bin Ka'b, Ibnu Mas'ud., dan Adh-Dhahhak bin Muzahim membacanya (Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia) Oleh karena itu Dia mengiringkan penyembahan kepadaNya dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah SWT berfirman (dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu) yaitu Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua. Sebagaimana firman Allah dalam ayat lain: (Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu) (Surah Luqman: 14) (Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan 'ah' kepada keduanya) yaitu, janganlah mengeluarkan kata-kata yang buruk, sehingga keluhan yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan (dan janganlah kamu membentak mereka) yaitu janganlah bersikap buruk kepada keduanya, sebagaimana yang dikatakan ‘Atha’ bin Abi Rabah tentang firmanNya: (dan janganlah kamu membentak mereka) yaitu, janganlah kamu menolak kedua tanganmu terhadap keduanya.

Setelah melarang mengeluarkan perkataan dan perbuatan buruk, Dia memerintahkan untuk berkata dan berbuat kebaikan. Lalu Allah berfirman: (dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia) yaitu yang lemah lembut dan baik dengan berlaku sopan, hormat dan memuliakan keduanya (Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan) yaitu berendah diri dalam menghadapi keduanya (dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka kedua­nya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil") yaitu, saat keduanya berusia lanjut, dan saat keduanya telah wafat.

Ibnu Abbas berkata bahwa kemudian Allah menurunkan firmanNya: (Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya)) (Surah At-Taubah: 113),

Sumber: https://tafsirweb.com/4627-surat-al-isra-ayat-23.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

284

Ruku

242

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved